Wah, tahu-tahu udah tanggal satu lagi aja nih. Masuk bulan baru, yang artinya harus bikin catatan keuangan yang baru. Tapi tahu enggak sih, bulan Februari kemarin, aku enggak cuma bikin catatan pengeluaran doang loh. Aku juga belajar bikin budgeting tipis-tipis.
Sudah cukup rasanya kemarin itu aku ditampar-tampar sama catatan dosa keborosanku sendiri. Fakta bahwa uang yang dihasilkan susah payah bisa bocor kemana-mana akhirnya jadi pelajaran.
Bayangin, padahal gak ada biaya transport sekolah anak ataupun tambahan ekskul, tapi pengeluaran tetep minus itu gimana ceritanya coba? Ya enggak gimana-gimana, selain karena memang ada beberapa kebutuhan dadakan yang tak terduga, aku harus mengakui kalau aku udah kebablasan.
Tujuan Budgeting
Waktu duduk berdua lagi sama Cucup (sambil meratapi catatan keuangan) aku bilang kalau aku punya dua alasan kenapa harus memulai budgeting. Pertama, bulan Juni nanti ketiga anak kami akan sekolah semua.
Si abang, biaya kenaikan kelas butuh kurang lebih lima juta, si Teteh naik ke TK B biaya belum diketahui, sedangkan si Dedek masuk TK A biaya all in kurang lebih tiga setengah juta. Jadi kalau dihitung-hitung, aku butuh sepuluh juta kurang lebihnya.
Banyak? Banget.
Tapi setidaknya, aku udah enggak punya beban cicilan apapun lagi. Jadi insya Allah aku cukup pede bisa ngumpulin duit segitu meski hanya dari suami. (Yaiyalah, biaya pendidikan anak-anak kan tanggung jawab die).
Kedua, biaya mudik. Nah, ini aku masih bingung mau mudik atau enggak karena selama pandemi segala sesuatu itu enggak pasti. Dua tahun lalu aku enggak pulang ke Jogja pas lebaran, nangis bombay banget. Makannya tahun ini aku pengen banget bisa kesana, meski udah enggak ada papa.
Setidaknya, dua hal itu menjadi tujuan jangka pendek keuanganku. Masih inget kan, dalam tulisan sebelumnya, menentukan tujuan kita mencatat atau bikin budgeting itu penting. Terus karena sifatnya sangat personal, tiap keluarga pasti berbeda. So, seperti halnya aku, tentukan tujuan kalian ya.
Apa Saja Yang Perlu Dibuat Anggaran?
Semua pengeluaran perlu dibuat anggaran sih. Mulai dari yang gede-gede kayak biaya makan atau transport sampai urusan sosial. Bagi yang udah terbiasa mencatat pengeluaran, bikin anggaran terhitung mudah kok. Lha wong angkanya udah ketahuan, hehe.
Nah, kalau aku pribadi, anggaranku antara lain :
- Makan (Aku bikin budget untuk sebulan, yang kemudian dipecah jadi mingguan)
- Edukasi (SPP, Ekskul, kursus, peralatan, dll)
- Personal Needs (Kebutuhan aku dan Cucup)
- Home Utilities (Biaya ART, Iuran Lingkungan, Indihome, Ntflix, Listrik, dll)
- Pemeliharaan Aset (Servis AC, Servis Motor, Benerin rumah bocor, dll)
- Sosial (Kasih kado lahiran, kirim-kirim hampers untuk yang isoman, dll)
- Kesehatan (beli masker, vitamin, swab atau PCR)
- Biaya Tak Terduga
Selama ini kalau aku ceki-ceki lagi, biaya paling besar itu ada di makan dan jajan. Apalagi pas semua balik harus sekolah di rumah atau kerja dari rumah. Meski udah masak dan bikin camilan sendiri, tetep aja sesekali masih jajan.
Menentukan Besaran Biaya
Berapa besaran biaya yang dibutuhkan? Bebas aja sebenernya, asal gak lebih besar pasak daripada tiang. Sekali lagi, penghasilan tiap keluarga berbeda, begitu juga kebiasaannya. Ada yang hobi makan tapi hemat di listrik atau internet. Ada juga yang suka banget langganan netflix, iqiyi, viu, atau platform nonton lain tapi hemat di jajan.
Tenang, semua sah-sah aja kok.
Asal, pastikan aja tetap sisihkan sebagai uang untuk menabung. Termasuk dana darurat, karena di masa pandemi kayak gini, semua hal bisa terjadi.
Aku sendiri, menyisihkan hampir separuh penghasilan suami untuk tabungan. Sisanya ya operasional rumah tangga selama sebulan. Sesekali kalau udah mepet banget, aku yang bayarin jajan. Meski enggak banyak, aku dapet penghasilan tipis-tipis dari menulis.
Untuk biaya makan, aku punya kebiasaan belanja di hari Minggu. Saat itu yang aku beli cukup banyak, terutama protein, sayur, dan bahan camilan seminggu. Oh iya sama buah juga.
Sedangkan kayak biaya galon serta gas, aku juga udah punya hitungannya sendiri. Keluargaku yang terdiri dari 5 orang ini menghabiskan tiga galon aqua untuk enam sampai tujuh hari. Sedangkan untuk gas, kalau yang besar ya bisa untuk sebulan.
Eh, kok malah jadi ngomongin itu. Enggak papa deh, buat sekedar contoh. Setidaknya karena aku tahu pengeluaranku, aku bisa membuat anggaran yang pas dan sesuai.
Bikin Budgeting Pakai Apa?
Kembali ke diri kalian sendiri nyamannya pakai apa. Ada yang suka mencatat manual dengan buku dan pensil, boleh. Ada yang maunya pakai hape, boleh. Misal kalian merasa nyaman pakai google sheets, asyik juga kok.
Anyway, tahu enggak sih pencatatan tuh kayak praktek akuntansi tipis-tipis? Aku tiap kali bebikinan anggaran, suka keingetan jaman SMA dulu. Maklum anak IPS, dapet mata pelajaran akuntansi yang isinya bikin neraca keuangan.
Nah, ada software akuntansi yang bisa kalian coba loh, namanya aplikasi Kledo. Selain untuk kebutuhan personal, aplikasi ini juga cocok untuk kalian yang punya bisnis. Ceki-ceki deh!
Terus nih, selain aplikasi, kledo juga punya fitur lain serta blog yang isinya dijamin bakal bantu usaha kamu. Kayak contoh surat penawaran kerjasama, tips pembukuan, dan juga tips-tips bisnis lainnya.
Nah, udah siap untuk memulai bikin budgeting belum? Ayo buruan, bakal kerasa banget manfaatnya deh!