Berobat perawatan saluran akar itu mahal bok!
– Madam A-
Hai teman-teman pembaca, kali ini aku mau berbagi cerita tentang pengalaman melakukan perawatan saluran akar gigi anakku yang nomor dua. Udah kepengen nulis sejak awal-awal kemarin janjane. Tapi daripada mesti update-update mending nunggu sampai selesai sekalian ye kan. Biar informasinya bisa nyampai dengan maksimal.
So, in case kalian sedang mengalami hal yang sama kayak aku, monggo disimak ya. Kasus ini memang banyak dialami anak-anak kok.
Awal Mula Sakit Gigi
Jujur, aku udah lupa kapan awal mulanya perjalanan ini dimulai. Ehehehe, ehehehe. Pokoknya yang aku inget, waktu itu Luna nangis-nangis ngeluh gigi geraham kanannya sakit. Sakit yang dia rasa kayaknya sakit banget banget karena sampe gak bisa makan dan males ngapa-ngapain. Oh iya, waktu itu usianya masih 4 tahun.
Ngelihat anak kayak gitu, akhirnya aku bawa dia ke dokter gigi dong. Masak ke dokter tulang, wakakaka.
Kasihan sangat soalnya. Aku sendiri punya pengalaman sakit gigi sehingga tahu kalau itu pasti enggak enak sekali. Sayang, dokter gigi BPJS saat itu tidak berkenan melayani tindakan. Jadilah aku cari dokter gigi swasta.
Waktu itu aku cuma mikir mau ke dokter gigi terdekat yang biayanya terjangkau (emak-emak mode on). Alhamdulillah dapet enggak jauh dari rumah. Masih dokter gigi umum sih, tapi tempat prakteknya kids friendly. Si dokter ini cukup komunikatif ke anak. Selain itu, dia juga menyediakan hadiah khusus untuk pasien anak yang berani diperiksa.
Pengalaman Luna ke dokter gigi jangan ditanya deh, dramanya minta ampun. Well, dia sempat berani beberapa kali kena bor. Tapi sejak gusinya dapet suntikan bius dadakan… beuuhh, nangis mbeker-mbeker dia. Udah dibujukin pake hadiah dobel pun enggak mempan. Beneran takut dan trauma berat.
Akhirnya, perawatan gigi Luna jalan cuma setengah-setengah , huhu sedih. Terus karena enggak tuntas, bisa ditebak kalau sakit yang dia rasa jadi keulang lagi dalam rentang waktu dekat.
Aku bingung banget. Selama ini, prosedur perawatan gigi yang harus dijalani Luna bukan yang bisa selesai sekali datang. Nah, secara biaya kalau harus berkali-kali datang ditotal-total lumayan gede juga. Belum lagi effort ngajakin dia kesana. Mana jadwal dokternya full sehingga harus janjian dan nunggu.
Aku meluruskan tekad, coba-coba datang ke faskes tingkat pertama di mana bpjs-ku terdaftar. Habis itu ngobrol-ngobrol sama dokternya. Ternyata, kalau pakai bpjs si dokter ini gak mau tindakan, cuman kalau aku pilih berbayar dia mau.
“Biaya APD-nya gak ditanggung BPJS Bu.” kata beliau memberi alasan.
Hmmm ya masuk akal sih. Dokter gigi kan berhadapan langsung sama ludah pasien, apa sih istilahnya aerosol gitu. Resikonya tinggi. Yasud aku menyanggupi. Mbok mana tahu kalau beda dokter dan beda tempat, Luna mau dirawat.
Eh bener dong anaknya mau. Mungkin saking enggak tahan udah sakit banget makannya dia ho’oh-ho’oh aja waktu aku bawa ke klinik.
Setelah melalui pengecekan, ditemukan benjolan di gusi Luna yang sakit. Dokter bilang itu karena ada infeksi, kudu dibersihkan dan dibuka. Aku merinding disko, enggak bisa bayangin sakit yang ditanggung Luna.
Selesai berobat, dokternya menyarankan aku untuk rontgen gigi Luna serahang full supaya kelihatan dalemnya dan ketemu sumber masalah utamanya. Aku manut. Meski harus ngeluarin biaya lebih tapi aku lebih suka kayak gini. Biar gak bolak-balik karena gak jelas sakitnya di mana.
Hasil rontgen pun keluar dan saat dibaca sama dokternya memang bermasalah banget gigi Luna itu. Bu Dokter di faskes 1 udah gak bisa ngatasin, harus dokter gigi spesialis gigi anak alias pedodontis yang melakukan perawatan serta tindakan. Berhubung beliau dokter bpjs, beliau punya kuasa untuk kasih rujukan. Luna pun dirujuk ke pedodontis yang ada di RS Mitra Keluarga Gading Serpong.
Cara Mendaftar Ke Poli Gigi RS Mitra Keluarga Gading Serpong
Mumpung ada telepon rumah, aku tanya-tanya dulu nih cara mendaftar ke poli gigi RS rujukan. Maklum, jaraknya cukup jauh dari rumahku, sekitar 15km, PP 30km. Misalnya udah jauh-jauh datang kesana dan ditolak bisa nangis darah, rugi tenaga dan waktu.
Setelah telepon, aku mendapatkan beberapa informasi sebagai berikut:
- Jadwal praktek pedodontis di RS Mitra Keluarga Gading Serpong adalah hari Kamis mulai jam 9 pagi.
- Pendaftaran dilakukan sehari sebelumnya yakni Rabu pada jam 4 sore. Sebelum jam itu, pendaftaran tidak bisa dilakukan.
- Aturan nomer dua berlaku untuk BPJS ya, kalau umum alias berbayar sih bebaaass.
Long short story, aku pasang reminder di HP dan coba telepon jam 4 sore lebih dikit. Catat ini kisanak, LEBIH DIKIT! Tapi teleponku cuma sampai ke nada tunggu aja doonggg. Huwaa huwaa huwaaa.
Setelah lewat 20 menit dan berkali-kali mencoba barulah telepon aku diangkat sama operator. Tahu apa jawabannya? Aku enggak bisa daftar karena kuota 7 pasien untuk BPJS sudah dipenuhi…
DUEEENGGG!!!
“Loh Mas, tapi saya sudah telepon daritadi. Salurannya penuh. Anak saya juga sudah mengeluh sekali, dia betul-betul butuh tindakan Mas.” kataku putus asa.
“Iya Ibu mohon maaf. Soalnya rujukan dari Tangsel, Tangkot, dan Tangerang Kabupaten ke sini semua, jadinya dibatasi.” jawab Mas-Mas di seberang telepon. Dari nadanya sih dia kayak minta maaf gitu.
Aku cuma bisa nelen rasa kecewaku bulat-bulat. Sedih banget karena aku udah berharap Luna bisa segera dapat tindakan.
“Saya bisa didaftarkan untuk minggu depankah Mas? Saya khawatir kalau rebutan telepon lagi, anak saya gak bisa daftar pun.”
“Baik Ibu, Minggu depan kami coba konfirmasi ya.” pungkas si Mas-Mas. Setelah saling mengucapkan terima kasih, sambungan telepon ditutup.
Hufthh, beginilah nasib pemakai BPJS, perjuangannya tiada akhir.
Besoknya selama seminggu menunggu, gigi Luna aku rawat sebisa-bisanya. Gak boleh makan makanan manis, tiap habis makan sikat gigi, kalau nyeri kumur-kumur pakai Betadine.
Anyway, aku apresiasi banget pelayanan RS Mitra Keluarga Gading Serpong karena hari rabunya aku betul-betul ditelepon pihak sana untuk konfirmasi. Jadilah Luna fix terdaftar untuk memulai perawatan.
“Besok pagi pendaftaran mulai jam 8 ya Bu. Surat rujukannya mohon dibawa.” kata Mbak-Mbak di seberang ramah. Aku di sini ngangguk-ngangguk.
And the drama is coming…
Keesokan harinya aku bangun dan langsung mempersiapkan semuanya. Tapi ya nasibbbbb…saat ngecek isi tas aku menemukan bahwa…surat rujukanku HILANG!! *guling-guling di tanah*
Ngamuk-ngamuklah aku sama orang di rumah. Semua kena semprot mulai dari ayahnya sampai bocil-bocil tiga biji itu. Aku inget banget kalau surat rujukan sudah disimpan dengan baik di dalam tas. Kok bisa-bisanya pas dibutuhin malah raiibbbbbbbb. *istighfar seratus kali*
Setelah puas ngeluarin semua emosi di dada, akhirnya aku bisa berpikir jernih. Aku menghubungi mbak-mbak admin di faskes pertama, dengan nelangsa cerita kalau surat rujukan hilang padahal sudah bikin janji. Untungnya si mbak ini paham kengenesanku, dia meminta aku datang ke klinik untuk dibuatkan surat rujukan yang baru.
Begitu surat rujukan udah di tangan, aku pun berangkat menempuh perjalanan sejauh 15km pakai motor. Sampai di sana, flow pendaftaran ulangnya adalah begini :
- Meminta nomor urut antrian ke satpam agar bisa mengantri mengambil nomor urut pengurusan administrasi BPJS di mesin khusus. Enggak usah bingung, intinya kita mesti ambil nomor urut antrian untuk mengantri.
- RS Mitra Keluarga Gading Serpong memiliki mesin khusus yang mengatur pendaftaran. Mesin tersebut akan mengeluarkan kertas dengan nomor F diawal atau bisa juga B. Untuk yang mendapatkan F, pasien atau keluarga mesti ngurus verifikasi data dulu di loket mbak-mbak berbaju pink. Kalau dapatnya B, bisa langsung assesment ke perawat sambil membawa SEP (Surat Eligibilitas Peserta) yang akan keluar berbarengan dengan kertas tulisan B.
- Aku dapetnya F, jadi aku harus verifikasi ulang. Berkas yang dibutuhkan adalah surat rujukan. Kita juga harus memastikan bahwa udah bikin janji sehari sebelumnya.
- Selesai verifikasi, aku dapat nomor urut antrian dengan huruf B lalu mengantri lagi untuk assesment perawat.
Aku betul-betul enggak paham, waktu itu lagi banyak dosa atau gimana sampai diuji banget karena ternyata… jenis kelamin Luna yang tertera di database BPJS adalah
Laki-laki…
*kriik-kriik-kriik*
Uwoooo, si mbaknya bilang kalau belum diganti, Pendaftaran ulang enggak bisa diproses. Kalau mau diganti, tinggal telepon ke call center BPJS aja.
“Proses gantinya cepet kok Bu. Nanti kalau sudah diganti, ibu kesini lagi biar saya proses.” katanya sambil menuliskan nomor telepon yang harus aku tuju.
Dengan lemah, letih, letoy, aku menghubungi suami minta diisikan pulsa telepon. Gak sampe semenit dia bilang udah, waktu aku cek enggak ada yang masuk dan enggak bisa dipake. Akhirnya KAMI KUDU NGISI PULSA TELEPON DUA KALI! (pake capslock semua biar emosinya dapet).
Gara-gara masalah jenis kelamin tadi, aku jadi dapet nomor urut 168. Padahal yang dipanggil baru nyampe 105. Ommoo nunggu 60 orang dulu coba buat assesment doang.
Kumenangiiissss.
Akhirnya jam 12 kurang Luna baru dipanggil. Anaknya sampe ketiduran di kursi tunggu. Aku sendiri udah kayak zombie karena semalam si Aylan 2x bangun tengah malem, dan aku mesti balikin dia ke kamarnya sendiri.
Assesment perawat ngapain aja? Normalnya sih cek suhu, cek BB TB dan tensi sambil ditanya keluhannya apa. Pas Luna enggak sampe cek tensi sih. Kelar dengan fase ini, kami diarahkan untuk menuju ke poli gigi.
Review Dokter Gigi Spesialis Gigi Anak di RS Mitra Keluarga Gading Serpong untuk Perawatan Saluran Akar
Dokter gigi spesialis gigi anak yang akan kami datangi adalah drg.Virmala Indah Aulia,SpKGA biasa dipanggil dokter Indah. Dokternya cantik, ramah, dan komunikatif banget ke anak. Ngajak kenalan, manggil nama, pokoknya berusaha bikin anak nyaman.
Luna langsung duduk di kursi yang ada TV-nya. Aku ter-uwow-uwow. Dokter gigi pedodontis emang beda, karena yang dihadapin anak-anak. TV disimpan disitu untuk pengalih perhatian.
Aku menyerahkan hasil rontgen gigi Luna ke dokter Indah supaya beliau bisa menganalisis luar dalam. Gak lama, Luna pun ditindak. Giginya dibongkar habis sampai berdarah-darah. Untungnya dia gak nangis karena tadi udah disuntik.
Yes, infeksi Luna yang sampai menjendol ini betul-betul parah karena bleeding agak banyak juga ketika dibuka. Dokternya sampai agak susah melihat ke dasar karena ketutupan darah. Begitu udah bersih, dokter ngasih gumpalan something yang katanya isi obat, terus ditutup tambalan sementara.
“Sementara diobatin dulu ya Bu gigi anaknya. Kita lihat obatnya direspon atau tidak. Kalau obat direspon, jendolannya hilang, infeksinya sembuh, baru kita mulai perawatan saluran akar.” demikian dokter Indah menginfokan begitu Luna selesai dirawat.
Alhamdulillah, hari itu kami pulang jam 2 siang dan sampai rumah sekitar setengah tiga. Buru-buru mandi terus sholat. Lega banget karena malemnya, Luna gak ada keluhan apapun bahkan sampai besok dan besok-besoknya lagi.
Minggu berikutnya aku kembali melakukan pendaftaran via telepon. Belajar dari pengalaman sebelumnya, aku telepon jam 4 kurang semenit. Alhamdulillah dapet kuota.
Prosedur berikutnya sama persis seperti yang aku tulis di atas. Kali ini gigi Luna dinyatakan siap untuk melakukan perawatan saluran akar karena infeksinya sembuh. Gigi dia dibongkar dan dibersihkan lagi.
Dokter Indah memakai alat khusus yang bentuknya seperti jarum saat mengeluarkan akar-akar yang sudah mati dan membusuk. Kata beliau, semua itu harus dikeluarkan supaya nanti ketika ditambal tidak lagi menimbulkan infeksi. Setelah selesai, gigi ditambal sementara.
“Minggu depan giginya diisi, minggu depannya lagi baru tambal permanen ya.” kata dokter Indah.
Jadi, kalau BPJS ini perawatannya memang tidak sama seperti perawatan dokter gigi swasta. Kalau di dokter gigi swasta untuk perawatan saluran akar bisa selesai dua atau tiga kali, pakai BPJS bisa empat sampai lima kali tatap muka. Maklum, BPJS kan sekali datang sekali tindakan.
Meski demikian, aku tetap senang karena begitu perawatan gigi geraham kanan Luna selesai, beliau meminta kami terus datang untuk merawat gigi lainnya yang juga bermasalah.
“Kita manfaatkan BPJS-nya semaksimal mungkin ya Bu, kalau bisa sampai semua permasalahan gigi Luna betul-betul selesai.” tutur dokter Indah ramah.
Waaa ya Alhamdulillah banget kalau aku mah. Pokoknya modal gercep dan sabar, aku telatenin perawatan gigi Luna yang tanpa bayar per kedatangan ini. Aku pernah datang ke klinik swasta khusus pedodontis, per kedatangan bisa tujuh ratus ribu. Lumayan hemat kaan.
Setelah hampir sembilan bulan perawatan (mulai dari Februari 2021), sempet kepotong pas covid lagi parah-parahnya sampai betul-betul gak berani ke RS, akhirnya perawatan gigi Luna selesai. Yeaaiii!
Total ada 5 gigi yang perlu perawatan saluran akar dan 2 gigi atas depan dipasang crown. Sok silahkan hitung aku kudu bayar berapa kalau datang pakai biaya pribadi ke klinik swasta. Dijamin bikin mules, hihihi.
Lega dan senang karena akhirnya sanggup melewati halangan dan rintangan. Mulai dari gak dapat kuota, nunggu lama karena pasien banyak banget, ditolak daftar padahal udah nyampe sana karena terlambat 10 menit sehingga sistem tutup, sampai pas pulang kehilangan stnk namun akhirnya ketemu. Semua ini bakal jadi cerita tak terlupakan, hahah.
Tapi so far aku bersyukur luar biasa dengan keberadaan bpjs, ditunjang dengan dokter yang mumpuni. Bayangkan, sebelumnya aku dikasih tahu sama dokter faskes satu kalau perawatan gigi pakai BPJS ini gak akan pernah selesai. Aku udah pasarah aja, tapi toh buktinya Luna justru selesai.
Dokter Indah justru senang sekali kalau ada orang tua yang care sama gigi anaknya dan mau bersusah-susah melakukan perawatan. Jadi kalau ada yang bilang perawatan gigi bpjs itu gak ngefek mungkin tergantung sama dokternya juga kali ya. Aku termasuk yang beruntung karena ketemu sama dokter baik.
Jangan Ragu Pakai BPJS Saat Melakukan Perawatan Saluran Akar ya!
Perawatan saluran akar pada gigi dilakukan untuk mengatasi nyeri yang disebabkan oleh peradangan atau infeksi pada pulpa. Hal ini bisa terjadi akibat gigi berlubang atau cedera disertai lingkungan mulut yang kotor.
Sakit gigi jenis tersebut jamak dialami anak-anak. Meski demikian, orang dewasa juga tetap ada yang mengalami. Sakit gigi baiknya jangan dibiarkan, bisa mengarah kemana-mana dan kalau udah parah bikin kita gak bisa beraktivitas.
Bila teman-teman ada yang mengalami dan terkaget-kaget dengan biaya perawatan super mahal, gunakan BPJS. Sumpah, BPJS ini bermanfaat banget. Dulu si bungsu gendang telinganya pecah pun dirawat pakai BPJS. Mudah-mudahan teman-teman bertemu dengan dokter gigi yang baik dan memudahkan ya!
5 Komentar. Leave new
Pas bangeeeet anakku juga lagi mau kubawa ke dokter gigi nih, Mbak Ajeng. Ternyata giginya sudah ada yang berlubang huhu sediiih. Tadinya mau kemarin, tapi aku lupa faskes 1 kami tuh di mana haha. Makasih infonya yaa.
wah giginya luna jadi cantik yaa. anakku nih gigi depannya mulai pada hilang karena dia kalau tidur suka ngemut jari. sebal banget deh nggak tahu gimana caranya supaya dia berhenti ngemut jari pas tidur. semoga aja kalau nanti sudah ada gigi tetap nggak bikin giginya keropos juga itu kebiasaan emut jari
Alhamdulillah, cerita bunda paas banget dengan permasalahan saya, terima kasih infonya ya bun
[…] macem-macem banget. Di blog ini aku sempat menulis tentang perjalanan si teteh yang giginya harus PSA (Perawatan Saluran Akar). Waktu itu yang ngerjain dokter spesialis gigi anak, dan total gigi yang dikerjakan adalah lima […]
[…] Baca Juga : Perawatan Saluran Akar Dengan BPJS di RS Mitra Keluarga Gading Serpong […]
Malam Kak, mau tny nih Kak. Untuk faskes tingkat pertama nya mana ya untuk bisa dpt rujukan BPJS ke RS Mitra Keluarga Gading Serpong? Trmksh bnyk sebelum nya Kak.
Halo, kalau aku dari Klinik Kimia Farma Cisauk ya