Stunting bisa jadi bom waktu yang merugikan negara ini
– Madam A –
Apa kado pernikahan paling unik yang pernah kalian terima? Kalau aku, album foto yang berisi foto-foto suami saat masih SMA. Yes, sehari setelah resmi jadi suami-istri, aku dan Cucup (panggilan kesayanganku ke suami) sibuk membuka tumpukan hadiah.
Kegiatan itu terhenti cukup lama ketika aku mengamati betul bentukan suami jaman dulu melalui foto yang dikompilasi temannya menjadi album. Dan aku menemukan sebuah fakta mengejutkan. Ternyata, di tahun pertama menjadi siswa berseragam putih abu-abu, Cucup suamiku itu…pendek.
Selain pendek, dia berponi dan agak jerawatan. Khas remaja lagi masa puber. Tapi bukan itu yang jadi fokus aku. Kaget aja karena dia lumayan pendek. Jauh banget kalau dibanding saat ketemu aku.
“Sayang, ternyata kamu jaman dulu tuh agak pendek ya?” kataku memberanikan diri buka obrolan, meski aku yakin dia gak bakal tersinggung juga.
Suami ngelirik ke arah foto yang ada di dalam genggamanku, terus tertawa. Tanpa malu-malu dia mengakui pertanyaanku.
“Iya, jamanku SMP malah lebih pendek lagi sampai sering dipanggil kuntet sama cebol.” jawabnya santai. “Kamu loh beruntung karena kita ketemu pas aku udah tinggi, kelihatan beda banget kan?” lanjutnya lagi, bikin aku tersipu.
Cucup kemudian cerita lumayan banyak tentang hal ini. Terutama tentang apa yang dia rasakan saat itu.Menjadi seorang anak lelaki bertubuh pendek, membuat dia minder dan tidak percaya diri.
Pernah dia ingin ikut bermain bola bersama teman di dekat rumah, tapi justru disuruh jadi anak bawang. Cuma boleh duduk menunggu di pinggir lapangan. Tidak masuk hitungan pemain karena khawatir bisa membuat tim kalah.
Aku yang mendengarkan dengan seksama cuma bisa ngelus dada. Untung saja meskipun perawakannya sering diremehkan, teman-teman dia baik. Selain itu, dia juga pintar. Terbukti, dia menjadi wakil sekolah untuk Olimpiade Kimia. Jadi ya, kehidupan SMA-nya gak ngenes-ngenes amat.
Jangan Sampai Sejarah Terulang
Apa yang Cucup alami memang sudah berlalu, dan aku bersyukur dia mampu melewati masa-masa sulit tersebut. Aku juga lega karena pada akhirnya dia bertambah tinggi ketika menginjak tahun kedua SMA. Ternyata, Cucup hanya telat berkembang.
Tapi tetap aja, itu enggak asyik.
Anyway, tahu enggak gaes, selain merasa sedih dan kasihan, tebak apalagi yang aku pikirin saat itu? Aku berpikir, kalau suamiku dulu pendek dan telat tumbuh, ada kemungkinan bahwa anak kami nanti mengalami hal yang sama.
Oh no!
Aku enggak mau!
Sumpah, aku langsung freak out gara-gara bayanganku yang traveling kemana-mana. Tapi beneran loh, aku takut.
Aku sungguh ingin menyingkirkan kemungkinan bahwa keturunanku bakal mengulang kisah serupa. Meski belum hamil dan melahirkan tapi aku udah membayangkan momen dimana anak lelakiku pulang ke rumah sambal menangis gara-gara diejek temennya dengan sebutan ‘kerdil’. Kayak Cucup.
Lebih jauh lagi, Aku enggak mau anakku patah hati kehilangan berbagai kesempatan untuk eksplorasi kemampuannya hanya karena ‘kurang tinggi badan’. Berdasarkan fakta di lapangan, memang ada beberapa jenis pekerjaan yang memasukkan penilaian fisik sebagai salah satu kriteria. Haduu, sayang banget kan kalau sebenernya dia mampu, tapi harus gugur di awal karena masalah fisik.
Gabungan dari cerita Cucup dan kekhawatiranku menghasilkan sebuah kesimpulan: menjadi pendek bukan hal sepele.
Iya sih kita bisa sounding ke anak kalau penampilan itu nomor sekian, setelah brain dan behavior. Iya sih, masih banyak pekerjaan lain yang tidak membutuhkan penilaian fisik. Tapi…tapi selama kita punya kesempatan mencegah kejadian itu terulang lagi, kenapa tidak?
Diejek temen itu rasanya sakit, bisa bikin self esteem porak poranda. Ditolak kerjaan juga sanggup bikin depresi kan? Pokoknya, sebagai calon ibu, calon orangtua, aku tentu ingin masa depan terbaik untuk anakku.
Memahami Stunting
Berkaca dari pengalaman suami, aku jadi sadar untuk lebih mempersiapkan diri. Daripada overthinking mending cari-cari informasi tentang kenapa sih seorang anak bisa telat bertumbuh dan berkembang?
Nah, ketemu nih.
Dari beberapa sumber yang aku baca, setidaknya ada empat alasan kenapa fisik seorang anak terlambat tumbuh. Pertama karena kurangnya asupan, kedua pola asuh, ketiga kurang stimulasi, terakhir faktor genetik. Eh, kok ya saat baca-baca tentang hal ini, ada istilah stunting terselip.
Apa sih stunting itu?
Secara sederhana, aku memahami stunting sebagai penyakit kekurangan tinggi badan akibat kekurangan gizi. Mirip-mirip sama kasus yang dialamin Cucup, bedanya Cucup bisa berubah jadi tinggi karena memang terlambat, kalau penderita stunting enggak.
They simply stop growing, mereka berhenti tumbuh.
Bertahun-tahun belajar menjadi ibu bikin aku makin sadar kalau stunting bukan masalah sederhana. Ini bukan kayak flu yang setelah minum obat dan istirahat, bisa kembali normal seperti semula.
Stunting adalah masalah kesehatan permanen yang dampak buruknya ngefek ke hilangnya satu generasi. Enggak heran kalau tidak hanya pemerintah, pihak-pihak lain pun concern banget masalah ini.
Frisian Flag sebagai contoh. Pada hari kamis 17 Februari 2022 yang lalu aku seneng banget karena mendapat kesempatan untuk hadir dalam sebuah acara bertajuk, “Cegah Stunting dan Dampak Negatifnya Terhadap Perkembangan Otak dan Pertumbuhan Fisik Anak Prima dengan 9AAE dan DHA 4X”
Ada cukup banyak narasumber yang dihadirkan, antara lain :
- Prof.Dr.dr.Rini Sekartini, Sp.A (Ketua IDAI Jakarta)
- Baim Wong dan Paula Verhoeven (pasangan artis, orangtua dua orang anak)
- Andrew F. Saputro (Corporate Affairs Director PT.Frisian Flag Indonesia)
- Pratiwi Rosani (Marketing Manager PT. Frisian Flag)
- Purwanto Wahyudi (Senior Manager Marketing Microeconomics Indomaret)
So Excited! Makin banyak informasi tentang stunting yang aku dapat lewat acara ini karena ketemu ahlinya langsung.
Sesi pertama diisi oleh Dokter Rini yang langsung menjelaskan perihal stunting secara lengkap. Beliau menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis). Perhatikan frase “dua tahun” dan “kekurangan gizi pada waktu yang lama”
Jadi memang, stunting ini gak muncul ujug-ujug. Bukan juga karena serangan virus atau bakteri.
“Selain itu, enggak boleh terburu-buru menjudge bahwa seorang anak stunting ya. Memang, stunting sudah pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Pendeknya yang bagaimana dulu? Pakai parameter tinggi badan dan Berat Badan terhadap usia anak, bisa dicek berdasarkan kurva WHO dan hal ini ada di buku KIA.” Terang dokter Rini panjang lebar.
Apakah teman-teman merasa bingung dengan kalimat ‘Pendek belum tentu stunting, sedangkan stunting sudah pasti pendek’ yang disampaikan dokter Rini?”
Kalau iya, coba aku jelaskan pelan-pelan.
Misal kita punya dua anak nih, terus perawakan si anak kedua lebih kecil dibanding kakaknya. Kita lalu nangis sesenggukan, merasa salah, merasa bukan ibu yang baik, stress karena gagal merawat anak kedua sampai ‘terlihat’ kurang gizi.
Terus, sesuai dengan saran dokter Rini, kita cek kondisi anak pakai kurva WHO yang ada di dalam KIA. Ternyata, kurva tersebut menunjukkan bahwa tumbuh kembang si adik normal!
Nah loh, ini berarti kita salah karena menggunakan pembanding yang keliru. Jangan bandingkan si adik dengan anak lain, untuk mendapatkan hasil akurat, pakailah kurva yang memang sudah divalidasi WHO itu.
Pengertian ini harus banget dipahami semua orang. Terutama para julita-julita bermulut lemes yang hobi banget nyebut dan nunjuk anak orang lain stunting, tanpa landasan ilmu yang benar. Gemes Pengen tak hih!
Semoga dengan penjelasan ini, ibu-ibu yang lihat anaknya mungil tidak cepat panik atau baper. Periksa dulu, mungil yang dimaksud di sini itu apa, lebih kurus, lebih pendek, atau gimana? Ingat untuk selalu gunakan Kurva WHO yang merupakan standar penilaian termudah.
Stunting di Indonesia
Berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia), masalah stunting memang masih menjadi tantangan. Tahun 2018, angkanya ada di 30,8%, menurun jadi 27,7 persen di 2019 kemudian turun lagi menjadi 24,4% di tahun 2021. Meski angkanya masih tinggi, penurunan perlahan-lahan itu tetap harus diapresiasi.
Melihat angka-angka tersebut, mungkin ada yang penasaran, kenapa sih mengatasi stunting itu susah banget? Akar masalah stunting sebenatnya ada di mana?
Dokter Rini pun menjawab bahwa stunting itu seperti lingkaran setan, muteerr terus, tanpa pangkal tanpa ujung.
Stunting bisa berawal dari ibu yang kurang gizi, menikah, dan hamil. Si ibu yang stunting, memiliki pinggul lebih kecil dari normal. Efeknya, plasenta ibu jadi tidak berkembang maksimal. Dan terjadi lagi…bayi yang lahir memiliki resiko lebih tinggi untuk kena stunting. Apalagi jika ditambah kurangnya asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.
Tapi tunggu dulu, bayi yang lahir normal pun tetap bisa stunting jika pada setahun pertama kehidupan dia terkena infeksi berulang. Kalau kata dokter Rini, infeksi yang paling sering dialami anak itu infeksi pencernaan dan infeksi saluran kelamin.
Kalau mau dirunut lebih mundur lagi, penyebab infeksi juga bermacam-macam. Bisa jadi lingkungan yang tidak bersih atau orangtua yang tidak paham cara merawat bayi.
Jadi jelas ya, penyebab stunting setidaknya ada 4
- Kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama.
- Infeksi berulang
- Saat hamil kurang asupan
- Secara psikososial. Hormon berubah karena stress
Dampak Stunting
Dokter Rini membandingkan dua bawah gambar sel-sel saraf dari dua orang anak. Gambar sebelah kiri, sel-sel otak milik anak normal, sedangkan sebelah kanan gambaran sel-sel otak anak penderita stunting.
Perbedaannya terlihat jelas, sel otak anak normal terlihat panjang dan serabutnya bersambungan. Sebaliknya, pada anak stunting, sel otaknya tampak pendek-pendek, menggumpal, dan banyak yang terputus.
Kebayang kan, dengan sel otak yang demikian, bagaimana penderita stunting akan tumbuh dan berkembang?
Dilihat dari sel otaknya yang pendek dan terputus-putus, besar kemungkinan perkembangan fisik anak stunting bakal terhambat. Tapi ya enggak berhenti sampai disitu aja. Mereka pun akan lebih sulit mencerna informasi, lebih lambat saat menulis, berjalan, atau berlari, dibandingkan dengan anak lain dalam usia sama.
Kerugian lainnya, anak stunting lebih rentan sakit karena fungsi-fungsi tubuhnya terhambat. Saat dewasa resiko mengalami diabetes, stroke, gagal ginjal, serta penyakit kronis lainnya pun besar.
Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040 mendatang. Anak-anak yang lahir pada tahun 2010 ke atas akan mencapai usia produktif pada rentang waktu tersebut. Mereka disebut generasi Alfa.
Anak-anak Alfa ini nantinya akan dihadapkan pada persaingan ketat yang melibatkan life skill, fisik, dan juga mental. Kenapa? Ya karena bonus demografi itu tadi, jumlah generasi Alfa ini banyak banget.
Apakah anak-anak akan berkembang sendirinya untuk menghadapi situasi tersebut? Tentu saja tidak.
Lalu menurut pendapat teman-teman, bisa enggak anak-anak alfa yang mengidap stunting untuk produktif di tengah kompetisi?
Kemudian pertanyaan lain, kira-kira seberapa besar kerugian yang diderita oleh anak kita, kita sendiri, dan negara kita bila ternyata bonus demografi yang ada tidak mampu bersaing sama sekali?
Well, I think you guys already knowing the answer.
Stunting Bisa Dicegah!
Dampak stunting, jangka pendek ataupun panjang memang mengerikan. Itulah sebabnya, Kementrian Kesehatan tidak bisa menjadi satu-satunya yang berjuang melawan. Harus ada kerja sama dari semua lapisan masyarakat.
Mungkin inilah sebabnya Mamaku dulu, selalu maksa aku untuk minum penambah darah, vitamin, serta makan cukup meski sering mual dan muntah ketika hamil anak pertama. Sebagai ibu dari empat anak, kayaknya Mama paham banget bahwa calon cucunya bisa sehat dan selamat selama ibunya terpantau dan terawat.
Aku udah enggak paham lagi gimana caranya berterimakasih ke Mama karena perhatian beliau merupakan salah satu tindakan yang mampu mencegah anakku terlahir stunting.
Tidak berhenti di masa kehamilan. Setelah lahir ceprot, usahakan bayi mendapat ASI eksklusif sampai 6 bulan pertama. Setelahnya, tetap berikan ASI dan juga MPASI. Membuat MPASI pun engak bisa sembarangan. Kita mesti memastikan anak mendapat asupan protein yang cukup, termasuk susu.
Sebulan sejak lahir hingga anak berusia 24 bulan, lakukan pengecekan rutin ke posyandu. Jangan lupa untuk memperhatikan kebersihan anak serta lingkungan sekitar. Ingat, sanitasi adalah salah satu faktor penyebab stunting.
Intinya, stunting bisa kok dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih sehat, menjaga asupan makanan yang bergizi, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala.
Tapi, semisal sudah terlanjur, apakah orang tua masih punya kesempatan untuk memperbaiki? Dokter Rini menjawab bahwa kita masih punya kesempatan melakukan koreksi, tapi tidak bisa seoptimal 1000 hari pertama kehidupan.
Cara memperbaikinya tentu dengan menambah asupan makanan bernutrisi serta memastikan anak cukup tidur. Kebutuhan tidur yang terpenuhi membantu sel-sel pertumbuhan berkembang dengan baik loh!
Bantu Penuhi Nutrisi Anak Dengan FRISIAN FLAG® PRIMAGRO® 1+ dan 3+
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Semba dkk, pada tahun 2016, ditemukan bahwa anak stunting memiliki konsentrasi 9 asam amino essensial lebih rendah disbanding anak yang tidak stunting. 9 Asam amino essensial itu adalah :
- Trypophan
- Isoleucine
- Leucine
- Valine
- Methionine
- Threonine
- Histidine
- Phenylalanine
- Lysine
Ini berarti, untuk mencegah stunting kita wajib memenuhi kebutuhan 9 AAE (9 asam amino essensial) anak. Tapi sebelumnya, udah pada tahu belum tentang 9 asam amino essensial itu apa? Terus kira-kira ada di makanan apa saja?
Ibu Pratiwi Rosani selaku Marketing Manager PT.Frisian Flag Indonesia, hadir untuk menjawab pertanyaan ini. Jadi, berdasarkan penjelasan beliau, 9 AA E merupakan protein luar biasa yang berperan penting dalam dasar tubuh yang memiliki fungsi untuk :
- Neurokognisi dalam pembentukan neurotransmitter yang mendukung kemampuan otak dalam berpikir, memecahkan masalah, dan berakal kreatif.
- Stimulus dalam hormon pertumbuhan otot dan tulang yang mendukung tumbuh kembang anak menjadi kuat dan tinggi
Fyi, tanpa 9AAE yang lengkap, penyerapan nutrisi prima lain jadi tidak maksimal. Artinya, meskipun kita sudah berjuang memberi asupan yang benat, ada kemungkinan nutrisi yang terkandung di dalamnya tadi tidak diserap tubuh. Ommo, apakah itu tidak rugi?
Terus nih, kalau nutrisi enggak terserap berarti resiko untuk stunting tetap ada. Weh wah, ternyata kekurangan 9AAE yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, otak itu bahaya juga gaes.
Apalagi menurut studi yang dilakukan oleh National Center of Biotechnology Information, anak-anak yang kekurangan satu jenis 9AAE, potensi kenaikan tinggi badannya turun hingga 34%. Sedangkan bila kekurangan semua jenis, potensinya menjadi 50%. Sayang banget kan?
Lalu kita harus gimana?
Ya harus memastikan anak mendapatkan nutrisi tersebut. Kalau dalam makanan sehari-hari, 9 AAE terdapat dalam sumber protein hewani seperti ikan, daging, ayam, telur, atau susu.
Untuk merespon kemungkinan anak-anak menghadapi kekurangan asupan ini, Frisian Flag menghadirkan produk susu bubuk pertumbuhan FRISIAN FLAG® PRIMAGRO® 1+ dan 3+ dengan kandungan 9 Asam Amino Esensial (AAE) lengkap dan DHA 4X Lebih Tinggi.
Susu ini diformulasikan khusus untuk memenuhi nutrisi lengkap yang dibutuhkan anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Dengan terpenuhinya semua nutrisi yang dibutuhkan, diharapkan anak jadi tumbuh lebih kuat dan tinggi serta mampu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah.
Sebagai informasi, isu stunting menjadi perhatian khusus Frisian Flag Indonesia dan induk perusahaannya FrieslandCampina. Tahun 2010 (Wow, 12 tahun yang lalu bok!) FrieslandCampina telah memulai survei untuk mengetahui status gizi anak-anak di beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengemukakan keseriusan FrieslandCampina dan Frisian Flag Indonesia mendalami isu stunting dan membantu pemerintah Indonesia.
“Frisian Flag Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif membantu pemerintah Indonesia mengatasi stunting dan kami didukung oleh FrieslandCampina selaku induk perusahaan kami untuk mendalami isu ini melalui South-East Asia Nutrition Surveys (SEANUTS), yakni studi lapangan yang mempelajari status gizi dan kesehatan anak-anak di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam.”
SEANUTS bertujuan memberikan wawasan tentang status kesehatan anak dengan mengukur asupan makanan, kebiasaan makan, status gizi, pertumbuhan, komposisi tubuh, aktivitas fisik, serta perkembangan dan kinerja kognitif.
“Hasil temuan SEANUTS kami manfaatkan untuk membuat program-program kerja yang mendukung perbaikan gizi dan mencegah stunting pada anak-anak Indonesia, termasuk menyediakan produk-produk susu yang berkualitas tinggi.
Ijinkan aku mengulang sekali lagi, jadi FRISIAN FLAG® PRIMAGRO® 1+ dan 3+ ini memiliki kandungan 9 Asam Amino Esensial (AAE) lengkap dan DHA 4X Lebih Tinggi. Kelihatan kan kalau kandungannya enggak terbatas pada 9AAE aja, ada tambahan DHA-nya juga.
Bukan tanpa alasan DHA ditambahkan ke susu ini. Sesuai dengan pernyataan Ibu Pratiwi Rosani bahwa pemenuhan gizi perlu dilengkapi dengan nutrisi untuk kecerdasan otak. Oleh karena itu, ditambahkanlah DHA.
DHA bersama omega 3 dan 6 adalah komponen struktural utama otak yang berfungsi untuk :
- Mendukung kecerdan dan kinerja kognitif anak
- Mendukung fungsi sistem saraf yang optimal
Selain itu, ada 3 nutrisi lain yang sama pentingnya dalam susu ini, yakni
- Asam sinoleat, berfungsi mendukung pematangan sel saraf otak dan penyimpanan informasi dalam otak
- Sphingomyelin, mendukung konsentrasi dan daya ingat
- Minyak Ikan, bahan baku DHA
Frisian Flag beneran enggak kaleng-kaleng deh, mau banget berepot-repot melakukan penelitian mendalam, menemukan salah satu sumber masalah (tinjauan nutrisi), dan turut serta memberikan solusi melalui produknya.
Please Welcome : Akademi Keluarga Prima
Aku tadi udah sempet bahas kan, kalau orangtua perlu melakukan pengecekan berkala terkait tumbuh kembang anak ke posyandu terdekat. Aku sharing sedikit pengalaman ya. Selama sepuluh tahun menikah, terhitung sudah empat kali aku pindah tempat tinggal. Selama itu, alhamdulillah Posyandu selalu ada, aktif pula.
Buatku, keberadaan posyandu itu selain penting, memorable banget juga. Saat mamaku dulu membawa adik ke posyandu, aku pasti memaksa ikut. Di sana selain ikut ditimbang, aku juga bisa mendapat makanan. Minimal banget bubur kacang ijolah, wkwkwk.
Sekarang, tongkat tanggung jawab itu beralih. Gantian aku jadi ibu yang bawa anak ke posyandu. Ya Allah, enggak pernah kebayang tiba juga masanya aku jadi emak-emak anggota tetap posyandu, hahaha.
Ternyata, keseruannya tetap sama. Posyandu yang aku datangi selalu ramai. Lembaga kesehatan yang dekat dengan masyarakat itu biasanya memiliki bidan desa. Bidan inilah yang memeriksa kondisi anak serta para ibu hamil yang hadir.
Selain pengukuran berat dan tinggi badan, terdapat pula fasilitas pemberian Vitamin A serta vaksinasi. Pulangnya seperti biasa, para ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak mendapatkan snack. Kalau aku, kadang mampir dulu ke tukang odong-odong yang sengaja mangkal di dekat posyandu.
Lewat posyandu inilah aku merasa bahwa negara telah hadir. Melalui berbagai layanan gratis yang aku sebut diatas, negara betul-betul memperhatikan dan memantau kondisi calon para penerus bangsa.
Kemudian tahun 2019, pandemi datang. Kegiatan posyandu distop sementara karena dikhawatirkan bisa menjadi salah satu cluster penularan baru. Jujur, saat itu aku merasa sedih, begitu juga dengan jutaan ibu lain di seantero Indonesia. Mereka pasti merasakan kehilangan yang sama. Pasti.
Ibu-ibu menjadi resah, apalagi pemerintah. Situasi seperti ini rentan membuat angka stunting kembali naik karena ibu-ibu yang dulunya rajin melakukan pengecekan, jadi terhambat. Bagaimana caranya orang tua bisa tahu apakah tumbuh kembang anaknya optimal atau tidak, bila keluar rumah saja rasanya menakutkan.
Mencoba menjawab kegundahan ibu-ibu, Frisian Flag kembali berinovasi. Kali ini, perusahaan susu yang telah berusia 100 tahun itu memperkenalkan program posyandu dalam platform online dan offline. Takjub banget sumpah!
Saat tahu kalau dalam acara itu kami semua akan diajak menjadi saksi launchingnya posyandu online, aku baru ngeh. Iya juga ya, kalau beli obat dan konsultasi dokter di jaman sekarang aja bisa online, kenapa posyandu tidak?
Nah, yuk kita kenalan sama Akademi Keluarga Prima. Sebuah platform posyandu online yang digagas Frisian Flag Indonesia, pengembangan fitur dari website www.ibudanbalita.com
Sini aku kasih tahu, melalui platform ini, orang tua mendapat kemudahan untuk memonitor tumbuh kembang anak secara mandiri, tanpa harus keluar rumah. Jadi lebih tenang!
Eh, tapi enggak sekedar pengecekan tumbuh kembang aja loh. Ibu Pratiwi Rosani dengan bangga memperkenalkan fitur-fitur yang terdapat di aplikasi Akademi Keluarga Prima. Fitur tersebut antara lain :
- Rapor Tumbuh Kembang Prima. Ini adalah fitur posyandu online yang dapat memantau progress tumbuh kembang anak sesuai dengan grafik pertumbuhan WHO dan CDC yang juga menjadi referensi nasional.
- Parenting Style Test, fitur untuk mengetahui pola asuh orang tua yang sesuai dengan karakter anak sehingga tumbuh kembangnya dapat maksimal.
- EmoMeter, fitur untuk mengetahui kondisi dan perkembangan kecerdasan sosial dan emosional anak (Social Emotional Learning) yang dapat mempengaruhi kesuksesannya di masa depan.
Baim Wong beserta sang istri Paula, berbagi pengalaman mereka tentang aplikasi ini. Paula, ibu dari Kenzo dan Kiano mengatakan bahwa dirinya sangat terbantu dengan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi tersebut.
Selain tracking masalah tumbuh kembang, fitur parenting style sangat membantunya membentuk gaya parenting yang tepat.
“Temen-temen pasti pernah ngalamin, misal kita tipe orangtua yang agak strict, sedangkan si anak tipenya santai. Berseberangan banget kan? Nah, fitur parenting style ini bisa memberikan solusi, jadi nanti dikasih jalan tengah yang bisa menjembatani perbedaan itu.” Terangnya.
“Pokoknya kita pakai semua fitur yang ada di dalam platform ini. Terbantu banget!” timpal Baim Wong tidak mau kalah.
Memang selain rajin memantau tumbuh kembang fisik dan social anak, pasangan ini juga rutin memberikan FRISIAN FLAG® PRIMAGRO® untuk Kiano. Enggak heran kalau Kiano tumbuh jadi sehat, kreatif, tangkas dan berani.
Kerja Sama Dengan Indomaret Membentuk Primanutri Posyandu
Selain lewat platform online, Frisian Flag Indonesia mendukung program Primanutri Posyandu yang pelaksanaanya bermitra dan dijalankan oleh Indomaret. Wua, dua perusahaan besar melakukan duet kemanusiaan gini, kece sekali!
Dalam kesempatan tersebut, Marketing Microeconomics Project Executive Indomaret, Purwanto Wahyudi menyampaikan apresiasi atas dukungan Frisian Flag Indonesia dalam pelaksanaan Primanutri Posyandu,
“Kami sangat senang program ini menyediakan akses kesehatan yang lebih baik kepada Ibu, anak dan Lansia dan mengedukasi orang tua agar bisa mengoptimalkan kesehatan keluarga, perkembangan kognitif, dan tumbuh kembang anak.”
Penasaran kira-kira kegiatan ini akan berjalan seperti apa? Jadi, salah satu program CSR yang diprakarsai dua perusahaan besar tersebut akan dimulai pada bulan Maret 2022. Kegiatan Primanutri Posyandu juga berlangsung dalam rentang waktu cukup lama, yakni sepanjang tahun 202.
Layanan utama yang terdapat di posyandu tersebut ada tiga :
- Pemeriksaan kesehatan ibu, anak dan lansia
- Penyuluhan kesehatan penyediaan
- Penyediaan makanan dan minuman bergizi
Rencananya, Posyandu Primanutri akan dilaksanakan di 20 lokasi dan 20 kota. Target pesertanya sendiri sekitar 3000 orang, tapi semoga bisa lebih sih ya.
Bagi teman-teman yang pengen ikutan, pihak penyelenggara akan menginformasikan tentang lokasi posyandu dua minggu atau h-14 sebelum kegiatan berlangsung. Semua lapisan masyarakat bisa ikut dan merasakan manfaatnya.
Kesimpulan Akhir
Untuk dapat mengatasi stunting, kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu stunting, bagaimana ciri-cirinya, dampaknya, serta cara mencegahnya. Menulis tentang stunting membuat aku jadi lebih aware tentang penyakit ini.
Tidak ada waktu yang lebih tepat untuk mencegah penyebaran stunting kecuali sekarang. Kalau dulu 1 dari tiga anak menjadi penderita stunting, sekarang 1 dari 3 anak yang menderita stunting. Mari kita ubah sama-sama agar tidak ada lagi anak-anak Indonesia menjadi penderita stunting.
Ingat, efek buruk dari stunting akan menjadi bom waktu tersendiri.
Cukup bayangkan masalah kesehatan dan konflik social yang akan dihadapi bila anak kita sampai stunting. Jangan sampai memilih pasrah saat melihat anak-anak tumbuh lemah. Penuhi gizi anak dengan nutrisi seimbang, pantau kondisi secara berkala ke posyandu atau platform Akademi Keluarga Prima, dan jaga kebersihan lingkungan agar anak terhindar dari infeksi berulang.
Ingat, apabila teman-teman merasa belum yakin apakah nutrisi anak sudah tercukupi, tambahkan segelas susu FRISIAN FLAG® PRIMAGRO® 1+ dan 3+ yang memiliki kandungan 9 Asam Amino Esensial (AAE) lengkap dan DHA 4X Lebih Tinggi. Karena aku yakin, semua orang tua ingin anaknya tumbuh sehat, kreatif, dan berprestasi.
24 Komentar. Leave new
Posyandu online di Akademi Keluarga Prima ini membantu banget buatku plot tumbuh kembang anak. Anakku terlahir pendek. Khawatir dong dia stunting tapi saat cek di kurva alhamdulillah normal. Fitur-fitur lainnya juga Seru, bisa tahu pola asuh Dan emosi sosial anak
Lengkap sekali informasi terkait stunting ini. Sungguh dengan memahminya sejak dini akan mencegah hilangnya satu generasi. Stunting bisa dicegah dan itu perlu keterlibatan semua pihak demi mencapainya. Seperti adanya Akademi Keluarga Prima yang punya banyak program demi menurunnya angka stunting di Indonesia
stunting sudah pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Noted banget nih mbak, jadi mesti ditelusuri dulu ya kenapa anak itu pendek, bandingkan dengan standar yang ada di buku KIA, jangan bandingkan dengan anak tetangga.
Dengan akademi keluarga prima, makin mudah ya memantau tumbuh kembang anak, bisa dilakukan di rumah saja
Kok samaaa maak…suamiku jaman SMA pendek kurus.mulai tumbuh kuliah, sampai teman-temannya pada pangling.
Memang laki laki pertumbuhannya diatas 17 th kan yaa beda dengan perempuan.
Setujuuu cegah stunting dg makan2an bergizi tak lupa susu.
Masalah stunting adalah masalah yang harus menjadi perhatian penuh para orangtua agar jangan sampai melupakan nilai gizi. Aku termasuk yang beruntung mbak anak-anakku dibesarkan oleh mamaku ( aku dulu tinggal dengan orangtua karena sambil kerja) beliau sangat memperhatikan gizi cucunya. Puji Tuhan hingga besar mereka tumbuh sehat dengan tinggi yang menjulang
Wah ulasannya sangat mendalam dan detail banget yaa mengenai stunting ini. Penting banget nih untuk para orang tua supaya lebih memperhatikan gizi pada sang anak untuk membantu proses tumbuh kembangnya. Apalagi dengan Akademi keluarga prima ini sangat membantu dalam mengetahui serta mengontrol tumbuh kembang anak apalagi bisa dilakukan dirumah.
Stunting masih ada aja di Indonesia ya Mbak. Padahal negeri kita ini gemah ripah loh jinawi katanya. Dan persoalan stunting ternyata tak hanya karena kekurangan sumber daya tapi juga pendidikan gizi orang tua ya. Semoga dengan terus mengedukasi seperti yang dilakukan perusahaan besar ini, tak ada lagi anak Indonesia yang mengapali masalah gizi
Primanutri Posyandu hasil kerjasama Indomaret dan Frisian Flag ini sangat bagus mendukung tumbuh kembang bayi dan balita ya. Jadi teringat mamahku dulu kader Posyandu sekian tahun lamanya. Stunting di Indonesia ternyata masih banyak diderita yach. Mesti lebih disosialisasikan nih agar dapat mencegah hilangnya satu gemerasi.
Sedih banget ya membaca tentang anak yang mengalami kasus stunting. Rangkaiannya panjang ternyata untuk mengentaskan kasus stunting ini, mulai dari saat perencanaan kehamilan hingga perawatan anak ketika dia sudah lahir. Semoga Indonesia lekas bebas stunting deh. Yuk manfaatkan Akademi Keluarga Prima untuk memantau perkembangan anak.
Huhu stunting. Masalah klasik yang ada aja ya sampai sekarang. Abisnya ya gimana, banyak pihak yang acuh tak acuh. Padahal iya, masalah stunting ini bukan hanya masalah per keluarga. Tapi udah masalah negara. Bisa kehilangan 1 generasi jika dibiarkan terus menerus. Semoga deh, program seperti Akademi Keluarga Prima dari Frisian Flag bisa membantu banyak dalam mengentaskan stunting di negeri kita.
Aku sempat merasa bersalah ketika tumbuh kembang anak pertama aku tidak seperti anak seusianya ketika masih balita Alhamdulillah sekarang sudah mau makan dan menjadi remaja yang sehat tapi kalau perlu jangan terjadi lagi deh tunggu kembangnya tidak sesuai terutama a berat badan.
Penting banget memerhatikan nutrisi dan gizi pada makanan keluarga.
Karena berpengaruh pada pertumbuhannya, bukan hanya fisik tapi juga kecerdasannya.
Aku baru tahu kak Ayu, kalau kelas SMP ke atas masih bisa bertumbuh dengan baik.
Alhamdulillah~
Sehat selalu untuk keluarga.
tahun 2015 istilah stunting pertama kali aku ketahui, memang cukup meresahkan para ibu-ibu mengingat dampaknya hingga dewasa ya, alhamdulillah informasi tentang stunting sekarang cukup banyak dan didukung juga dengan program dari pemerintah
sejak dulu stunting sudah menjadi masalah besar ya mba karena dampaknya yang luar biasa merusak. Semoga berbagai kampanye yang sudah dilakukan untuk melawan stunting bisa membantu upaya kita memberantasnya ya
Cegah stunting itu penting ya mbak
Mencegah stunting bisa dilakukan sejak 1000 hari pertama kelahiran ya mbak
terima kasih ulasannya mak, jad reminder juga buat teman dan keluarga. alhamdulillah anak-anak aku nggak kena stunting, semoga kasus ini terhenti yah di tahun depan
Cowok2 zaman SD dan SMP itu rata2 lebih pendek dari para cewek ya. Lalu tiba2 mereka meninggi saat SMA /kuliah karena pada mulai puber. Tingginya melampaui para cewek. Hehe. Alhamdulillah kl bisa begitu. Tapi kalau yg tetap pendek ya astagfirullah. Hiks. Sebagai ibu worry juga kalau ada sampai terindikasi under weight apalagi stunting
Saya jadi ingat kondisi anak teman yang tinggi badannya jauh dibandingkan dengan anak seumuran dia, cuma mau menanyakan apakah anak tersebut mengalami stunting kurang enak saja. Padahal dampak jangka panjangnya menimbulkan banyak penyakit kronis ya
stunting di Indonesia masih tinggi ya mbak angkanya. mencegah stunting itu penting ya agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. semoga dengan kampanye tentang cegah stunting sejak dini akan memberikan dampak pada menurunnya kasus stunting di Indonesia, bisa dimulai dari keluarga kita ya mbak
stunting ini emang bikin deg2an aku ada anak 1 ysang kurus gitu, walau yang lain cepet nangkep tapi badan memang sedikit kecil dibanding lain deg2an juga semoga bukan stunting. aamiin emang kudu banget ini waspada
perihal stunting ini udah harus banyak di sounding karena sepenting itu untuk masa depan generasi penerus, karena generasi berikutnya adalah agen perubahan. Aku lihat sirkuit otak anak yg normal dg anak yg mengalami stunting, berbeda bgt yaa. Semoga sadar akan stunting ini benar2 concern
Stunting ini jadi hal yang ditakutkan ya mbak, karena dampaknya luar biasa buat masa depan si kecil. Alhamdulillah sekarang banyak campaign tentang stunting, termasuk pencegahan ya. Semoga stunting di Indonesia semakin menurun angkanya
Bener banget, perawakan dan tinggi badan tu dulu bisa jadi bahan ejekan. Makanya dulu minum susu dan minuman berkalasium tu wajib. Meskipun tetap saja faktor genetik berpengaruh juga. Hihi.. Untungnya sekarang pengetahuan tentang stunting ini banyak dibahas ya. Jd para ibu jadi tahu tanda-tanda anak mengalami stunting sehingga bisa dihindari.
Edukasi begini tuh harus banget diketahui ketika kita akan menjadi orangtua ya. Supaya bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yah.
[…] dua posisi menyusui yang aku anggap paling favorit. Pertama sambil tiduran, kedua sambil menggendong. Untuk yang […]