![Elmi Sumarni Ismau si Pahlawan Bagi disabilitas di NTT](https://ayunafamily.com/wp-content/uploads/2023/09/Elmi-Sumarni-Ismau-Pahlawan-Disabilitas-di-NTT.jpg)
Pernahkah anda membayangkan jika suatu hari tiba-tiba saja anda kehilangan kedua kaki yang biasanya ada untuk berjalan dan beraktivitas? Ini adalah sebuah musibah berat yang dialami oleh Elmi Sumarni Ismau. Pada tahun 2010 atau sekitar 13 tahun silam, Elmi mengalami kecelakaan yang mengharuskan kedua kakinya diamputasi.
Baca Juga: Marwan Hakim, Penggerak Pendidikan di Aikperapa
Kesedihan yang dirasakan tentu tak terperi, namun hal tersebut tetap tidak membuat Elmi patah semangat. Nyatanya, tanpa berdiri diatas dua kaki, Elmi tetap menjadi seorang manusia hebat yang menginspirasi. Kiprah Elmi terdengar gaungnya ke seluruh Indonesia dan amat patut diteladani.
Elmi Sumarni Ismau, Menginisiasi Terbentuknya GARAMIN
![Elmi dan tim garamin bersama wakil duta besar australia di Kupang](https://ayunafamily.com/wp-content/uploads/2023/09/TIM-GARAMIN-BERSAMA-WA.jpg)
Tentu, bangkit dari sebuah keteerpurukan adalah bukan hal mudah. Jika sebelumnya Elmi dapat melakukan kegiatan dengan norma, kini Elmi bergantung pada kursi roda agar bisa beraktivitas. Ketiadaan kaki tidak membuat semangatnya untuk terus bersekolah memudar. Sebaliknya, Elmi jadi bisa melihat lebih dalam dan merasakan langsung bagaimana menjadi seorang disabilitas.
Berangkat dari sini, Elmi pun lanjut bersekolah agar ilmu yang dia dapatkan tak berhenti begitu saja. Selain itu, semangatnya sebagai seorang difabel justru terbakar karena ingin mewujudkan mimpi membangun sebuah organisasi yang beranggotakan orang-orang difabel dan memperjuangkannya.
Jauh sebelum itu, sesungguhnya Elmi sendiri cukup aktif di organisasi bernama PERSANI yang merupakan singkatan dari Perkumpulan Tuna Daksa Kristiani di Kupang, Nusa Tenggara. Persani adalah sebuah organisasi lokal yang fokus pada isu-isu disabilitas.
Adanya pengalaman organisasi yang peduli pada orang dengan disabilitas dan kondisinya sendiri yang tidak memiliki kaki, serta kesempatan bertemu dengan orang-orang yang memiliki visi misi sama membuat Elmi akhirnya kokoh mendirikan GARAMIN pada 14 Februari 2020. Sebuah perjalanan panjang yang tentu masih jauh dari kata selesai, bahkan baru dimulai.
Elmi yang lulus dari Akademi Pekerjaan Sosial Kupang tahu bahwa tidak mudah untuk mengabdi pada sebuah organisasi sosial yang fokus dengan isu disabilitas. Organisasi yang berdiri di Sumba ini juga memiliki anggota yang merupakan orang dengan disabilitas pula. Meski berasal dari Kupang, Elmi dan kawan-kawan justru memulai kiprahnya di Sumba karena di sini, kaum disabilitas terlihat amat kurang untuk menerima hak-hak mereka.
![Elmi bersama Tim Garamin](https://ayunafamily.com/wp-content/uploads/2023/09/Elmi-bersama-Tim-Garamin-dalam-Agenda-Garamin.jpg)
GARAMIN bukanlah garam atau bumbu yang biasa digunakan sebagai penggurih makanan. GARAMIN merupakan singkatan dari Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas Untuk Inklusi NTT. Lewat organisasi ini, Elmi ingin mengubah nasib para difabel. Harapannya tak muluk-muluk, selain menghilangkan stigma bahwa orang dengan kekurangan fisik tidak mampu bekerja dan bermasyarakat, Elmi juga ingin hak-hak para kawan difabel dipenuhi sehingga dapat hidup layaknya manusia normal.
Menurutnya, kaum difabel tidak butuh dikasihani, tapi dibantu dengan menyediakan fasilitas yang memadai. Karena, meski tubuhnya tidak sempurna, kaum difabel masih bisa berpikir dan berkarya jika diberi kesempatan atau wadah yang sesuai.
Apa Saja Gebarakan GARAMIN?
![Elmi-dan-Tim-Garamin-Mendampingi-Kaum-Difabel-Mendapatkan-Vaksin-Covid](https://ayunafamily.com/wp-content/uploads/2023/09/Elmi-dan-Tim-Garamin-mendampingi-teman-teman-difabel-mendapatkan-vaksin-covid.png)
Kita semua tahu bahwa 2020 adalah tahun pandemi sehingga saat itu masyarakat dihimbau untuk lebih beraktivitas di rumah saja. Meski banyak agenda yang terpaksa ditunda, organisasi tersebut tetap melakukan kiprahnya seperti melakukan pendampingan pada teman-teman difabel dalam membuat kartu identitas sehingga bisa menerima hak-nya untuk vaksin.
Program lain yang dilakukan adalah membentuk desa inklusi sebagai jawaban untuk masyarakat difabel Sumba yang kurang mendapatkan akses sarana umum. Desa Inklusi sendiri memiliki arti desa yang dibangun dengan melibatkan partisipasi semua warga desa, dengan mengafirmasi kelompok miskin, marginal, minoritas, dan rentan.
Apa Saja Kesulitan yang Dialami?
Apa yang dilakukan oleh GARAMIN tentu tidak mulus begitu saja. Beberapa hambatan yang ditemui antara lain:
- Terbatasnya sarana dan prasarana.
- Akses informasi yang terbatas untuk kaum difabel, terutama untuk tuna netra dan tuna wicara.
- Stigma negatif terhadap kaum disabilitas
Menyabet Penghargaan SATU Indonesia Awards 2021
Apa telah dilakukan oleh Elmi Sumarni Ismau dalam membela dan memperjuangkan hak-hak kaum difabel akhirnya mendapatkan penghargaan dari SATU Indonesia Awards 2021. Elmi dan kawan-kawan terpilih sebagai Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19 pada tahun tersebut.
Selain meraih penghargaan, GARAMIN NTT secara langsung telah membuat perubahan yang snagat positif di masyarakat. Para penyandang disabilitas kini bisa mendapatkan akses terhada[ pendidikan, kesehatan serta peluang usaha sehingga dapat mandiri secara finansial.
Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak penyandang disabilitas dan semakin berkurangnya stigma negatif terhadap penyandang disabilitas juga berkurang jauh karena masyarakat semakin teredukasi.