Terlalu sering menggendong anak akan membuat dia jadi bu tangan, mitos atau fakta? Tentu saja MITOS ya bestie. Enggak ada penelitian ilmiahnya ini tuh. So, buat kalian yang sedang hamil atau berencana punya anak, singkirkan pemikiran ini jauh-jauh dari sekarang.
Aku tahu, enggak mudah memang melawan mitos yang sudah mengakar kuat di masyarakat. Enggak sedikit kok ibu-ibu yang dipandang aneh, disebut ngeyelan, atau parahnya, malah dicela habis-habisan ketika anak rewel dan hanya bisa tenang ketika digendong. But still, we have to fight, right?
Faktanya, manfaat menggendong itu seabrek banget. Aku udah mempelajari ini sejak hamil anak pertama sepuluh tahun yang lalu. Untung saja saat itu internet sudah ada dan aku cukup melek teknologi.
Jadi ketika orang-orang di sekitar ngomong ini-itu tentang kehamilan atau perawatan anak, responku ya ho-oh ho-oh plus senyum aja. Cuma ketika sampai di rumah, aku akan membandingkannya dengan informasi yang ada di internet.
Manfaat Menggendong Anak
Sebagai ibu dengan tiga anak, aku akan bilang kalau menggendong itu baik untuk mereka dan orangtua. Bahkan, sampai detik ini ketika anak-anakku udah lumayan gede, mereka suka sekali digendong oleh aku atau suami. Kayak enggak ada bosennya gitu.
Manfaat menggedong lain yang bisa aku sebutin antara lain :
1. Memperkuat bonding/ikatan
Kontak kulit dan kulit secara langsung entah kenapa bikin aku ataupun anak jadi lebih nyaman. Kayak kabel putus yang kemudian tersambung. Ketika si abang masih new born, aku menggendong dia dalam buaian. Sambil aku pandang penuh cinta plus towel-towel pipinya.
Saat menggendong, aku sering berpikir, kok bisa ya bayi selucu itu tumbuh di dalam rahimku? Hahaha. Kocak emang, tapi seriusan aku mikir gitu berkali-kali. Takjub.
2. Lebih Mudah Menyusui
Ada dua posisi menyusui yang aku anggap paling favorit. Pertama sambil tiduran, kedua sambil menggendong. Untuk yang pertama, biasanya aku lakukan pada malam hari pas ngantuk-ngantuknya.
Jadi kalau malam si abang bangun alasannya tuh antara karena pup atau lapar. Misal aku ngantuk banget, tugas ganti popok jadi jatah suami. Sisanya yaitu menyusui jadi tugasku. Cuman ya itu, menyusui sambil tiduran bisa bikin pegel-pegel keesokan paginya. Huhuhu.
Sebaliknya, menggendong sambil menyusui relatif lebih nyaman buatku ataupun si abang. Kadang sambil dibantu bantal-bantal biar makin pas posisinya. Terus nih, kalau kita nenenin anak sambil gendongan, waktu yang dibutuhkan anak untuk kenyang relatif cepat.
3. Lebih Mudah Beraktivitas
Thanks to berbagai komunitas menggendong yang gak pernah berhenti mengedukasi emak-emak di Indonesia. Dari babywearing club dan Indonesia Menggendong aku jadi tahu tentang berbagai posisi gendongan yang tepat buat anak.
Waktu jamannya si abang, posisi menggendong yang aku tahu cuma menggendong samping aja. Menggendong M-Shape itu ketika kepalanya sudah tegak, sekitar enam bulan gitu. Nah, pas si bungsu ini aku berani untuk menggendong M-Shape sejak usianya masih sebulan.
Setelah rutin praktek langsung cara menggendong yang aman dan benar, aku jadi lebih mudah beraktivitas sehari-hari. Sambil menggendong si bungsu, aku bisa tetap nemenin kedua kakaknya bermain dan belajar. Aku juga bisa menyapu dan cuci piring.
4. Stimulasi
Konon katanya, bayi yang sering digendong stimulasinya lebih baik dibanding bayi yang hanya ditidurkan di kasur atau boks saja. Kenapa? Jawabannya karena skin to skin, dan bayi dapat melihat langsung kegiatan orang yang menggendongnya.
Tips Menggendong Anak Supaya Minim Pegal
Meski punya manfaat segudang, bukan berarti aku gak pernah ngeluh ya masalah gendong-menggendong ini. Nyeri bahu, nyeri pinggang, pegel linu, semua aku rasain. Emang sejak jadi orang tua, koyo, balsem, geliga, yang gitu-gitu adalah sahabat terdekatku.
Tapi tenang, ada beberapa hal yang bisa kita praktekin supaya enggak gampang pegel atau nyeri. Berdasar pengalamanku, coba deh lakukan ini
- Pakai alat bantu gendong. Bebas, mau model jarik, carriers atau ringsling. Semua itu memudahkan dan bikin anak tersangga lebih nyaman. Mama-mama yang melahirkan caesar pun nggak perlu takut pakai ini ya, aman kok.
- Rapatkan tubuh bayi atau anak kita ke tubuh kita supaya otot-otot kita jadi enggak tertarik.
- Seimbangkan menggendong dari kedua sisi. Jadi, jangan satu sisi melulu saja. Bila bagian kanan sudah terasa lelah, ganti ke posisi kiri.
- Rentang waktu menggendong sekitar satu sampai dua jam. Kalau lebih dari itu dijamin bakal K.O
- Hindari mengambil anak dalam posisi melengkung. Misalnya anak ada di bawah, lebih baik kita tekuk lutut dulu, gendong anak, kemudian baru berdiri perlahan.
- Tetap olahraga, terutama perenggangan agar otot yang melungker bisa lurus kembali.
Nah, teman-teman bisa lihat rekomendasi gendongan bayi baru lahir di Mothercare. Boleh di tokonya langsung ataupun online. Dijamin bikin mupeng deh karena banyak brand gendongan yang terkenal kualitasnya ada di sana.
Aku pikir teman-teman gak perlu ragu untuk beli gendongan yang harganya lumayan. Based on my personal experience, gendongan itu investasi berharga, bisa dipakai turun-temurun. Asal perawatannya juga tepat.
Bagaimana Dengan Cerita Kamu?
Itu dia sedikit sharing dari aku, yang enggak pernah menyesal udah mau menggendong anak sebanyak mungkin sejak mereka lahir hingga sekarang. Si bungsu yang usianya empat tahunan aja kalau nangis terus digendong selalu jadi lebih tenang.
Apakah teman-teman juga punya pengalaman menarik tentang menggendong? Coba cerita di kolom komentar, aku tunggu ya!