Jauh di mata, dekat di hati
– Madam A –
Kaum bidadari dari khayangan alias ibu-ibu pasti setuju kalau sosial media merupakan sesuatu yang penting saat ini, terutama di masa pandemi. Bukan tanpa alasan aku bilang gini. Fakta, hampir semua permasalahan hidup justru bisa berjumpa solusinya di sosial media.
Percaya enggak percaya, banyak ibu-ibu tanpa keistimewaan tertentu #tsah bisa menemukan hiburan, informasi, pengetahuan, update pergosipan terbaru, teman curhat, pembeli dagangan, dukungan fisik maupun moril, sampai tahu suami selingkuh justru di sosial media. Murah meriah dan mudah, modal kuota saja.
Menurut Wikipedia, Sosial Media adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Sisi Baik Sosial Media
Buatku, media sosial adalah sebuah alat yang fungsinya bagai dua sisi mata uang. Kebaikan dan keburukan. Pengen banget nulis kata ‘positif’ tapi rada trauma eui. Habisnya beberapa waktu yang lalu papaku dinyatakan ‘positif’ dan wafat karena Covid-19. Tiap mau nulis kata ‘P’ itu masih sering kepikiran kearah sana. Hihihi.
Anyway, selama pandemi setidaknya ada 200 juta lebih pengguna aktif sosial media. Banyak banget emang, lebih dari separuh penduduk sendiri. Udah bisa kebayang dong riuhnya dunia maya kayak apa? Perang Baratayuda aja lewat.
Tapi jangan salah, banyak banget hal-hal baik yang bisa kita dapatkan dari dunia maya. Ada kejadian yang bikin hati kita merasa hangat dan percaya bahwa rasa kemanusiaan itu masih ada. Ada sharing yang bikin kita termotivasi untuk menjadi lebih baik. Ada pula peluang-peluang pekerjaan yang bikin rekening makin terisi.
Nah, untuk golongan ibu-ibu super, apa saja kebaikan yang bisa didapatkan dari sosial media? Coba aku jembrengin satu-satu ya:
1. Menambah Skill Sehingga Lebih Profesional di Rumah
Ketika ada perdebatan worklife balance di twitland, aku ketawa ngakak sampai sakit perut lihatnya. Mungkin emang enggak apple to apple kalau membandingkan load pekerjaan IRT dengan pekerja formal, tapi jangan meremehkan tugas-tugas IRT yang dimulai sejak bangun tidur dan berakhir di dalam mimpi.
Sebagai Ibu Rumah Tangga yang baik hati dan tidak sombong, aku paham banget kalau posisi ini enggak mudah. Bayangin, kalian harus jadi koki, dokter, ahli manajemen keuangan, guru, supir, sosialita, dan juga drakor mania. Tugas ini makin terasa berat ketika pandemi hadir.
Aku sempat mengalami stuck, bingung banget harus memulai belajar darimana, dan apa dulu yang dipelajari. Misalnya nih, menjadi guru adalah peran yang dengan senang hati aku delegasikan. Tapi ribetnya school from home memaksa aku untuk hadir dan melakukannya.
Buatku, hitungan perkalian dan pembagian adalah hal mudah. Tapiiii, mengajari anak sendiri perkalian atau pembagian dengan bahasa yang mampu mereka pahami itu suliiittt! Dramanya ya Allah, suara naik jadi delapan oktaf, anak ngerjain soal sampe netes air mata. Thus, aku terbantu banget dengan berbagai video tentang tips memahami hitungan yang bertebaran di youtube.
Begitu juga saat merasa gak ngerti lagi harus masak apa, aku tinggal buka youtube dan berkunjung ke channel Devina atau Wilgoz. Cukup dengan dua channel ini, kemampuan memasak dan hasil masakanku dapat puja-puji setinggi langit.
Kemudian ketika ngerasa badan sakit, gak nyaman karena kurang olahraga. Aku langsung cek youtube Elaine Hanafi atau Eh Olahraga Yuk. Terus olahraga bareng sampe keringat netes-netes dan dapat body goals (masih harapan btw)
Sedangkan dari instagram, ada banyak banget ahli manajemen keuangan macam Prita Gozhie yang mau berbagi ilmu secara gratis. Meski aku sendiri lebih cocok dengan model yang disampaikan oleh mbak Rinda Sukma sebagai pioneer keuangan rumah tangga bagi ibu rumah tangga.
Kemudahan untuk mengakses informasi-informasi yang kita butuhkan, tanpa perlu keluar rumah, tanpa perlu strict mau nyimak jam berapa, betul-betul bermanfaat untuk para ibu yang jam kerjanya gak pasti. Apalagi kalau pas anak gelendotan tanpa henti.
2. Mempermudah Komunikasi
Ada temanku, seorang istri yang LDM sama suaminya. Gara-gara pandemi, mereka sempat tidak bisa bertemu hingga 8 bulan lamanya. Padahal suaminya ini bukan tipe Bang Thoyib yang jarang pulang. Cuman ya semua memang serba sulit, naik pesawat harus pakai surat dinas dan lain-lain.
Temanku enggak sendirian, banyak pasangan lain yang cintanya juga diuji seperti ini. Beruntung sekarang jaman sudah canggih, telepon video merupakan hal yang mudah. Anak-anak masih bisa lihat wajah bapaknya. Kebayangan kan cerita LDM jaman dulu, saking lamanya ditinggal seorang anak ketika manggil bapaknya dia malah bilang, “Om ini siapa ya?” #Duaarrr! Potek-potek dah hati si bapak.
Selain itu, istri dan suami juga bisa saling memantau kondisi mereka via sosial media. Misalnya ada kabar gempa atau kebakaran atau kemalingan di wilayah suami/istri. Tanpa perlu memberi tahu, pasangannya pasti akan langsung menanyakan kabar.
Melalui sosial media seperti instastory, kita juga bisa tahu kabar sanak saudara anggota keluarga. Oh sepupuku sedang ngomel-ngomel ngadepin anaknya yang sekolah, oh pamanku sedang membetulkan genteng rumahnya yang bocor, oh mantanku temanku sudah dapat gebetan baru. Umpamanya.
Memanfaatkan Sosial Media di Masa Pandemi
Aku sering merasa bersyukur, suami punya kerjaan yang settled. Pandemi enggak pandemi insya Allah tetap ada pemasukan. Tapi tidak semua orang memiliki kemewahan tersebut. Ada yang dirumahkan dan menerima setengah gaji, ada yang pula dirumahkan tanpa gaji blas alias PHK. Kemudian karena perusahaannya kolaps, tidak menerima pesangon pula.
Pandemi membuat hidup orang jungkir balik itu nyata.
Thus, aku melihat sendiri bahwa orang-orang itu enggak menyerah. Mereka menggunakan sosial media sebagai salah satu alat untuk bertahan hidup. Jadi, kalau ada yang bilang sosmed banyak mudharatnya aku enggak setuju sih. Soalnya di tangan orang-orang kreatif dan ulet, sosmed justru memberikan banyak peluang.
1. Sosial Media Bisa Menafkahi
Seperti yang sudah aku sebutkan di awal, ada 200 juta pengguna aktif sosial media di Indonesia. Dilihat dari kacamata marketing, itu pasar yang sangat luaaassssss sekali jangkauannya.
Apalagi marketplace sebagai pilihan aman untuk bertransaksi pun pilihannya banyak. Tidak heran orang-orang yang kehilangan pekerjaan atau ingin menambah penghasilan, banting setir untuk berjualan entah apapun itu dengan memanfaatkan sosial media seperti instagram, facebook, tiktok, ataupun twitter.
Kolaborasi antara kerja keras, sosial media, dan doa dari berbagai pihak tak pelak membuat pelaku usaha kecil-kecilan ini bertahan, tumbuh, dan berkembang. Ada yang sehari dulunya cuma dapat dua atau tiga orderan, kini naik hingga sepuluh kali lipatnya dalam sehari. Melalui dagangan-dagangan tersebut, mengalirlah rejeki yang bisa dipakai untuk menafkahi kebutuhan keluarga.
Para selebgram, content creator dan super mini micro influencer pun kecipratan manisnya rejeki sosmed ini. Mereka menjadi salah satu opsi yang bisa membantu raising awareness suatu brand. Banyak yang beranggapan penetrasi para influencer ini justru lebih dalam dibanding memasang iklan di tivi atau koran.
Ada juga kasus menarik, seorang pengguna twitter posting tentang pengalamannya membeli obat secara online. Tak dinyana, si kurir pengantar obat ini ternyata bekerja menggunakan sepeda. Postingan tersebut banjir simpati. Tidak cuma skedar doa, bahkan ada yang langsung gercep berbagi rejeki dengan membelikan si bapak tersebut motor. Agar bisa bekerja dengan lebih baik.
Air mata aku meleleh membacanya.
Begitulah, di jaman sosmed seperti sekarang rasa-rasanya kita tidak akan pernah menduga takdir akan membawa rejeki kita kemana bukan?
2. Sosial Media Menjadi Jalan Pintas Bertemu Jodoh
Aku bertemu dengan orang yang jadi suamiku sekarang lewat jalur dikenalin kakak. Tapi coba deh lihat lebih jauh lagi, cukup banyak loh orang-orang yang menemukan jodohnya melalui jalur komen sebuah utas di twitter atau instagram. Sosial media dulu, pelaminan kemudian.
Kebayang dong ya para pasangan ini kalau nanti cerita ke anaknya.
“Jadi to nak, dulu Papa ketemu sama Mama kamu gara-gara dia komen di thread yang dibuat selebtwit favorit Papa. Papa kesengsem lihat foto profilnya mamamu kok gemoy banget. ” Eaakkkkk.
Para jomblowan dan jomblowati boleh mencoba cara ini. Meski sosial media enggak mencerminkan perilaku pemiliknya dengan pasti, tapi gak ada salahnya diuji dulu kan?
3. Mencari Keadilan? Coba Lapor Sosmed
Masih hangat kemarin ini aku membaca kisah seorang ibu yang dibentak, dihardik, dilempar barang, serta hampir dicekik oleh tetangganya sendiri. Penyebabnya sepele, anak si tetangga ingin main ke rumah namun kakinya kotor. Olehnya, si anak diminta untuk cuci kaki dulu. Melihat hal tersebut, si tetangga tidak terima.
Kejadian itu direkam CCTV. Emang brutal banget sih si tetangga, serem. Sebagai korban yang dirugikan dan merasa terancam, diapun melapor ke polisi. Sayangnya, kasus tersebut belum bisa diproses selama hasil visum belum keluar.
Padahal ada alat bukti CCTV dan saksi mata kejadian. Parahnya lagi, si ibu oleh ketua RT setempat justru disuruh pindah. Ya Allah, kalau Bu Tedjo ada di sana pasti akan langsung teriak.
“EMPATINYA DI MANA?!”
Untungnya, ibu ini resilience, enggak nyerah. Dia menceritakan kekerasan yang dialaminya di instagram lengkap dengan bukti rekaman video CCTV. Dukungan datang layaknya banjir air bah. Bahkan ada tim kuasa hukum yang juga mendampingi. Deterjen, eh netizen beramai-ramai mencuitkan kasus ini, menekan kepolisian. Usaha ini berbuah manis, si tetangga akhirnya ditahan!
Bagi kaum tertindas yang enggak punya kelebihan uang, melapor ke netizen memang menjadi jalur tercepat agar kasusnya diperhatikan oleh penegak hukum. Sedih sih, menjadi warga negara +62 rasanya kok gini amat. Sampai-sampai ada pepatah mengatakan,
“Kehilangan ayam, kalau lapor malah kehilangan kambing.” Saking ribetnya prosuder-prosedur formal yang harus dijalani meskipun kita adalah korban. So, dahlah, ke sosmed aja!
4. Sosmed Menjadi Media Terbaik Mencari Orang Hilang
Seorang kakak iseng membuat postingan mencari adiknya yang hilang pada tahun 2016 lalu. Thread yang diawali dengan kalimat TWITTER PLEASE DO YOUR MAGIC betul-betul mendapat jawaban. Hanya selang dua hari sejak postingan tersebut dibuat, sebuah panti asuhan merespon sambil memperlihatkan foto seorang anak yang sangat mirip dengan foto yang diposting si kakak.
EDAN, CUMA BUTUH DUA HARI DAN SI ANAK KETEMU!
Aku sendiri sampai ternganga-nganga membaca postingan tersebut. I was like, twitter you’re really a magic gitu loh! Si kakak mengaku sudah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib sejak lima tahun yang lalu dan hasilnya nihil. Ladalah, melapor ke warga twitland justru cepat sekali ketemunya.
Semua memang sudah qadarullah sih. Takdir si kakak menemukan adiknya melalui sosial media. Tapi tetap saja aku takjub, hahaha.
5. Sosmed Menjadi Media Menemukan Pemilik Barang Hilang
Kali ini, aku pengen berbagi kisah pribadi. Hari kamis tanggal 13 Oktober yang lalu aku kehilangan STNK dalam perjalanan menuju RS Mitra Keluarga Gading Serpong. Iya, tentu saja aku panik dong. Bersama suami, aku bolak-balik menelusuri jalan tersebut, berharap STNK-nya ketemu. Tapi harapan itu punah.
Ndilalah, sabtu pagi 16 Oktober ada seseorang yang men-DM akun Facebook aku. Melalui DM tersebut, seseorang bernama Adi menanyakan apakah aku kehilangan STNK. Tak lupa dia menyertakan foto STNK dan benar saja ya Allah, itu STNK akuuu!!
Aku langsung membalas dan memberi tahu alamatku. Sorenya dia langsung datang ke rumah dong. Cuman kebetulan aku sedang makan diluar, akupun kasih tahu posisiku saat itu di mana. Pak Adi datang menyusul, kami bertemu dan akhirnya STNK tersebut kembali ke haribaan pemiliknya. Ya Allah, terharu banget.
“Maaf ya bu, saya kemarin melihat Facebook ibu. Kemudian melihat-lihat foto ibu. Ada foto suami dan anak ibu naik motor, saya perhatikan plat motor tersebut dan yang tertera di STNK ini sama. Jadilah saya berani menghubungi ibu.”
Fiuuhh, merinding enggak sih? Bener-bener The Power of Social Media.
Peran Influencer Dalam Perkembangan Sosial Media
Influencer adalah sebutan bagi orang yang dapat mempengaruhi orang lain melalui sosial media. Bukan pakai guna-guna loh ya, tapi memang karena orang tersebut memiliki keunikan sendiri seperti prestasi, lifestyle, cara bicara, dan penampilannya.
Sosial Media memang mengubah tatanan kehidupan sosial. Menjadi orang terkenal kini tak harus jadi artis atau aktor terlebih dahulu. Maksimalkan saja konten-konten media sosial milik kita, berkomunitas, kumpulkan follower serta subscriber. Pada akhirnya kita bisa kok dikenal, baik oleh orang biasa atau brand-brand perusahaan ternama.
Layaknya manusia biasa, that so called influencer ini macem-macem banget. Ada yang emang nyleneh, nyebelin, bikin sensasi melulu, ada juga yang bener-bener baik kasih manfaat ke followernya. Kalau yang terakhir ini contoh nyatanya jelas Devina sih #PenggemarDevinaGarisKeras
Sebagai penulis blog dan sosial media aktif, aku cukup sering disebut influencer. Sebutan ini sempat membuat aku freak out malah.Bukan kenapa-kenapa, menjadi influencer itu tanggung jawabnya besar. Aku bisa menggiring opini followerku terhadap sesuatu. Ini membuatku harus hati-hati banget. Amal jariyahnya panjang bok!
Tapi memang, influencer bisa menjadi medium untuk memperkenalkan sesuatu. Baik itu barang, jasa, atau suatu konsep pemikiran. Apalagi influencer yang deket dengan followernya. Atau influencer yang sering berbagi konten yang relate banget dengan followernya.
Aku sendiri tipe yang males sama sensasi. Capek dan enggak setangguh itu menghadapi komen berisi cercaan, umpatan, dan hinaan dari follower. Aku lebih suka mengikuti orang-orang yang unik atau berprestasi.
Setelah Olimpiade, nama Apriyani Rahayu jadi dikenal seantero negeri gara-gara jerih payahnya menyumbangkan emas untuk Indonesia. Duetnya dengan Greysia Polii menyebabkan lagu Indonesia Raya dinyanyikan di Jepang dan bendera Merah Putih berkibar. Aku dan jutaan orang lain nonton sampai nangis.
Jung Ho Yeon si pemeran Sae Byok dalam drama squid game dalam waktu singkat mendapatkan lebih dari 20 juta follower instagram. Penyebabnya karena drama Squid Game booming dimana-mana dan peran dia sebagai aktris pendatang baru dinilai sangat bagus. Selain itu, dia emang cantik dan super skinny sih, huahahaha.
Ini prestasi yang cukup luar biasa loh, karena kayak Kim Go Eun atau Jang Ki Yong aja followernya gak sampai segitu. Padahal dua orang ini sudah memainkan banyak peran di drakor yang juga terkenal.
Jadi yaaa, kalau memang mau terkenal dan dikenal secara baik, banyak-banyak aja bikin prestasi dan tetap menjadi diri sendiri. Lihat aja Kekeyi, secara fisik orang-orang akan meremehkan dia. Tapi toh orang-orang tersebut bakal gigit jari kalau lihat brand-brand kosmetik ternama justru percaya sama dia.
Kekeyi tidak berusaha mengubah penampilannya. Dia bangga menjadi diri sendiri dan percaya bahwa dirinya adalah sesuatu yang unik. Dia menutup telinga terhadap omongan negatif dan konsisten membuat konten. Hal ini dinilai positif hingga banyak banget orang-orang jadi follower dia.
So, stay bold ya gaes! Believe in yourself! Kalian gak harus jadi Selena Gomez supaya dikenal.
Peran Indozone Dalam Memberi Informasi ke Masyarakat
Kanal media yang membahas hal-hal terkini secara cepat dan aktual? Aku rasa teman-teman pembaca sepakat Indozone.id juaranya. Apalagi akun instagram @indozone.id memiliki ciri khas yang unik banget yaitu :
- Desain postingan semuanya mirip, yang berbeda hanya judul berita
- Selalu memasang tagline #KAMUHARUSTAU sehingga orang-orang yang melihat sekilas saja beneran langsung tahu kalau itu indozone.id. Brandingnya dapet banget. Selain itu kalimat KAMU HARUS TAU memaksa otak kita untuk menerima informasi yang disampaikan, sehingga kita terdorong untuk membaca dan tahu secara keseluruhan.
Postingan @indozone.id juga memenuhi semua kaidah jurnalistik, 5W+1H-nya dipaparkan secara lengkap. Isi artikelnya valuable, punya nilai. Enggak yang cuma lima kalimat selesai gitu loh.
Judul beritanya pun bukan yang tipikal clickbait. Beneran menyajikan informasi, bukan sekedar klik atau sensasi. Cukup membaca satu postingannya di instagram, kita bisa paham isi beritanya. Meski memang jika ingin membaca versi lebih lengkap, teman-teman bisa langsung ke www.indozone.id
@indozone.id juga menyajikan berbagai macam update berita terkini, mulai dari hiburan, fakta dan mitos, teknologi, game, makanan, kecantikan, pokoknya segala macem ada deh! Lha wong videografik juga ada, cocok banget bagi orang yang lebih suka lihat video daripada membaca berita. Gk heran mereka menjadi The Most Engaging Media for Millennials and Gen-Z. Lha wong paham banget tipe-tipe pembacanya.
Kesimpulan
Aku rasa kesimpulan yang bisa diambil dari tulisan ini adalah jangan heran kalau orang Indonesia tidak bisa hidup tanpa sosmed. Lha gimana, semua-semua bisa didapetin di sosmed kan? Apalagi buat ibu-ibu, lepas dari sosmed itu beraaaddh! Curhat di sosmed itu stress release.
Cuman memang, sebagai pengguna kita butuh bijak bersosmed. Pilih kanal-kanal yang memang memiliki manfaat, jangan malah bikin overthinking. Batasi penggunaannya, segala sesuatu yang berlebihan kan enggak baik.
After all, ingat selalu untuk follow dan cari berita di @indozone.id agar mendapatkan kabar yang lebih lengkap dan terpercaya. Setuju kan?
16 Komentar. Leave new
Cakep nih banyak manfaat sosmed bagi kita kita termasuk urusan jodoh. Tetangga Mpo juga gitu
Suka heran sama org org yg belum bijak dalam menggunakan sosial media ya mba. Tapi begitulah, memang segala sesuatu nya harus dipandang secara seimbang. Sosia media bisa menjadi sesuatu yg berguna sehingga kita bisa mendapatkan penghasilan tambahan darinya
Socmed itu superhero jaman now!
Alhamdulillah, ada socmed banyaaakk banget masalah dan tantangan hidup bisa menemukan solusinya.
Keren banget mba, kompilasi aneka benefit socmed.
Indozone juga ciamik banget.
Tentang sisi baik dari media sosial itu bener banget sih. Selama kita bisa memaksimalkan ungsi positifnya, media sosial benar2 bekerja dalam peningkatan skill dan pengetahuan seseorang. So, mari positif bersosial media.
Saya ngikik sendiri mbak baca artikelnya. Memang sebegitu kuatnya ya sekarang peran medsos. Namun tetap harus bijak memanfaatkannya, agar tidak menciptakan berita2 hoax atau cerita2 yang justru bisa memecah belah persatuan, karena masih banyak hal positif yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan medsos ini.
Baru tahu ada Indozone.id selain medsos yang umum digunakan. Terima kasih telah berbagi informasi, Mbak Ajeng. selamat pagi. Selamat beraktivitas
Media sosial ibarat pisau ya mbak. Bisa baik buruknya tergantung si pemakainya. Indizome memang salah satu portal berita yg lengkap dan anti hoax sih menurutku
iya, sekarang sosial media itu punya banyak peran penting dalam kehidupan kita ya mbak
selama kita masih bisa memanfaatkannya dengan baik
MashaAllah~
Alhamdulillah, meski kehilangan STNK di tempat yang gak kita dsadari, tetap bisa dikembalikan lagi.
Barakallahu fiik~
Peran media sosial di masa pandemi memang sungguh luar biasa.
Saya juga merasakan banyak manfaat dari keberadaan sosmed. Pada suatu hari kakak saya ketinggalan kunci mobilnya di bandara Soetta. Di dalamnya ada dokumen-dokumen mobil.
Petugas Soetta mencari ID kakak saya di Facebook, eh ketemunya akun saya. Trus petugas bandara tersebut menelpon saya (di FB ada nomor HP saya). Alhamdulillah mereka lalu ketemuan, kunci dan dokumen mobil gak jadi hilang.
Memang lucu, segala sesuatu nunggu viral dulu baru ada tindakan
Media sosial zaman sekarang emang teman untuk bertumbuh. Banyak membantu kita dalam berbagai hal.. baik percuanan maupun masalh lainnya.
sosial media ini kalau dimanfaatkan dengan baik memang banyak banget manfaatnya ya. salah satunya ya bisa jadi sumber penghasilan dengan angka yang bikin wow kayak para influencer itu. tapi ada kalanya juga berasa down lihat sosial media karena merasa diri nggak punya prestasi apa-apa
Sosmed kalau pintar banyak banget bisa digali. Akupun nemu info-info zoominar ya dari sosmed
Sosmed itu banyak hal positifnya selama kita bijak menggunakannya ya. Terima kasih oencerahannya. Sosmed bisa jadi alat penunjang kekepoan nyari bocoran trailer drakor juga, Mbak. Hehehe. Sama nyari info promo makanan.
Media sosial itu bagai pisau bermata dua ya, Kak. Kalo dimanfaatkan dengan benar, bisa memberikan manfaat bagi kehidupan kita. Begitupun sebaliknya. Semoga kita tetap bijak menggunakannya.
[…] selama sebulan, saya kok jadi gatel pengen ngereview. Mana tau di sini ada yang lagi nyari-nyari informasi tentang setrika. So, […]