Membangun Inner Strength tidak mudah, untung ada Biskuat Academy 2022
– Madam A –
Mak, kalian sering enggak sih banding-bandingin masa kecil kita dengan masa kecil anak-anak kita saat ini? Jujur kalau aku cukup sering ya, meski enggak pernah aku obrolin terang-terangan di depan anak-anak karena takut mereka jadi bingung. Biasanya aku bahas tentang hal ini bareng suami saat pillow talk.
Kalimat pembuka obrolan tentang ini biasanya diawali, “Jadi to Ay, jaman dulu aku itu…”. Kemudian setelahnya diisi dengan kisah-kisah sulit yang aku alami semasa kecil. Lanjut diakhiri dengan, “Sekarang anak-anak mah enak banget, aku jadi khawatir saat dewasa nanti mereka bisa sekuat kita enggak ya?
Masa Kecil Anak Yang Berbeda
Saat berada di usia SD dulu aku termasuk yang mandiri banget. Aku biasa pergi ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh pakai sepeda. Pernah pergi ke tempat kursus yang ada di pusat kota naik bus kota sendirian.
Pengen punya uang jajan lebih? Yaudah aku kerja dengan cara jaga taman bacaan yang merupakan usaha keluarga. Gajiku dihitung berdasarkan jumlah pendapatan saat itu. Makin ramai penyewa buku yang datang, makin besar uang yang aku terima.
Aku juga udah terlatih ngelakuin berbagai pekerjaan rumah tangga seperti cuci piring, cuci baju, menyapu, ngepel, dan lain-lain. Sehingga aku enggak kaget ketika pergi kemana-mana, bahkan sampai keluar negeri sekalipun. Aku bisa memastikan hal-hal yang bisa dikendalikan menjadi terkendali.
Saat ini, aku bisa ngajak anak-anak makan di restoran cepat saji atau jajan pada akhir pekan. Sesuatu yang jarang sekali aku rasakan saat kecil. Jajan ayam goreng crispy dalam setahun bisa dihitung pakai jari, biasanya sih saat ulang tahun saja. Selain itu makan apa yang ada di rumah. Alasannya tentu saja karena mahal dan orang tuaku can’t afford it.
Aku rasa, ada 30% dari bagian diriku yang merasa iri, dan 70% sisanya khawatir ketika anak-anak bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibandingkan aku dulu. Aku takut mereka terlena dengan berbagai kemudahan yang dirasakan sehingga menjadi lebih lemah ketika harus berhadapan dengan masalah.
Secara, saat ini situasi dan kondisinya tuh beda banget. Teknologi makin canggih, pemahaman akan mental health makin maju. Tapi di sisi lain manner manusia dan tantangannya justru makin berat. Kemungkinan untuk terjerumus ke hal-hal yang berbahaya dan merugikan berasa mudah. Apalagi kalau enggak punya inner strength yang kuat, duh!
Apa Itu Inner Strength & Kenapa Hal Ini Penting?
Secara harfiah, inner artinya di dalam. Sedangkan strength adalah kekuatan. Jadi inner strength berarti kekuatan dari dalam. Aku sendiri memahami inner strength sebagai kesadaran tentang potensi yang dimiliki oleh seseorang.
Tapi menurutku, inner strength memiliki arti yang jauh lebih luas. Tidak hanya berupa kesadaran tentang potensi diri, tapi juga kemampuan membedakan hal yang benar dan salah, menyelesaikan masalah, keberanian menghadapi tantangan, pengetahuan menempatkan diri, kesanggupan mengakui kesalahan, serta kesadaran untuk mengevaluasi diri sendiri.
Seriusan deh, ketika kita tahu kelemahan kita apa, kelebihannya di mana, apa hal yang bikin semangat, apa hal yang bikin down, rasa-rasanya kita jadi bisa menentukan langkah yang tepat. Tidak lantas membuat hidup lebih mudah, karena pada dasarnya masalah dalam kehidupan pasti ada. Cuman ya itu, semakin satset menemukan solusi instead of tenggalam dalam masalah.
Aku dulu mana paham sama beginian. Tidak bermaksud merendahkan kedua orang tuaku, tapi aku rasa mereka sendiri juga tidak diajari oleh kedua orangtuanya mengenai hal-hal seperti ini. Mama dan Papa saat itu lebih suka memberiku kesempatan untuk mencoba hal-hal yang aku pikir menarik, selama tidak melampaui batas.
Aku memang berkembang, tapi arahnya tidak terlalu jelas. Aku kurang mampu menentukan prioritas dan akhirnya kerap membuat pilihan-pilihan yang kurang tepat. Positifnya, aku bisa belajar dari kesalahan. Negatifnya aku sering ragu mengambil keputusan karena takut salah.
Maka dari itu, aku rasa dengan kemudahan akses informasi saat ini, orang tua bisa mengambil manfaat untuk belajar lebih banyak. Terutama tentang bagaimana memahami potensi anak serta mengarahkannya. Mengarahkan loh ya, bukan memaksa.
Punten-punten nih, kadang orang tua suka salah membaca potensi anak dan memperparahnya dengan memaksa mereka untuk mengikuti kemauan orang tua. Padahal bisa jadi potensinya beda jalur dengan apa yang diinginkan orang tua.
Tiga Anak, Tiga Inner Strength Berbeda
Allah memberiku karunia 3 anak yang luar biasa. Laki-laki, perempuan, laki-laki. Tiga anak yang membuat hidupku jadi terasa heboh dan enggak pernah sepi.
Berhubung aku bekerja di ranah domestik di rumah, aku jadi nempel terus sama mereka. Efeknya aku bisa memahami dan menilai potensi mereka masing-masing juga. Meski berasal dari rahim yang sama, ketiganya sangat berbeda.
Aku bisa saja memberi masalah yang sama, dan mereka akan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri. Dari situ, aku bisa menarik kesimpulan tentang inner strength si sulung, si tengah, dan si bungsu. Coba aku jembrengin ya.
Inner Strength Anak Sulung
Anak ini suka sekali bicara dan bercerita. Dia sangat kuat dalam pelajaran yang berhubungan dengan hapalan dan ilmu sosial seperti sejarah serta geografi. Hal-hal yang dia pikirkan di dalam kepalanya sering dituangkan dalam bentuk gambar atau komik buatan sendiri.
Saat ada penawaran ekskul dari sekolah, dia memilih ikut basket dan sepak bola. Aku merasa dia ini seperti kelebihan power, suka sekali bergerak dan bingung kalau enggak ngapa-ngapain, makannya olahraga jadi pilihan terbaik untuk menyalurkan energi positifnya.
Oh iya, dia juga hobi banget membaca. Both komik dan novel. Aku sendiri mencoba untuk mendukung habbit ini dengan menyediakan buku-buku baru setiap bulan. Kepribadiannya mirip denganku yaitu sanguin, jadi dia bisa saja berteman dengan siapapun bahkan abang gojek ataupun tukang cilok yang mampir depan rumah.
Inner Strength Anak Tengah
Si tengah adalah anak perempuanku satu-satunya. Kepribadian dia sanguin juga. Dia kenal semua orang di sekolah dan juga lingkungan rumah yang bahkan aku enggak tahu, hahaha. Anaknya cukup mudah menerima penjelasan serta memiliki kemampuan persuasif yang tinggi sehingga sering didapuk jadi pemimpin.
Kepekaan yang dia miliki cukup besar, dia sering menawarkan bantuan ke aku tanpa diminta. Dia suka sekali belajar hal-hal baru dan selalu penasaran. Kalau udah di dapur nih, semua hal ditanyain. “Ma, kenapa sayur yang tadinya besar jadi kempes kalau ditumis?” terus “Ma, kenapa daging yang direbus warnanya berubah?”
Terkadang aku kewalahan dengan rasa ingin tahu dia yang besar itu. Masalah hobi, aku rasa dia masih ngikut kakaknya yang memang suka olahraga. Setiap hari dia selalu bersepeda bareng teman-temannya keliling komple. Sesekali main bola atau badminton.
Inner Strength Anak Bungsu
Dari tiga anak, anak bungsuku ini yang memang terlihat paling beda. Dia enggak begitu suka ngobrol ataupun tampil di depan. Dia akan banyak bicara dengan orang yang menurutnya pas dan nyaman saja. Selain itu, dia lebih memilih sendiri. Beneran loh ini, si bungsu kayak enggak begitu peduli punya teman atau tidak.
Oh iya, anaknya juga tipikal yang kalau sudah mengerjakan sesuatu, dia akan mengerjakannya sebaik mungkin dan sampai selesai. Misalnya sebelum tidur dia sedang mewarnai, aku meminta dia untuk berhenti dan tidur, dia menolak. Pokoknya dia memastikan gambarnya selesai, merapikan peralatan mewarnainya, baru deh tidur.
Saking fokusnya, dia bahkan berani menolak ajakan teman-temannya untuk bermain. Selain itu, anaknya juga punya pendirian yang kuat. Kalau sudah A, ya harus A. Aku juga cukup sering kewalahan dengan kekuatan pendiriannya ini!
Sepak Bola, Olahraga Untuk Jiwa dan Fisik Anak
Papaku alias kakeknya anak-anak (rahimahullah) dulunya adalah wartawan sepakbola. Beliau bertugas meliput berbagai agenda sepakbola dalam negeri dan sempat meliput Piala Dunia 1994 yang diselenggarakan di Amerika Serikat. Tidak hanya menulis, beliau juga cukup sering diundang menjadi komentator di berbagai radio ketika ada pertandingan sepakbola diselenggarakan.
Bahkan ketika sudah pensiun, kecintaannya terhadap sepak bola masih sangat besar. Beliau bersedia bangun tengah malam hanya untuk melihat Barcelona main. Saat Indonesia ikut kompetisi semacam AFC Cup dan lain-lain, beliau selalu berusaha menyisihkan uang supaya bisa ikut menyaksikannya secara langsung.
Kini Papa sudah tiada, tapi legacy-nya tetap menyala, diturunkan ke manantu dan cucunya. Suamiku juga sama-sama penggila bola, hahaha. Dia bahkan rela membayar cukup mahal untuk berlangganan aplikasi yang menayangkan Liga Inggris secara eksklusif, dan menontonnya bersama kedua anak laki-laki kami.
Saat ada pertandingan Indonesia melawan Jepang di Stadion GBK, suami bahkan mengajak si sulung untuk menontonnya berdua secara langsung. Berangkat sore hari dan pulang menjelang tengah malam, namun anakku itu gak mengeluh sama sekali dan justru menyukainya.
Sejak pindah ke Cisauk, ada sebuah lapangan luas yang dekat sekali lokasinya dengan rumah kami. Lapangan tersebut memang difungsikan sebagai tempat kompetisi sepakbola tarkam (antar kampung). Saat akhir pekan, kami sekeluarga mendatanginya pagi-pagi untuk bermain sepakbola.
Bermain sepak bola di pagi hari, menjadi salah satu aktivitas favorit. Terutama karena udara masih segar, suasana di luar juga tenang. Satu lapangan seluas itu kayak milik sendiri, hehehe.
Mengapa Sepak Bola?
Aku pernah nanyain hal ini ke papa rahimahullah, kenapa kok dia kayak kesengsem banget sama olahraga yang isinya ngejar bolaa sebiji doang ini. Terus beliau jawab panjang lebar gitu.
Pertama, karena untuk bermain sepakbola dibutuhkan 11 pemain dengan keahlian yang berbeda-beda. Ini artinya, setiap pemain harus belajar kerja sama dan percaya kepada teman satu tim. Terutama ketika berada di lapangan dan di tengah-tengah kompetisi. Enggak bisa asal, harus padu, menyatukan kekuatan demi tujuan yang sama.
Kedua, melatih determinasi. Sepak Bola adalah olahraga yang melelahkan. Selama sembilan puluh menit, para pemain harus berlari bolak-balik mengitari lapangan luas. Belum lagi kalau rebutan bola. Jadi, fisik pemain bola dipastikan tahan banting. Kebayang enggak sih capeknya kayak apa? Lha wong jersey yang dipakai pasti basah kuyup karena keringat.
Segala kelelahan dan rasa ingin menyerah akan kalah ketika punya determinasi yang kuat. Determinasi adalah tekad, ketetapan hati. Otak dan tubuh kan saling bersambung. Ketika otak sudah memerintahkan untuk kuat, maka tubuh dengan sendirinya akan menjadi lebih kuat. Hal ini bermanfaat gak cuma saat olahraga tapi pada kegiatan sehari-hari juga loh. Jadi gak mudah loyo dan klemar-klemer, haha.
Ketiga, membangun habbit untuk menghormati sportivitas. Momen pertama si abang nonton sepak bola langsung bareng ayahnya itu, Indonesia kalah digeprek sama tim Jepun. Dia sempet protes, kecewa karena tim kesayangannya gak mampu meraih kemenangan.
This! Ini nih salah satu hal penting yang perlu banget ditanamkan ke anak sejak kecil : berlapang dada menerima kekalahan. Kalah ketika sudah berjuang sebaik mungkin adalah sesuatu yang terhormat. Kalah bukan akhir dunia. Kalah bukan dosa.
Kalah memang sesuatu yang menyakitkan. Tapi, satu hal yang perlu diingat bahwa sebesar apapun rasa kecewa para suporter, para pemainlah yang tetap merasa paling down. Jika pemain tidak punya mental yang kuat, kekalahan bisa membuatnya berhenti. Padahal justru dari kekalahan tersebut, ada banyak pelajaran yang bisa diambil sehingga ke depannya menjadi lebih baik lagi.
Maka dari itu, setiap kali bermain sepak bola, suami sudah sounding untuk melakukannya dengan fair. Jika kalah tidak mutung, tidak marah-marah. Kecewa boleh, sedih juga tidak mengapa, tapi tetap harus mampu mengendalikan semua perasaan negatif tersebut tanpa melampiaskannya ke orang lain.
Nah, inner strength seperti inilah yang akan dipelajari oleh seseorang ketika bermain bola. Jadi ya memang tidak cuma sekedar “mengejar bola dan ngegolin”. Ada begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik lewat olahraga sepak bola.
Sekolah Bola Online Biskuat Academy 2022
Paham bahwa generasi muda Indonesia perlu memiliki inner strength yang mumpuni, Biskuat, salah satu brand unggulan dari Mondelez International, menggelar sebuah event keren bagi anak-anak. Terutama yang memiliki potensi untuk menjadi pemain bola.
Sekolah Bola Online Biskuat Academy 2022 diselenggarakan dengan tujuan utama untuk menciptakan #GenerasiTiger bagi anak-anak kita. Generasi tiger yang dimaksud adalah anak-anak yang berprestasi secara akademis dan juga kuat secara karakter. Punya inner strength sehingga gak gampang klemar-klemer. Wow, penasaran banget enggak sih?
Aku rasa, teman-teman juga sudah sangat familiar dengan Biskuat. Saat berada di usia sekolah dulu, aku cukup sering menjadikan Biskuat sebagai camilan ringan ketika belajar ataupun sedang santai. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah, serta kandungan gizi yang ada di dalamnya membuat Biskuat menjadi pilihanku untuk camilan anak-anak. Turun temurun gitu.
Makannya, aku gak heran lagi kalau Biskuat sangat aware dengan generasi muda Indonesia. Biskuat percaya kalau semua anak memiliki potensi yang terbatas, lebih dari sekedar yang terlihat. Kekuatan sejati seorang anak terletak di dalam diri mereka. Orang tua enggak boleh abai akan hal ini. Gimanapun, orang tua menjadi pihak yang berperan penting untuk mendukung perkembangan kemampuan anak.
Nah, Biskuat juga mendorong agar anak-anak bisa berprestasi di bidang non akademik, seperti Sepak Bola. Melalui program Biskuat Academy diharapkan anak-anak bisa mengenali potensi dirinya lebih jauh lagi. Semakin percaya diri dan berani menggapai mimpi.
Biskuat Academy sudah memasuki tahun keempat setelah sebelumnya sukses dilakukan pada tahun 2019, 2020, dan 2021. Setiap tahun, peserta yang mengikuti semakin bertambah. Bahkan tahun ini saja terhitung sudah 50.000 anak yang melakukan pendaftaran. Sebuah angka yang fantastis dan pastinya bikin terharu.
Rangkaian Kegiatan Biskuat Academy 2022
Nah, karena masih terhalang pandemi, kegiatan awal Biskuat Academy 2022 dilakukan secara online. Tapi jangan salah, meski online tapi tetap diramu dengan sangat seru dan menarik kok. Ini nih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para peserta nantinya :
- Mengikuti sekolah bola online. Anak-anak akan belajar teknik Sepak Bola dari pelatih yang memiliki sertifikat EUFA A serta pemain nasional Indonesia. Salah satunya adalah coach Timo Scheunemann serta Coach Aji yang selama ini sudah berpengalaman melatih para pemain sepak bola handal di Indonesia.
- Workshop Guru Olahraga.
- E-Certificate untuk seluruh peserta dan juga sertifikat fisik yang ditandatangani oleh Kemendikbud dan kemenpora untuk finalis.
- Menangkan Grand Prize : Tur Berkunjung ke Stadium Sepakbola Internasional
Gimana caranya ikutan Biskuat Academy? Well, gampang banget kok gaes! Cek gambar di bawah ini yah!
Super simple bukan? Oh iya aku mau menambahkan kalau Biskuat juga mengikutsertakan teman-teman yang berprofesi sebagai guru olahraga (Penjasorkes) lewat salah satu event, yakni workshop Guru Olahraga karena perannya dibalik sepak bola anak. Lengkap sudah!
So, tunggu apalagi? Jangan lewatkan Biskuat Academy 2022 begitu saja loh. Event ini adalah wadah dan sebuah kesempatan terbaik yang mendukung potensi anak melalui bidang non-akademik, salah satunya sepak bola.
Aku juga udah daftarin anakku biar bisa ikutan nih. Kapan lagi bisa belajar sepak bola bareng orang-orang yang punya kompetensi terbaik coba. Selain akan membuatnya semakin bersemangat berlatih sepakbola, keikutsertaannya di Biskuat Academy 2022 bisa mengembangkan inner strength-nya juga.
Semoga dari sini, anak-anak bisa mengambil pelajaran penting tentang perjuangan mewujudkan mimpi, memupuk rasa percaya diri, berani menghadapi tantangan. Karena hidup tidak akan selalu berjalan mulus dan baik-baik saja.
Semoga anak-anak juga jadi terinspirasi untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Seperti cerita inspiratif yang tertuang dalam video di bawah ini :
Ini adalah kisah anak-anak yang bahkan terlalu takut untuk bermimpi besar. Mereka tinggal di gang kecil yang menyebabkan bermain sepak bola menjadi hal sulit. Mereka tidak percaya diri, dan merasa kecil. Rasanya seolah tidak ada harapan lagi bahwa sesuatu yang kecil akan menjadi besar.
Hingga akhirnya sang pelatih datang dan membawa perubahan. Sosoknya yang tak pernah mengecilkan mimpi anak-anak ini, membuat mereka merasa punya harapan. Kepercayaan dari si pelatih, juga membuat anak-anak ini yakin bahwa mereka punya potensi untuk menjadi besar. Hingga akhirnya mimpi menjadi lebih tinggi, lebih besar, menjadi kenyataan.
Biskuat Academy 2022 adalah sebuah wadah yang terbuka bagi siapapun yang memiliki mimpi besar dan percaya untuk dapat meraihnya. Ayo ikut dan wujudkan mimpi anak-anak Indonesia sekarang juga!
Artikel ini diikutsertakan pada lomba KEB X Biskuat Academy