Bermain game online adalah salah satu topik diskusi yang akhir-akhir ini sering aku dan suami lakukan. Terutama karena libur akhir semester si abang telah tiba namun kami tidak berani kemana-mana.
Iya, seperti liburan semester-semester yang lalu, kami memutuskan untuk tetap bertelor ngendon di rumah saja. Mau pergi keluar kok males karena jalanan macet, mall serta tempat-tempat wisata penuh, ayahnya bocah-bocah gak diperbolehkan untuk cuti, plus dikabarkan transmisi lokal covid-19 varian omnicron telah terjadi.
Membawa tiga bocah pergi piknik sendirian? Hahaha, matur nuwun. Aku masih belum sepemberani itu. Ngajak mereka bertiga sekedar belanja bulanan di Lulu aja, pas pulang capeknya berasa kayak habis perang. Aku suka tantangan, tapi untuk yang satu ini, angkat tangan aja wis. Wkwkwk.
Oke kembali ke topik. Jadi, si abang ini mendapatkan libur yang cukup panjang. Kalau enggak salah sih sampai tanggal 10 Januari nanti. Aku senang karena dalam rentang waktu tersebut enggak perlu ribet bikin bekal dan nganter pagi-pagi. Cuman ternyata pusing juga bikin jadwal harian untuk dia dan adik-adiknya di rumah biar gak bosen.
Well, sebetulnya aku udah punya beberapa rencana aktivitas yang bisa dikerjakan bersama sih. Contohnya bikin kue bareng, bersihin kandang hamster, cuci sepatu, main lego, main tebak-tebakan negara, nonton di bioskop, sepedaan ke danau, dan lain sebagainya.
Nah, nyatanya meski udah bikin agenda seperti itu, tetep aja ada waktu-waktu kosong yang aku pun mager buat ngisi. Jadilah waktu tersebut diisi untuk screen time, antara nonton netflix kids atau main game online.
Pertimbangan Orang Tua Membolehkan Anak Bermain Game Online
Kalau mau jujur-jujuran, aku enggak suka sama game online. Agak trauma malah. Habis, topik pertengkaran sama suami dari sejak awal nikah sampai sekarang pun seringnya berawal dari kebablasan main game. Dari situ lanjut merembet kemana-mana.
Seiring berjalannya waktu, aku menyadari kalau yang salah bukan game-nya. Si pelaku yang enggak bisa mengatur waktu itulah yang harusnya dijadikan sasaran tembak.
Terus, kenapa akhirnya aku memberi lampu hijau? Simpel sih, lagi pandemi gini aku lebih tenang kalau anak-anak bermain di rumah aja.
Tapiii, tetep ada tapinya dong, hehe.
Pembolehan ini sifatnya bersyarat. Monmaap, aku enggak mau aktivitas yang awalnya diniatkan jadi hiburan malah berakhir merugikan. Harus tetap ada batas, apalagi untuk anak-anak.
So, aturan seperti apa yang aku terapkan di rumah agar anak tetap bisa bermain game online tanpa menjadi kecanduan? Aku membaginya jadi tiga satuan waktu : sebelum, saat, dan sesudah. Dari ketiga waktu itu, aku jembrengin satu-satu lagi aturannya. Supaya enggak bingung, simak bareng-bareng yuk!
Aturan Sebelum Bermain Game
Ngasih tahu peraturan baru ke anak gak bisa ujug-ujug. Mesti pakai ilmu sounding, biar tercipta konsep yang nempel di kepala mereka.
Sebelum bermain, aku memastikan anak-anak sudah melakukan kewajiban mereka seperti :
- Sarapan
- Mandi
- Menyelesaikan pekerjaan rumah
- Mengaji/hapalan
Aku ogah banget kalau mereka bermain dalam kondisi lengket, bau, dan kelaparan. Dijamin bakal gampang rewel plus berantem soalnya. Coba deh perhatikan, bermain dalam kondisi bersih dan kenyang relatif minim drama.
Selain masalah kewajiban, aku juga memastikan bahwa situasi dan kondisi di rumah sudah siap untuk bermain. Maksudnya, ruang yang akan digunakan bersih, TV memang tidak terpakai, dan tidak ada yang sedang sekolah via zoom.
Aturan Saat Bermain Game
Aku dan anak-anak wajib menyepakati waktu yang akan dihabiskan untuk bermain. Maksimal dua jam, kalau sampai lebih biasanya bonus atau aku sedang ada kerjaan dan gak pengen diganggu dulu.
Selain waktu, diskusi masalah giliran juga penting dilakukan. Maklum, anakku ada tiga dan ketiganya udah pada bisa main game semua. Eh, si bungsu belum terlalu jago sih, tapi ya tetep pengen dapat kesempatan main juga meski sering game over dalam waktu singkat, hihi.
Bagaimana harus bersikap ketika bermain pun aku obrolin ke mereka. Aku tahu, bermain balapan atau petualangan itu excited banget sehingga kita sering enggak sadar seling nyeletuk sesuatu atau malah teriak-teriak. Boleh-boleh aja asal bukan kata-kata kotor, dan bukan teriakan yang keras banget sampe kedengeran satpam. Hehehe.
Oh iya satu lagi, misalnya saat bermain adzan Dzuhur berkumandang, permainan wajib berhenti. Bisa dilanjut kalau sholat dzuhur sudah dilakukan.
Aturan Setelah Bermain Game
Selesai bermain masih ada aturan? Iya dong!
Tenang, bukan aturan yang ribet kok. Sederhana aja, anak-anak aku haruskan beresin bekas-bekas bermain. Sisanya paling cerita-cerita tadi main apa, gimana rasanya bermain gitu-gitu.
Rekomendasi Game Online Untuk Anak
Anyway, aku enggak sembarangan kasih game ke anak-anak looohh. Selain menghibur, aku pengen game yang dimainin tuh ada unsur edukatifnya juga. Entah dari segi bahasa, kemampuan berstrategi, menambah pengetahuan baru, atau stimulasi kemampuan kognitif.
Nah, kira-kira ada enggak game yang memenuhi ekspektasiku itu? *bertanya pada angin yang bergerak*
Jawabannya tentu saja ada. Aku menemukannya di sebuah website bernama plays.org . Website ini full berisi ratusan kategori dan ribuan game menarik untuk dimainkan. Misal kalian pengen game yang ratingnya khusus untuk anak-anak, kalian bisa langsung klik di sini.
Enggak heran kalau banyak orang bilang plays.org adalah surganya game online. Di sini, kita bisa memilih mau main game apa, ada game yang bisa dimainkan berdua, ada game yang mengasah kecepatan berpikir, ada game yang fokus pada pendengaran, ada juga game yang menambah kosa kata bahasa Inggris. Cakepp!
Daebak, saking banyaknya pilihan, aku dan anak-anak sampai bingung mau main yang mana dulu. Kami semua sangat tertarik untuk mencoba satu per satu. Supaya enggak bingung, aku coba sharing game-game yang sempet kami mainkan yah!
Always Fashion Dress Up Game For Girls
Ini game yang cucok banget untuk anak perempuan. Cara mainnya super duper mudah, tinggal pencet tombol play dan nantinya akan ada sosok seorang perempuan muncul.
Pada bagian kanan, akan ada kolom yang bertuliskan hair, eye, clothes, etc. Misal kita pilih tulisan hair, saat diklik nantinya warna dan model rambut si mbak-mbak perempuan ini akan berubah. Tentukan warna yang kita suka, terus lanjut ke atribut lainnya.
Uniknya game ini, setelah puas dengan dandanan terbaik bisa tekan tombol kamera dan gambar akan terdownload sempurna. Nantinya, gambar tersebut dapat di print dan dijadikan koleksi. Seru!
Play 3D Pong Pinball Online
Game ini menguji kemampuan kita untuk menebak waktu serta arah datang bola. Persis seperti judulnya, game tentang pinball.
Cara mainnya sederhana, tinggal klik mouse dan seret papan yang ada di bawah ke kanan atau kiri supaya bolanya bisa mantul. Oh iya, game ini bisa diatur level kesulitannya. Ada easy, hard, sampai very hard.
Colorush
.Nah, kalau colorush ini justru jadi favoritku. Awalnya aku mengira game yang berwarna-warni ini bisa untuk anak kecil, jebul agak mikir.
Jadi, di sini ada bantalan berbentuk segitiga yang berfungsi untuk memantulkan bola. Bantalan ini bisa diputer-puter posisinya. Terus ada balok-balok yang menjadi rintangan dari si bola yang diwharuskan menggelinding ke titik tujuan.
Setiap selesai satu permainan dan akan berlanjut ke permainan lain, tantangan menjadi semakin sulit. Saat bermain, biasanya aku yang memindahkan bantalan, tugas anak-anak cuma tinggal melempar bola.
Kesimpulan
Bermain game online boleh saja dilakukan asal anak-anak sudah melakukan kewajibannya terlebih dahulu. Orang tua wajib tahu dan memantau jenis permainan yang dimainkan.
Pastikan anak-anak tetap dapat mengambil nilai edukasi dari hiburan yang dimainkan. Harapannya, dengan menetapkan aturan, anak-anak tetap bisa bermain tanpa khawatir dengan dampak negatif yang akan timbul.