Kenapa sih jarang update blog? Kataku ke pikiranku sendiri, saat melihat bahwa jumlah tulisan di blog aku pada bulan itu cuma ada satu biji. Itupun tulisan berbayar, bukan organik. Padahal selama ini aku sering ngaku-ngaku blogger, nyatanya ya jarang nulis dan bikin postingan baru di blog.
“Pak Ustadz! Apa hukumnya orang ngaku-ngaku blogger tapi buat buka blognya sendiri aja males?” jawab pikiranku dengan nada menyebalkan.
Fiuhh, teman-teman sesama penulis aku yakin pasti sering gini, bikin dialog sama pikirannya sendiri. Tanya sendiri, jawab sendiri, terus kesel sendiri. Gitu terus berulang-ulang sampai dapat jawaban dari rumput yang bergoyang *eh.
Tapi iya sih, ada apa ya dengan diriku? Kenapa susah sekali untuk konsisten menghasilkan tulisan organik yang sebetulnya gampang banget dibuat, asal ada kemauan. Nah, itu kunci utamanya : ASAL ADA KEMAUAN.
Nah, siang ini aku kan nganterin anak gadisku kontrol ke RS karena seminggu yang lalu dia harus rawat inap. Terus, sebagai pasien BPJS aku sadar diri kalau antriannya lumayan panjang dan agak lama. Jadilah aku membawa diary kesayanganku dan corat-coret di situ.
Baca Juga : Perawatan Saluran Akar Dengan BPJS di RS Mitra Keluarga Gading Serpong
Aku mencoba berpikir, kira-kira apa sih yang sebetulnya membuat aku jarang update blog? Daan, ini dia 5 hal yang aku rasa jadi penyebab utama hilangnya kemauanku untuk menulis:
1. Serangan Alien Rasa Malas
Gara-gara lihat iklan film-nya Imroatus aku jadi kepikiran untuk menyalahkan alien, wkwkwkwk. Padahal mah tentu saja bukan. Aku hanya malas saja kok. Bentar, bukan malas juga ding, tapi lemah letih lesu gak punya tenaga buat menulis karena rieweuh dengan kerjaan rumah tangga.
Long short story, sejak akhir bulan Mei yang lalu aku ditinggal sama bibi ART yang udah kerja di rumah selama dua tahun. Beliau hamil anak keempat dan melahirkan. Pada awalnya, aku berharap dia bisa kembali bekerja lagi setelah si bayi berusia tiga bulan. Tapi rencana tinggal rencana.
Qadarullah, si bibi melahirkan secara cesar yang artinya butuh waktu untuk recovery lebih lama. Bahkan setelah sebulan, dia bilang kalau perutnya yang dijahit masih sering sakit. Bibi juga bilang kalau dia masih bisa beraktivitas, hanya saja gak boleh kelelahan dan melakukan yang berat-berat.
Beberapa kali aku memanggil dia untuk membantu saat akhir pekan, aku membayarnya harian. Tapi ya itu, beliau gak bisa fokus bekerja karena si bayi menangis. Aku sendiri sebetulnya enggak masalah kalau dia bawa bayi, tapi dianya yang justru merasa enggak nyaman.
Puncaknya, dia tiba-tiba WA aku untuk pinjam uang dengan nominal yang cukup besar (menurutku, kalau menurut Nia Ramadhani sih cuma remah-remah nastar doang). Kebetulan aku tipe yang berani untuk menolak, apalagi masalah duit. Tapi aku enggak sepenuhnya menolak, aku memberi dia opsi untuk kembali kerja dan membayarnya di depan.
Aku bahkan memberi kelonggaran ke dia untuk datang sebisanya. Misal bisa datang pagi ya pagi, kalau bisanya siang ya siang, kalau sore ya sore, pokoknya yang penting ngabarin dan datang. Bawa bayi pun enggak masalah, karena sejak awal aku udah sayang sama si Bibi dan sayang juga sama anak bungsunya itu.
Tapi dia menolak alasan tersebut. Dia maunya pakai akad pinjam alias berhutang. Problemnya di sini, aku tahu kalau suami dia kerjanya itu enggak pasti. Ibarat kata, untuk makan saja susah, terus kalau pinjam uang itu berarti aku harus rela membiarkan uang itu hilang.
Aku enggak rela, belum.
Penolakanku membuat bibi entah kenapa jadi dingin. Beliau enggak mau lagi kerja di rumah saat akhir pekan. Yawis, akhirnya balik lagi ke mode awal, aku ngerjain urusan beberes sendiri. Meski terlihat simpel dan remeh, kerjaan rumah tangga itu berat dan akhirnya aku berada di persimpangan : Mau ngurus rumah atau ngeblog? Karena jujur, aku sulit sekali untuk multitasking.
Akhirnya ya bisa ditebak, aku lebih memilih untuk beraktivitas ngurus rumah dan anak-anak. Sesekali nulis blog karena memang dapet job. Uhuk. Monmaap, ternyata kalau alasannya duit, semalas apapun, aku masih bisa nulis.
2. Sok Sibuk
Selain menjadi ibu dan istri, aku juga memiliki tugas sosial yaitu menjadi Ketua PKK dan Ketua Komite Sekolah di sekolah anakku. Jujur, aku bener-bener shock waktu ditunjuk jadi ketua komite karena enggak pernah kepikiran dan berminat sama sekali. Terutama karena aku tahu tugasnya lumayan berat, harus punya loyalitas dan waktu luang yang banyak. Belum lagi dramanya yang ngalah-ngalahin drama korea.
Waktu pengabdian ketua komite adalah satu tahun, dari bulan Juli 2022 sampai Juni 2023. Selama setahun itu, aku lumayan sibuk dengan aktivitas di luar rumah, yang sebetulnya enggak terlalu aku sukai. Mana waktu itu anak-anak juga sempat sakit dan masuk RS karena aku jadi kurang perhatian sama mereka.
Selama menjadi komite, sebetulnya aku punya tim yang sangat supportive. Mereka ternyata sevisi dan semisi sama aku, dalam artian kurang suka kalau harus sering-sering datang ke sekolah buat mit-ap atau mit-ting. Jadilah kami kebanyakan rapat via online, untuk yang penasaran cerita lengkapnya, boleh loh mampir ke tulisanku yang ini.
Cuman ya itu, sekali lagi aku harus bilang kalau aku enggak jago multitasking, jadilah aku harus nyelesain satu tugas terus baru ngerjain tugas lainnya. Selama periode itu, aku juga merasa kurang menikmati weekend karena banyak keisi sama agenda sekolah atau perumahan atau tentu saja, kerjaan yang menghasilkan cuan.
Sehingga, lagi-lagi kemauan untuk menulis postingan blog organik, menguap entah kemana.
3. Gak Punya Foto Bagus Untuk Dipamerin Diposting di Blog
Halah, alasan yang dibuat-buat banget. Iya, aku sendiri juga mikir kalau alasan ini kok kayak yang diluar nurul dan bikin orang enggak habis fikri gitu loh.
But for me, for some personal matter, that reason is still valid.
Salah satu hal yang bikin aku insecure kita bikin postingan blog adalah foto. Aku ngerasa semua foto yang aku ambil atau aku edit di canva tuh enggak kece. Problem utamanya ya karena aku enggak punya sense of art, kayak asal aja gitu jepret sana-jepret sini tanpa ada nilai estetikanya sama sekali.
Dan jujur, hal ini bikin nyali aku ciut. Bagaimanapun, foto merupakan penunjang postingan blog yang sangat kuat. Blog yang foto-fotonya kece tuh sedep untuk dipandang dan dibaca. Sedangkan aku suka takut kalau foto-foto yang dimasukin ke blog bikin orang yang baca istighfar.
Well, aku sudah mencoba untuk memperbaiknya sih. Ada satu postingan yang aku cukup yakin kalau foto-fotonya berkualitas, ini adalah postingan tentang job Asus bareng mbak Katerina. Waktu itu, kami dikelompokkan dan setiap anggota kelompok harus bekerja sama untuk mengambil foto yang bagus.
Baca Juga : Rekomendasi Laptop ASUS Super Ringan
Nah, karena yangmengambil foto adalah sesama blogger, jadi lebih mudah untuk mengarahkan dan akhirnya foto yang jadi pun bagus. Beda banget kalau yang ngambil foto itu suam….*hilang sinyal*
4. Tiba-tiba Kehilangan Perasaan Ide
Blogger yang punya anak kecil pasti paham banget dengan kondisiku. Lagi duduk di depan laptop, buka dashboard, bikin judul, mulai merangkai kalimat pembuka terus tiba-tiba saja muncul teriakan kebelet pup, kebelet pipis, laper, dan hal-hal lainnya.
Asli, itu jadi momen yang bikin galau. Mau lanjut nulis tapi entar teriakan anak-anak berubah jadi tragedi, tapi kalau aku ngurusin anak-anak, tulisanku buyar. Semua ide yang sebelumnya sliweran di kepala dan siap untuk disusun menjadi kata-kata, tiba-tiba saja ngumpet dan enggan untuk keluar.
Apalagi kalau setelah ngurusin bocil, jiwa-jiwa procastination-nya muncul. Entar aja juga bisa, entar aja pasti bisa sekarang drakor dulu. Bisikan menggoda yang gitu-gitu deh!
5. Kebanyakan Scroll Twitter eh X
Iya loh, jaman sekarang ada banyak banget jenis pengalih perhatian. Mulai dari rasa malas, drakor, kerjaan rumah tangga, sampai media sosial. Embuh ya, kayaknya nyekrol twitter tuh asyik banget, isu-isu paling hot seringnya terjadi di sana.
Belum lagi aku lumayan suka nonton badminton, yang mana akhir-akhir ini kalah terus karena federasinya bloon. Cuman ya meski aku tahu bahwa di hampir semua event, lebih banyak kalahnya dibanding menangnya, tetap aja aku nontonin para atlet ini sambil doain semoga mereka menang.
Asyik ngescroll, tahu-tahu udah dua puluh menit. Tahu-tahu laper. Tahu-tahu kerjaan terbengkalai. Duh memang ya, semua tergantung banget sama kita sebagai person, mau berani untuk membatasi atau tidak.
Jadi, Kesimpulannya Apa?
Kesimpulannya adalah, ternyata kalau aku memaksa bokongku untuk duduk di kursi kerja, buka laptop dan menulis, akhirnya ya selesai. Kayak gini nih, nembus seribuan kata malah dalam waktu sejam aja. Padahal aku capek banget seharian ini dan tadi pagi pun habis posting tulisan organik.
Nyatanya, aku bisa melawan kemalasanku, ketika aku MEMANG MAU. So, kalau ada blogger yang bilang dia enggak sempet update blog, teman-teman tahulah alasan sebenernya apa, wkwkwkwk. Iya kan?
Notes : Tulisan ini disertakan dalam Tantangan yang diadakan oleh KEB. Doakan aku bisa konsisten yaw!
3 Komentar. Leave new
kalau aku, scroll tiktok adalah masalah terbesarku.
niatnya cari ide nulis di sana, lah malah keterusan buka2 videonya, eh idenya ga ada sama sekali.
relate sih ini sama aku, Mba. Hahaha
salam kenal ya, Mbak Ayu.
Betuuuuul ini sih 🤣🤣.. terkadang ya mba, memang harus dipaksa supaya akhirnya mengerjakan. Manusia itu cendrung jadi kreatif, atau banyak ide di saat kepepet.
Tapi aku bisa maklumin kalo alasannya kesibukan. Krn pernah ngalamin lah. Pas zaman kerja, memang blog susah kepegang. Cuma bisa update 2 Minggu sekali, kdg malah sebulan sekali. Tapi begitu resign, mau ga mau hrs aktif, udh ga ada alasan ga ada waktu kan 😅.
Skr ini aku sendiri terkendala Ama mood. InI kata halus dari MALAS 🤣🤣. Kalo mood lagi kacau, memang susah pegang tulisan. Padahal aku ga ada masalah di ide atau tema, Krn blogku juga Niche traveling. Draft aja numpuk, cuma Krn moodnya ke laut, jadi susah 😂😂. Cuma skr lagi usaha kok supaya rutin nulis setidaknya seminggu sekali
[…] Baca Juga : 5 Alasan Dibikin-Bikin Kenapa Jarang Nulis […]
Kalau gw sih bikin blog buat tempat curhat aja,,, yang penting ini otak kembali lega.. jadi bisa posting terus gak usah peduli SEO.. hahaha