Di sekelilingku, ada banyak teman perempuan yang didiagnosis PCOS. Aku sendiri enggak begitu ngeuh dengan penyakit ini, baru aware ketika sudah menikah. Mendengar cerita mereka, aku jadi bertanya-tanya, bisakah PCOS sembuh secara alami? Bisakah penderita PCOS hamil?
Jawabannya, Bisa.
Jawaban ini keluar dari dr. Malvin Emeraldi, SpOG (K) FER, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Subspesialis Fertilitas & Hormon Reproduksi yang banyak menangani kasus infertilitas di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, saat aku menghadiri sebuah acara bertajuk, “PCOS, Masih Mungkin Untuk Hamil Alamikah?”

Apa Itu PCOS?
PCOS merupakan kelainan pada wanita yang dutandai dengan adanya hiperandrogenisme dengan anovulasi kronik dan tidak disertai dengan kelainan pada kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis. Penderita sindrom ini jumlahnya besar, berdasarkan data yang dihimpun oleh epidemiologi bahkan mencapai 116 juta jiwa atau sekitar 3,4% dari jumlah wanita yang ada di seluruh dunia.
Bagaimana dengan Indonesia?
Belum ada studi pasti mengenai jumlah penderita syndrom PCOS di Indonesia. Namun tercatat bahwa mayoritas penderita berada di rentang usia 26-30 tahun. PCOS memang menjadi salah satu alasan penyebab susah hamil yang dialami banyak wanita.
Apa Saja Gejala Klinis PCOS?
Sesungguhnya gejala ini bisa diketahui ketika seorang wanita mendapatkan haid untuk pertama kali. Namun, tetap saja ada sebagian penderita yang baru mengalami gejala tersebut pada usia dewasa. Beberapa ciri-cirinya antara lain :
- Amenorrhea / Oligomenorhea
Amenorea adalah suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa menstruasi.
Sedangkan Oligomenore adalah perdarahan ringan yang jarang terjadi atau tidak normal pada wanita yang sedang menstruasi. Kondisi ini mengacu pada siklus menstruasi yang biasanya normal bergeser jadi lebih dari 35 hari. Atau wanita yang memiliki kurang dari sembilan periode menstruasi dalam setahun.
Jadi, rata-rata penderita PCOS mengalami masa haid yang tidak normal. Bisa kosong selama berbulan-bulan. Coba cek deh siklus menstruasi kita masing-masing yuk!
- Gambaran Ovarium Polikistik (Gangguan hormonal yang menyebabkan pembesaran ovarium dengan kista kecil di tepi luar)
- Hiperandrogenisme
Ini merupakan kondisi dimana kadar hormon testosteron tinggi pada wanita. Ciri-cirinya antara lain wajah berjerawat, tubuh memiliki bulu dimana-mana.

Penegakan Diagnosis PCOS
Pak dokter mengatakan bahwa untuk menegakkan diagnosis PCOS harus melalui 3 tahap. Pertama adalah anamnesis, pemeriksaan fisik, dan adanya pemeriksaan penunjang. Pasien harus menyampaikan kondisinya terlebih dahulu, bagaimana siklus haid yang dialami selama ini, berapa lebar lingkat pinggangnya, ada hirsutisme atau tidak.
Oh iya, hisutisme adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki pertumbuhan rambut yang lebih tebal dia area wajah, dada, punggung, tangan, atau kaki. Ini juga terkait dengan hiperandrogenisme itu tadi.
Agar lebih pasti, pasien sebaiknya melakukan pemeriksaan laboratorium dan juga USG. Biasanya nih bakal kelihatan ketika USG.
Bisakah PCOS Diatasi?
Sejauh ini setidaknya ada 2 cara yang bisa dilakukan. Pertama dengan memodifikasi gaya hidup. Kedua adalah penggunaan obat-obatan. Untuk penggunaan obat sebaiknya pasien berkonsultasi terlebih dahulu karena setiap pasien itu unik. Jadi pengobatan pasien satu dengan pasien lainnya berbeda.
Sedangkan untuk modifikasi gaya hidup, tentu saja berkaitan dengan gaya hidup sehat. Penderita PCOS rentan kelebihan berat badan. Solusinya adalah melakukan diet yang sehat. Bukan diet asal-asalan loh ya. Jadi diet tapi sambil tetap terpenuhi nutrisnya. Selain itu, olahraga juga membantu.
Aku sendiri ngerasain sih, olahraga itu membuat tubuh lebih segar. Pikiran juga lebih nyaman karena memicu munculnya hormon bahagia. Badan enggak gampang pegel, tidur jadi lebih teratur. Pokoknya banyak banget deh manfaat olahraga tuh!
Apakah Wanita Dengan PCOS Bisa Hamil?
Seperti yang sudah ditulis diatas, jawabannya bisa. dr. Malvin menyampaikan bahwa masalah infertilitas itu tidak selalu ada pada wanita kok. Bisa ajdi sebetulnya pihak lelaki yang memang spermanya enggak bagus sehingga kehamilan tidak terjadi.
“Makannya saya enggak suka kalau ada yang konsultasi masalah infertilitas, tapi suaminya enggak ikutan hadir.” katanya mantap.
Beliau juga menyampaikan bahwa pasien PCOS bisa hamil melalui tiga cara :
- Bersenggama pada masa subur.
- Iseminasi Intra Uterine (IIU)
- IVF (Bayi Tabung)
Anyway, aku baru tahu loh kalau ternyata masa hidup sperma tuh cukup panjang, yakni 3-5 hari. Sebaliknya, masa hidup sel telur itu singkat, hanya 24 jam saja. Inilah kenapa banyak dokter dan ahli yang memberi masukan agar pasangan melakukan hubungan suami istri di masa hidup sel telur.
Melakukan enak-enak #eaaa di masa subur akan meningkatkan kemungkinan hamil dengan kemungkinan 14-23% per siklus/bulan. Nah, masa subur ini memang hanya terjadi sekali sebulan ya ges ya.
Cara alami ini masih bisa ditempuh oleh wanita yang usianya kurang dari 35 tahun, tidak mengalami masalah pada tuba, rongga rahim-nya normal, dan sperma sang suami dinyatakan normal. So, jika kondisi kalian masih memenuhi hal-hal yang aku sebutkan tadi, sebisa mungkin memang dicoba pakai win-win solution dulu. Wkwkwk.
Gimana Sih Cara Menentukan Masa Subur?

Pihak yang menjawab pertanyaan ini adalah Ibu Cheryl dari Ovutest. Temen-temen bisa pakai aplikasi yang mencatat periode haid. Selain itu, ada beberapa alat juga yang bisa membantu kita mengetahui masa subur lewat urine, air liur, maupun suhu tubuh.
Tapi nih, hal penting lain yang harus dicatat adalah, ketika masa subur sudah diketahui, LANGSUNG KABARIN SUAMINYAAAA. #CapslockJebol
“Langsung kabarin suami dan komunikasikan ya buibu. Kasih tahu pengen diapain, mau dibeliin makanan dulu, mau dirayu dulu, mau diromantisin dulu. Apapun itu pokoknya. Karena berhubungan karena kewajiban, tanpa perasaan itu rasanya seperti dibawah tekanan. Enggak luwes. Jadi enggak menikmati.”
Aku sangat membenarkan hal ini sih. Aku sendiri juga melakukan soalnya, hahaha. Meski dalam kasusku justru untuk menghindari kehamilan. Jadi aku dan Cucup cukup rajin mengecek kapan jadwal subur dan kapan masa amanku untuk bisa melakukan tanpa menggunakan pengaman.
Terus semisal masanya tiba, yaudah masing-masing harus berusaha untuk membuat mood jadi naik. Kalau salah stau enggak mood, pastinya enggak asyik juga sih. Ini menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi.
Ibu Grace Tahir Berbagi Kisah

Dalam kesempatan yang sama, hadir Grace Tahir yang merupakan Direktur Mayapada Hospital dan juga Co-Founder Everest Media. Beliau berbagi kisah tentang pengalamannya berjuang mendapatkan anak kedua. Ternyata, beliau juga memiliki PCOS yang menjadi salah satu penyebab kehamilan kedua lebih sulit terjadi.
“Selama setahun, saya mengalami depresi.” kata Ibu Grace.
Bahkan lebih dari itu, beliau juga mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis akibat stress. Merasa sangat tertekan akibat belum bisa hamil anak kedua.
“Tapi anehnya, ketika saya melepas semua itu. Menolak untuk disuntik apapun dan mencoba menerima, bahagia dengan apa yang saya miliki, saya justru hamil dengan sendirinya!” lanjut beliau.
Terharu banget karena ternyata banyak juga teman-teman yang hadir dan berbagi kisah yang hampir sama. Stress, depresi karena bertahun-tahun menikah belum hamil. Mendapatkan judgment dari orang terdekat. Merasa gagal, merasa tidak berharga yang berujung tidak bahagia sama sekali dalam pernikahan.
“Kita ubah mindest. Perempuan tidak dinilai dari kemampuannya untuk hamil atau tidak. Tidak dinilai dari mampu melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. Perempuan berharga. Kita istimewa. We are perfect!” pungkasnya.
Fiuh, kalau aku boleh jujur, acara kemarin itu cukup emosional. Sesusah itu emang menjadi perempuan. Enggak hamil salah, hamil anak perempuan ditanyain kapan anak laki-laki. Hamil anak laki-laki ditanyain kapan anak perempuan. Dihakimi kalau usaha enggak maksimal. Ah, pokoknya nyebelin banget deh.
Untung saja, meski seberat itu, tapi perempuan juga kuat. Bisa bertahan, bisa mencoba cuek dan menerima, hingga akhirnya berhasil menikmati dan mensyukuri hal-hal yang dimiliki. Semangat teman-teman ciwikuu!
Kesimpulan Akhir

Acara yang digelar oleh Mayapada Hospital Jakarta Selatan ini menurutku sukses besar. Sangat berbobot, materinya daging, informatif, dan meninggalkan kesan mendalam. Apalagi ditambah dengan sesi bagi-bagi hadiah dan doorprize, jadi makin gayeng saja. Enggak heran kalau rumah sakit ini disebut-sebut sebagai Rumah Sakit terbaik ya.
Pada akhir acara, dr. Malvin memberikan kesimpulan bahwa orang dengan PCOS sangat bisa hamil. Terlebih bila usia pihak perempuan masih dibawah 35 tahun. Apabila usia calon ibu sudah diatas 35 tahun, maka cara yang disarankan adalah inseminasi atau bayi tabung. Meski untuk melakukan hal ini tentu harus berkonsultasi dengan dokter dan memeriksa kesiapan kondisi masing-masing.
Nah, untuk teman-teman yang didiagnosis PCOS dan masih berjuang untuk memiliki momongan, bismillah selamat berjuang! Semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan ya!
4 Komentar. Leave new
Ibu Grace pengalaman share keren banget mba, aku suka banget byk ilmu yang aku dpt
Jadi tercerahkan, bahwa pcos itu masih bisa hamil, jadi ga boleh malas atau takut Konsul ke dokter kandungan
[…] banget rasanya ngambil raport anak-anak yang di mataku masih kayak bayi. Kayak, ini beneran ya aku bakal ngambil laporan hasil belajar mereka selama 1 semester? Habis […]
Waduh gejala PCOS ini ga main main ya Ajeng
Ngga peduli kaya dan miskin semua manusia punya ujiannya masing-masing ya Mba. Bu Grace aja yang berada siapa sangka teryata ada ujian dengan PCOS dan strugglig juga.
[…] Baca Juga : PCOS Bisa Tetap Hamil Loh! […]