Permasalahan sampah di Indonesia itu sangat pelik. Berakar dari kebiasaan membuang sampah sembarangan yang akhirnya membawa dampak lingkungan kemana-mana. Tidak hanya di daratan, sampah yang dibuang ke laut atau ke sungai pun tak kalah banyaknya.
Berdasarkan liputan dari Kompas.id pada bulan Januari lalu, Teluk Jakarta bahkan menjadi muara bagi ribuan ton sampah plastik yang dibuang ke sungai. Hal ini tentu tidak dibiarkan begitu saja, setiap hari setidaknya ada 10 ton sampah yang diangkut dari 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Ini tentu jumlah yang sangat banyak, namun meski sudah diangkut setiap hari, volume sampah yang ada di sana seolah tak berkurang.
Baca Juga : From A to Z Pengalaman Setor Sampah di Bank Sampah
Jika dilihat dari atas, tumpukan tersebut bahkan seperti membentuk sebuah pulau. Selain adanya potensi banjir karena disebabkan pendangkalan sungai, kondisi tersebut membuat ekonomi para nelayan yang berada di sekitar pesisir menjadi terdampak.
Teknologi Kapal Pembersih Sampah
Adalah Idham Aulia, yang pada tahun 2014 lalu masih merupakan seorang mahasiswa dari ITS (Institut Teknologi Surabaya) berusaha untuk mewujudkan idenya menanggulangi masalah tersebut. Idham yang saat itu menimba ilmu di jurusan teknologi kelautan ingin mencoba melakukan hal yang nyata.
Idham sendiri tumbuh besar di dalam keluarga peneliti. Sang ayah yang tinggal di Makassar menjadi inspirasi bagi Idham kecil karena sering membuat alat peraga pertanian. Mengaolikasikan teori teknologi terapan ke dunia nyata sudah bukan hal asing bagi Idham.
Mahasiswa yang satu ini dikenal aktif dalam kegiatan organisasi. Lulus dari sebuah SMA di Makassar dan jauh dari kampung halaman justru membuat Idham semakin terdorong untuk memanfaatan waktunya belajar di ITS dengan baik.
Dari mana ide membuat kapal pembersih sampah muncul? Semua berawal dari adanya Program Kreativitas Mahasiswa yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Agenda ini membuat Idham dan mahasiswa lain berlomba-lomba untuk mengeluarkan ide yang ada di kepala mereka agar bisa bermanfaat dan diterapkan di masyarakat.
Idham tak bekerja sendirian, dia merangkul teman-teman lainnya yang memiliki visi dan misi sama. Bersama empat orang teman lain, Idham begitu serius mengerjakan proyek ini. Diskusi mendalam dilakukan agar konsep dan ide yang ada betul-betul matang.
Setelahnya, Idham memutuskan untuk membuat Kapal Pembersih Sampah yang bertujuan untuk m,embantu mengatasi masalah sampah yang mengendap di teluk Jakarta. Sejauh ini, sampah di sana memang sudah diangkut oleh eskavator dan juga kapal tanker. Sayang kapal tersebut tidak bisa ke perairan yang dangkal, padahal seperti yang terlihat, sampah justru berada di bagian tepi daratan.
Tak lama kemudian, lahirlah “The Ganers” atau yang mereka sebut sebagai garbage cleaner ship. Kapal ini rencananya akan dibuat dengan lmbung tengah yang terbuka sehingga bisa memerangkap sampah serta mengolahnya secara langsung di tempat. Biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan The Ganers mencapai ratusan juta sehingga ide dari Idham dan kawan-kawan tidak langsung direspon secara positif.
Penolakan Tidak Membuat Idham Putus Asa
Selama dua tahun berturut-turut, Idham mengikutsertakan proyek The Ganers ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa, namun belum berhasil. Belajar dari penolakan demi penolakan, Idham dan kawan-kawan pun aktif melakukan perbaikan.
Baca Juga : Sedekah Sampah, Jalan Ninja Kami Bertanggung Jawab Tentang Sampah
Akhirnya, perjuangan tersebut berbuah manis lantaran Idham diganjar menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2014. Penghargaan tersebut tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Idham. Selain itu, “The Ganers” jadi semakin dikenal oleh masyarakat maupun perusahaan lain yang bergerak di bidang teknologi terapan.
Sayang karena besarnya biaya yang dibutuhkan yaitu sekitar 800 juta rupiah, The Ganers masih belum bisa diwujudkan. Namun, Idham dan kawan-kawan masih tidak berputus asa dapat mewujudkannya dan mampu mengatasi masalah di perairan Teluk Jakarta.
Kerja Keras & Pantang Menyerah
Sembilan tahun setelah menerima penghargaan, Idham dan kawan-kawan pun sudah lulus dan melanjutkan kehidupan dengan bekerja di bidang yang lain. Namun, ada banyak nilai-nilai yang bisa kita ambil dari perjuangan Idham .
Niat baik, ide, konsep, kerja keras, pantang menyerah, dan determinasi menjadi jalan bagi Idham agar tejnologi terapannya dikenal luas dan mendapat perhatian. Tentu saja, harapannya nanti tak hanya Teluk Jakarta kelak yang bisa dibersihkan oleh The Ganers. Semoga nanti ada banyak perairan dangkal di Indonesia yang bisa kembali bersih dari sampah.