Jagad persilatan kembali geger gara-gara serial Layangan Putus. Kisah Mas Aris (diperankan Reza Rahardian) yang selingkuh ke Lidya (Anya Geraldine) padahal istri sahnya (Putri Marino) udah sempurna banget jadi pasangan.
Aku enggak ngikutin. Cupu akutu sumpah. Kalau bisa dihindari, mending aku jauh-jauh deh dari tayangan bergenre perselingkuhan dan poligami. Buatku, niat nonton drama tuh untuk cari hiburan, bukan meracuni pikiran. Tapi itu kalau aku ya, jika kalian di sini merasa fine thankyou, silahkan banget nonton.
Sayangnya, meski sudah berusaha menghindar, aku tetap menemukan beberapa cuplikan drama tersebut di hampir semua lini sosial media. Bahkan di twitter, layangan putus dan Putri Marino sempat menjadi trending topik.
Tapi emang sih, akting Putri Marino sebagai Kinan patut diacungi empat jempol. Aku sebagai pemirsa gadungan bisa loh kebawa emosi. Padahal yang kutonton cuma cuplikan berdurasi lima puluh detik saja. Segitu aku udah pengen ikut nampol Mas Aris bolak-balik pakai batu.
Layangan Putus Adalah…
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Layangan Putus pertama kali viral lewat postingan Mommi ASF di KBM (Komunitas Bisa Menulis) Facebook. Beliau bercerita tentang kondisinya yang saat itu jungkir balik karena sang suami menikah lagi. Tak terima dipoligami diam-diam, Mommi ASF mengajukan cerai.
Lewat pengamatan netizen yang super canggih, diketahui si suami adalah pemiliki sebuah channel dakwah di youtube. Prahara tersebut kontan membuat banyak ibu-ibu ngeri karena ternyata, memiliki suami soleh tak menjamin dia akan setia.
Baca Juga : Untuk Aku dan Kamu, Yang Mudah Bilang Cerai Saat Bertengkar
Seingatku, netizen menggeruduk sosial media si suami dan si istri muda. Seruan untuk unsubscribe channel dakwah si mantan suami berkumandang. Terus entah gimana, kasus itu mereda. Mommi ASF menerbitkan buku, kembali bekerja menjadi dokter hewan, dan kisahnya diangkat menjadi serial.
Perasaanku waktu itu ya mirip-mirip kayak sekarang. Aku benci sama si pelakor yang berani menyelinap masuk ke dalam rumah tangga orang lain. Tapi sejujurnya, aku justru luar biasa marah dan benci sama si mantan suami karena tega berpaling dan menduakan cinta.
Apa sih, sebanyak dan sebahenol apapun pelakor di luaran sana, kalau si mantan suami gak membukakan pintu, rumah tangganya dengan Mommi ASF tentu gak bakalan retak. Apalagi diceritakan kalau hubungan ranjang antara mereka selama itu pun baik-baik saja.
Jadi ya menurutku, yang harusnya jadi sasaran tembak memang si mantan suami. Dan aku salut karena Mommi ASF mengambil sikap tegas untuk tidak menoleransi perselingkuhan. Meski tentu, pahitnya bukan main.
Selingkuh Menurut Suami
Mengapa serial layangan putus begitu ramai dan bahkan sampai berdampak ke kehidupan nyata sebagian keluarga? Kemarin aku sempat baca postingan seorang bapak yang namanya Aris, di twitter.
Pak Aris ingin serial Layangan Putus ini dihentikan saja penayangannya karena si istri sekarang melarang dia untuk pergi kemana-mana dan jadi sangat curigaan. Pekerjaan beliau terganggu. Sang istri takut dirinya akan selingkuh, terutama karena kebetulan saja namanya itu “Aris”.
Aku meringis waktu baca, antara kasihan tapi juga pengen ketawa. Layangan Putus ini latarnya kan di Indonesia, jadi ya pasti terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Gak heran banyak ibu-ibu yang suaminya bernama “Aris” langsung waspada.
Duh, sabar ya bapak-bapak. Hihihi.
Anyway, sebetulnya apa yang aku rasa ya sama seperti ibu-ibu itu kok. Denger cerita perselingkuhan viral, hati ikutan kebat-kebit gak keruan. Cuman kalau ikut-ikutan kesel ke pasangan tanpa alasan, malah hubungan kami bisa hancur beneran kan?
Baca Juga : Dear Suami, Jangan Bilang Sabar Ke Istri Ya
Aku cukup mengenal suamiku ini tipe yang seperti apa. Dia cuek, gak banyak bicara, tapi bertanggung jawab dan insya Allah setia. Kalaupun tergoda, paling-paling gegara ajakan untuk main pokemon atau dota. Dulu parah banget dia mainnya, tapi sekarang udah agak tobat.
Nah, daripada overthinking sendiri akupun mencoba menjadikan selingkuh sebagai topik untuk didiskusikan dalam salah satu sesi tea talk kami. Percayalah, deg-degan banget aslinya mau ngobrolin ini tuh. Aku was-was dia bakal ngasih jawaban yang tidak sesuai dengan ekspektasiku.
Well, sebenernya suamiku pun agak terkejut saat aku sok-sokan ngajakin ngobrol tentang ini sama dia. Hahaha. Dia tahu banget kalau aku sangat baperan.
“Ini jebakan atau bukan nih?” kata ekspresi wajah suami saat dia lagi berpikir untuk jawab pertanyaanku. Aku paham, dia enggak mau endingnya kami berantem atau diem-dieman. Padahal aku yang memulai, wkwkwk.
Surprisingly, percakapan kami berjalan baik. Enggak ada pemikiran yang melenceng atau gimana. Makannya, aku mau coba tulis beberapa poin di sini biar enggak lupa.
Suami Itu Manusia yang Mampu Berpikir, Bukan Barang yang Mudah Direbut Begitu Saja
Yap!
Alhamdulillah suamiku masih nge-square alias ngotak. Dia loh bingung kenapa frasa yang sering dipakai saat suami selingkuh adalah ‘direbut’. Emangnya suami itu benda mati atau gimana?
Tolong perhatikan ya sodara-sodara, suami itu manusia. Punya hati, perasaan, dan juga diberkahi akal. Meski ya terkadang ada aja orang yang lebih suka memakai dengkul untuk mikir dibanding serebrum-nya.
Nah, kepemilikan akal inilah yang membedakan manusia dengan hewan atau benda mati. Singkatnya sih, salah besar kalau sampai ada yang bilang suami itu direbut. Emang dasar dianya aja yang mau berpaling ke lain hati dan melanggar janji.
Suami Selingkuh Itu Salah Suami, Bukan Salah Istri
Masih nyambung dengan pembahasan sebelumnya. Jadi, kalau ada suami yang selingkuh, ketahuan, dan dia nyalah-nyalahin pihak istri. Jalan terbaik adalah potong tititnya gaes!
Serius, aku suka ikutan sedih dan marah kalau ada ibu-ibu curhat udah diselingkuhi, ditunjuk jadi penyebab suaminya selingkuh pula. Empati mana empati?
Kalau mau dirunut lagi, justru tugas suami itu meluruskan istri yang bengkok loh. Misal si istri tidak melakukan tugasnya untuk taat, tidak sholat lima waktu, dan tidak berpuasa, suami wajib membimbing mengingatkan. Bukan malah lari ke yang lain.
Benci akutu sama orang manipulatif yang menjadikan kekurangan istri untuk alasan selingkuh. Aku tegaskan aja ya, SELINGKUH ITU SALAH DAN TIDAK ADA ALASAN PEMBENAR ATAUPUN PEMAAFNYA.
Bila memang merasa sudah tidak mampu lagi untuk bertahan, yasudah berpisahlah dengan baik. Selesaikan dulu, baru memulai hubungan baru. Itupun kalau ada yang mau. Huh!
Intinya sih gaes, kalau kalian mau menghujat pasangan selingkuh, hujat keduanya. Jangan tanggung-tanggung.
Jika Memang Sudah Niat, Jarak, Penampilan, Sikap, Bukan Halangan Untuk Selingkuh
“Jarak tuh bisa jadi penyebab selingkuh enggak sih?” tanyaku ke suami, yang dijawab dengan tawa.
Woh, aku nanya serius dia malah ketawa-ketiwi dengernya. Minta dicium atau gimana nih? #tsaah
“Mah, sini aku kasih tahu.” jawabnya masih sambil ketawa. “Kalau orang emang udah niat selingkuh, tinggal bareng kayak kita gini aja ya pasti kejadian. Tapi kalau memang niatnya setia, mau sejauh apapun jarak membentang, ya pasti akan jaga hatilah.”
Aku ngangguk-ngangguk.
“Berarti ini berlaku untuk hal lainnya juga ya. Misal penampilan yang udah enggak seperti dulu, atau sikap yang berubah?”
“Iya dong. Kalau memang udah berkomitmen untuk setia sama pasangan, mau berubah seperti apapun fisiknya, pasti tetap setia. Enggak kayak yang sering kamu takutin itu.”
Mendengar suami mulai nyindir-nyindir, aku auto mecucu. Aku memang sempat berada dalam fase super duper insecure dengan penampilan. Stretchmark di perutku dalem, kan dipakai untuk hamil tiga anak. Kulit wajah kusam, badan menggendats, rambut rontok, jelek pokoknya. Aku aja sampai ngeri setiap lihat diri sendiri di kaca.
Dia memang enggak pernah komplain sih. Paling kalau aku ngeluh, dia nawarin untuk perawatan. Waktu aku bilang aku pengen diet ngatur pola makan pun dia oke-oke aja. Gak mendukung ataupun melarang. Cuma tiba-tiba jadi sering nawarin jajan. Minta diciat-ciat emang, wakaka.
Pokoknya camkan baik-baik ya semua, selingkuh dilakukan karena pasangan kita yang tidak cukup mampu menjaga komitmen. Kesalahan itu ada di pundak dia, bukan di jarak, bukan di penampilan korban, bukan juga karena sikap korban.
Please atuhlah, salah satu syarat menikah itu kan cukup umur dan waras. Cukup umur memang enggak menjamin kedewasaan sih, tapi setidaknya jika memang kalian ini statusnya suami istri, setiap ada masalah itu mbok diobrolin. Jangan pakai dipendem, kode, atau malah curhat ke pihak lain.
Misal kalian enggak sreg sama cara pasangan mengatur keuangan rumah tangga, sok atuh duduk bareng sambil bawa pensil buku plus kalkulator. Diskusi. Bikin pencatatan.
Contoh lain, misal kalian gak cocok sama makanan yang dimasak pasangan, ya obrolin. Kasih tahu kalian mau dimasakin apa, modalin sekalian.
Enggak heran kalau salah satu panduan menikah yang dulu pernah aku baca bunyinya tuh kayak gini. “Menikahlah dengan orang yang kamu merasa nyaman untuk ngobrol.”
Alasannya ya karena banyak sekali hal-hal yang perlu dibicarakan setelah akad nikah selesai. Belum punya anak aja banyak yang bisa dijadikan topik kok. Cuman memang pembahasannya agak berat. Tapi tenang, ngobrol hati ke hati bisa meningkatkan bonding, terutama jika ditambah adegan skin to skin. Eh ups.
Aduduh, bahas masalah selingkuh kok malah jadi nyerempet ke situ. Maksud aku adalah, selingkuh sering membuat korbannya menjadi rendah diri. Banyak perempuan merasa tidak cukup baik, cantik, menarik karena suaminya selingkuh. Padahal ya kalau dilihat-lihat, si istri ini udah berjuang setengah modar. Emang pasangannya aja yang jelajatan.
Kalian nonton Crazy Rich Asians gak gaes? Belum? Coba nonton terus skip ke bagian hampir ending. Astrid, salah satu tokoh di sana diceritakan merasa sedih karena suaminya selingkuh. Tebak deh apa alasan si suami melipir ke perempuan lain? Karena dia insecure dengan istrinya.
Gemes banget, alih-alih berjuang untuk upgrade diri, eh ini malah slengki.
Tips Menjaga Cinta Untuk Pasangan
Seiring berjalannya waktu, terkadang rasa cinta memang mengalami perubahan.
“Makin besar sih cintanya.” kata suami yang sukses bikin aku meleyot.
We’re married for almost ten years , dan jujur aku belum pernah merasa bosan. Sempat kepikiran pengen kabur atau pergi jauh dari suami ya saat bertengkar atau karena dia menyebalkan. Selebihnya sih kami saling membucin, hahah.
“Cara paling mudah tetap setia itu ya menjaga pandangan.” celetuknya santai. “Menjaga pandangan, puasa, itu ada loh di Al-Quran.”
Ada satu hal menarik yang pengen aku ceritain. Dulu aku sempat berkunjung ke kantor suami, dan ketemu sama teman-temannya. Teman-temannya ini ada yang seumuran ada juga yang lebih muda. Terus tanpa disuruh, mereka cerita gimana keseharian suamiku di kantor.
“Mas Yusuf itu gak banyak ngomong mbak. Paling senyam-senyum aja. Kalau rame paling ya bahas game atau pokemon.”
Aku ngikik.
Alhamdulillah, berarti dia ini cukup konsisten antara di rumah dan di kantor. Kalau sampai sikapnya beda, aku bakal nangis. Huhuhu.
Oh iya, suamiku ini kalau ngobrol sama lawan jenis juga biasanya gak lihatin langsung ke wajah mereka. Arah pandangannya agak melipir. Terus kalau kita jalan-jalan dan ada spg nawarin barang, arah tatapannya lurus ke depan, gak nengak-nengok ke mbaknya.
Aku berharap suamiku bisa begini terus. Supaya sekalinya dia mandang wajah perempuan, wajahku atau anak gadisnya aja yang kelihatan.
Selain menjaga pandangan, apa lagi yang kira-kira bisa dilakukan? Pastinya sih selalu hadir di saat pasangan membutuhkan.
Maksudnya?
Gini, gini. Aku contohin deh. Beberapa bulan yang lalu kan papaku wafat karena covid. Sebelum beliau berpulang, aku sempat pulang ke Jogja dan bolak-balik ke RS untuk menengok. Selama dua minggu di sana, banyak kejadian yang bikin hatiku rontok. Tapi aku bisa kuat karena dia bersedia mendampingi.
Aku merasa lebih kuat, karena tahu suamiku tidak membiarkanku sendirian. Pada titik tersebut, aku jadi makin sayang dan bucin ke dia.
Begitu juga saat suamiku sakit kemarin. Ketika itu dia muntah di lantai bawah kasur. Aku membersihkan bekas muntahannya, membelikan obat, mijetin, pokoknya merawat dia sampai sembuh. Begitu sehat, dia bilang kalau rasa cintanya makin bertambah karena aku hadir di saat-saat lemahnya.
Jangan sampai kita hanya mau berada di sisi pasangan ketika mereka fine-fine saja. Terus kabur ketika masalah melanda. Ingat kata pepatah, I love you unconditionally. Aku mencintaimu tanpa syarat.
Kesimpulan
Menurut teman-teman yang sudah membaca sampai selesai, kesimpulan dari tulisan ini apa hayo?
Kalau aku sih, banyak berdoa minta sama Allah supaya hatiku dan hati suamiku sama-sama terjaga. Soalnya fenomena-fenomena jaman sekarang itu ngeri banget. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menjaga diri.
Nah, itu aja hasil sharing tea talk dalam episode kali ini. Nantikan tulisan tea talk lainnya ya!
18 Komentar. Leave new
Dari sudut pandangku sebagai cowok pun selingkuh itu menjijikkan. Bahkan *uhuk, praktik poligami sekarang ini kebanyakan hanya untuk “membenarkan” praktik perselingkuhan. Gemes dan ikutan miris dengan kejadian semacam ini. Makanya orang suka nonton layangan putus sebab dengan secara realita sekitar.
Ujian rumah tangga emang beda-beda ya. Mudah-mudahan rumah tangga saya nggak diuji dengan adanya orang ketiga. Kalau saya mengusahakan untuk makan bersama minimal 1 kali sehari bareng semua anggota keluarga. Khusus saya an suami, kami selalu makan sepiring berdua sejak masih pengantin baru sampai sekarang 15 tahun pernikahan. Alhamdulillah, hati kami tetap merasa dekat meski makin sedikit waktu buat berduaan.
Selingkuh…hmmm ini yang memang SEHARUSnya tidak ada di rumahtangga.Tetapi kembali lagi kekuatan cinta itu harus dijaga.Secantik, seganteng apapun diluar sana kalau suami / istri mengatakan MILIKKU (pasangannya) lebih dari yang diluaran sana,tidak akan terjadi.Harus saling menjaga ya,pendapatku
saya setuju, kasus selingkuh tuh yang salah suami, bukan salah pelakor atau malah istrinya
bangun komunikasi dong antar suami istri agar kuat dan gak mudah digempur orang luar
Waduh-waduh… Emak-emak kalau bahas perselingkuhan, seruuuu banget.
Alhamdulillah saya termasuk tipe suami setia. Maaf, saya tidak mau membahas siapa yang salah dalam suatu perselingkuhan. Yang jelas kalau rumah tangga kita jalanin sesuai sunnah dan saling setia, saling percaya, insyaallah langgeng…. Saya menganggap pasangan itu sebagai sahabat dunia akhirat, itu saja sih…
Kisah layangan putus ini booming banget ya mbak jadi kasian bapck bapack jadi dcurigai istri sendiri heheh tapi setuju sih semua itu asalnya dari niat,..kalau emang niatnya engga tertarik selingkuh mau ada ciwi seksi model apapun ya ga terpengaruh tapi klo niatnya selingkuh misal ada kambing betina juga pasti kejadian hihihi
wkwkwkw… samaan mbak, aku tuh kadang bilang ke suami “sejak hari ini, aku mau mengurangi makan, mau diet” Dia sih diem aja. Tapi sorenya dia bawain bakso, martabak manis. Besok pagi-pagi udah buka kulkas, terus masak. Dan masakan dia tuh selalu enak, jadi kan saya merasa bersalah kalau nggak makan masakan dia.
Hmm.. bener juga ya. Suami tuh manusia yang punya akal. Jadinya bukan direbut oleh pelakor, emang dianya aja yang niat untuk belok
Perselingkuhan itu bukan sebuah kekhilafan sih menurutku, karena kedua belah pihak sama-sama memiliki daya pikir dan perasaan, jadi pastinya ada kesempatan dan niat yang sama dari kedua belah yang melakukan hihihi
Nah, saya nonton Layangan Putus malah senyum senyum sendiri. Walau diangkat dari kisah nyata namun memang semua tergantung dari individu masing-masing ya mba. Dan bener kata suami mba, yang serumah ada bisa kok selingkuh ngapain nunggu LDR. intinya memang semua balik lagi ke individunya
ternyata bukan hanya aq aja yang nggak nonton serial layangan putus, tapi biarpun nggak nonton langsung tetep aja liat sekelebat2 cuplikannya di tiktok
Setuju nih kadang memang komunikasi suami istri harus diperbaiki harus banyak ngobrol tapi makin kesini aku lihat di sekitar suami istri yg gak ngobrol udah dianggap lumrah akhirnya masalah gak terpecahkan
Selingkuh dan poligami tuh selalu jadi tema obrolan yang bikin panas kaum hawa. Ada pro dan kontra bahkan antara sesama wanita. Dan itu sepertinya gak pernah putus jadi bahan diskusi. Luar biasa lah pokoknya. Semoga ya, nurani kita terjaga, logika kita tetap berjalan, hati kita pun lembut untuk tidak menyakiti hati sesama wanita. Baik itu dalam bentuk perselingkuhan maupun dalam pernikahan.
Balik lagi nawaitu nya apa yak.
Kalau niatnya memang ingin melanglang buana padahal udah nikah ya pasti susah. Apalagi bila semenjak belum nikah udah seperti itu.
baca obrolan mba ayuna sama suami seru banget ya. aku juga hindari film yg berbau selingkuh, soalnya aku gampang bgt masuk kedalam hati, apalagi blm menikah. Ah, doain aja segera dapat teman hidup yg serasi dan bisa seru2an dalam jalanin kehidupan.
Jadi bingung nih mau komentar apa. Saya sendiri korban dari broken home kedua orang tua. sebagai anak susah untuk melihat mana yg bener atau salah, karena dari keduanya memiliki alasan masing-masing
Fenomena sosial rerjadi di masyarakat dan diangkat dalam sebuah sajian film tentu menjadi tantangan untuk mengambil hikmah dan panduan cara mengatasi sesuai panduan hidup
waduh hipe banget nih layangan putus, saya aja gak ngikutin series nya tapi tau ceritanya, banyak yg ngomongin dan di media sosial juga rame, hebat nih seriesnya, cuma ibu-ibu jangan jadi parno semua ya gara-gara mas aris nanti jadi curigaan sama suaminya hehehe
Gara2 sering lewat di beranda tiktok aku, aku jadi paham jalan cerita layangan putus. Semoga dihindarkan dari kerjadian yanng ada di serial itu
[…] rasa, spesialisasi beliau memang self healing. Teman-teman yang punya masalah dengan insecurity, tidak pede, selalu merasa kalah, merasa buruk, […]
[…] Mak, kalian sering enggak sih banding-bandingin masa kecil kita dengan masa kecil anak-anak kita saat ini? Jujur kalau aku cukup sering ya, meski enggak pernah aku obrolin terang-terangan di depan anak-anak karena takut mereka jadi bingung. Biasanya aku bahas tentang hal ini bareng suami saat pillow talk. […]
[…] rasa, dia jadi mikir selepas deeptalk kami waktu […]
[…] Baca Juga : Selingkuh Dari Sudut Pandang Suami […]
[…] Baca Juga : Tea Talk, Selingkuh Dari Sudut Pandang Suami […]