“Banyak sekali hal yang menjadi pikiran para ibu yang melahirkan secara Caesar? Salah satunya adalah tentang mitos bahwa anak Caesar imunitasnya tidak optimal. Benarkah? Simak yuk fakta sesungguhnya!”
– Madam A –
Melahirkan Caesar? Simak tips ini untuk optimalkan imunitas anak yuk. Bagi saya, seorang wanita yang melahirkan, entah itu melalui pervaginam ataupun caesar, adalah seorang ibu yang sempurna. Asli, saya gemeeeesss banget kalau denger orang komentar wanita yang melahirkan Caesar itu bukan wanita yang sesungguhnya.
Oh please, bukan wanita sesungguhnya piyeee???? Lha dia yang hamil, mual-mual, pegel-pegel, dan bertaruh nyawa di meja operasi kok bisa-bisanya dibilang bukan wanita.
Kan jadi gatel pengen njepret kejulidan itu pakai karet gelang yak.
Heran eui, entah kenapa dengan semakin majunya zaman serta teknologi, empati menjadi hal yang amat sulit dicari. Hanya karena kita bisa melahirkan secara normal, enggak perlulah nunjuk orang lain yang melahirkan Caesar itu manja, enggak mau sakit, kurang sedekah, atau yang paling ekstrim : kurang iman. Astagah!
Fiuhh, ibu-ibu yang melahirkan Caesar, sini saya peluk dulu. *big hug*
Jadi gini, alasan medis kenapa seorang ibu harus melahirkan dengan Caesar itu banyak loh, bukan kaleng-kaleng atau dibikin-bikin belaka. Dr. dr. Ali SUNGKAR, sPog(K), seorang dokter obsgyn yang sudah menangani banyak sekali proses kelahiran selama prakteknya merangkum alasan-alasan tersebut :
- Persalinan tidak maju
- Bayi mengalami distress
- Posisi/presentasi tidak sesuai
- Kembar/triplet
- Kelainan letak plasenta/plasenta previa
- Prolaps tali pusat (tali pusat keluar duluan)
- Masalah kesehatan
- Hambatan jalan lahir
- Riwayat operasi sesar sebelumnya
Loh, Madam kan tiga kali melahirkan normal. Kok bisa tahu sih alasan-alasan melahirkan Caesar? Hmm…tentu saja karena Madam adalah cenayang hari kamis tanggal 27 Agustus 2020 kemarin Madam ikut webinar yang diadakan oleh Nutriclub. Kebetulan, tema yang diangkat adalah “Optimalkan Imunitas Anak dengan Mikrobiota Sehat”. Gara-gara webinar yang berlangsung sekitar dua jam itu, madam jadi buanyak banget dapet insight tentang kehamilan, proses melahirkan, serta imunitas anak. Daging banget pokoknya.
Baca Juga : Pengalaman Melahirkan Tanpa Jahitan
Saya cukup yakin temen-temen pasti penasaran webinar ini bahas apa saja. Iya kan? Udah, jawab aja iya, hihihi. Sooo. Boleh deh disimak beberapa hal yang sudah saya highlight dari pemaparan para pembicara kece kemarin.
PERBEDAAN PROFIL MIKROBIOTA ANAK BARU LAHIR
Dokter Ali, selain menyampaikan tentang indikasi persalinan Caesar juga membahas tentang fakta lainnya. Ternyata, jalur lahir dalam proses persalinan dapat mempengaruhi kolonisasi bakteri dan mikrobiota saluran cerna yang penting untuk perkembangan imunitas anak.
Ada sedikit perbedaan, dimana anak yang lahir secara normal akan dikolonisasi oleh bakteri vagina dan feses ibu. Sedangkan anak yang lahir secara Caesar, proses kolonisasi mikrobiotanya terpengaruh factor eksternal sehingga terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus. Padahal, kolonisasi mikrobiota usus merupakan hal yang krusial karena mempengaruhi imunitas serta kesehatan anak dalam jangka panjang.
Iya, saya juga baru tahu kalau ternyata ibu hamil itu, selain dinaungi banyak malaikat penjaga #tsaah, juga diberi kelebihan lain, yaitu bakteri baik dalam jumlah besar di jalan lahirnya. Luar biasah!
BAGAIMANA CARA MEMPERBAIKI PROFIL MIKROBIOTA SALURAN CERNA?
Prof. Dr. Moh Juffrie, SpaA(K), PhD (Gastro) menyebutkan bahwa untuk berfungsi normal, tubuh tidak hanya tersusun dari organ-organ besar seperti jantung, hati, lambung. Dalam tubuh manusia, ada juga milyaran mikrobiota yang mendukung fungsi normal tubuh.
Mikroorganisme ini ditemukan di :
- Rongga mulut
- Organ genital
- Saluran napas
- Kulit
- Saluran cerna
Perlu diketahui, mikrobiota usus adalah bakteri baik atau jahat yang menghuni usus. Kalau ditimbang mungkin ada sekitar 1-2 kg lah bakteri ini. Buanyak banget kan?
Nah, 70-80% sistem imun manusia berada di saluran cerna. So, bisa diambil kesimpulan bahwa mikrobiota saluran cerna mendukung perkembangan dan fungsi sistem imun.
Seperti yang sempat disinggung tadi, proses melahirkan ternyata memiliki efek dalam hal perkembangan saluran cerna ini. Anak yang lahir normal, lebih baik kolonisasi mikrobiota ususnya dibanding yang lahir Caesar.
But wait, jangan sedih dan khawatir dulu. Prof Juffrie menyebutkan kalau keseimbangan mikrobiota saluran cerna anak dengan factor risiko Caesar bisa diperbaiki dengan melakukan intervensi pasca lahir. Intervensi seperti apa?
Pemberian ASI.
Asi merupakan nutrisi terbaik bagi anak yang lahir Caesar karena memiliki kandungan prebiotik dan probiotik atau dikenal dengan sinbiotik, yang ada di dalamnya. Prebiotik adalah kandungan human milk obligosaccharide (HMO) untuk mendukung perkembangan mikrobiota saluran cerna. Sedangkan probiotik adalah kandungan mikrobiota yang menguntungkan seperti Bifidobacteria yang berinteraksi dengan sel-sel imun.
Kandungan dua zat ini, secara natural mendukung perkembangan sistem imun.
SHARING CYNTHIA LAMUSU, SELEBRITI MAMA YANG MELAHIRKAN CAESAR
Selain para praktisi kesehatan, sesi webinar kemarin juga diisi oleh seorang selebriti mama yang memiliki pengalaman melahirkan secara Caesar, yaitu Cynthia Lamusu.
Istri dari Surya Saputra ini membagi kisah perjuangannya untuk mendapatkan anak. Cynthia mengaku bahwa perlu waktu hingga 8 tahun menanti kehamilan, itupun melalui program IPF. Cynthia menikah di usia 29 tahun sehingga ketika hamil usianya cukup dewasa, 37 tahun.Emak-emak pasti paham kalau kehamilan diatas usia 35 itu cukup beresiko.
Meski harus menunggu lama, pasangan artis ini tidak peduli. Mereka sangat bahagia. Cynthia berusaha menjaga betul kandungannya, apalagi setelah diketahui bahwa calon anak mereka kembar. Wow.
Sambil tertawa, Cynthia mengisahkan bagaimana dirinya baru berani untuk keluar rumah setelah usia kandungannya 4 bulan lebih. Dia sangat khawatir dan menjaga sang buah hati. Suatu hari di awal semester 3, dirinya dan suami memeriksakan kandungan, diketahui kalau dirinya memiliki protein tinggi. Protein tinggi adalah tanda-tanda pre eclampsia, dan ini sangat berbahaya.
Hari itu juga Cynthia langsung rawat inap, dan keputusan untuk melahirkan anak mereka lebih dini pun keluar. Cynthia beserta suami manut, apapun yang penting anak-anak dan ibunya selamat.
Jadi, Cynthia Lamusu ini benar-benar memenuhi banyak sekali indikasi melahirkan Caesar. Usianya 37 tahun hamil program IPF, kembar, protein tinggi, dan premature pula. Pasca melahirkan, diapun berjuang memberikan ASI untuk anak-anaknya. Beruntung, dia mendapatkan support penuh dari sang suami dan sang ibu.
Kini, kehidupannya bersama dua buah hati laki-laki dan perempuan terasa makin lengkap dan sempurna.
SEMUA IBU ITU HEBAT!
Yuk, marilah kita semua move on dari perdebatan atau kekhawatiran mana yang lebih baik anatara kelahiran normal atau Caesar. Memang, kelahiran Caesar rentan kekurangan bakteri baik, tapi solusinya pun sudah ada. Tinggal lakukan intervensi untuk menjaga saluran cernanya tetap baik dan imunitas terjaga.
Semua ibu hebat, semua ibu luar biasa. Semua ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Jangan lupa, kunjungi website Nutriclub untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai seputar nutrisi untuk imunitas dan alergi si kecil. Follow juga insgramnya di @nutriclub_id
Demikian sharing dari saya, ketemu lagi di tulisan yang lain ya. Semoga bermanfaat!