Pendidikan seks itu penting dipelajari oleh semua orang tua dan (soon to be) orang tua.
– Madam A –
Sudah lama sekali sejak saya menulis tentang hal-hal terkait sex education alias pendidikan seks. Terakhir kayaknya tahun 2018 deh, ada yang part 1 dan part 2. boleh di klik linknya in case teman-teman mau baca *promosi mode on*
Anyway, gara-gara dua tulisan tersebut, seorang teman dokter menghubungi saya dan bertanya apakah saya bersedia untuk menjadi tamu di acara parenting yang dia gagas bersama teman-teman sejawatnya. Kata dia, tulisan saya sangat relevan dengan topik diskusi yang akan diusung dalam acara tersebut.
Wuidih, tentu saja saya senang bukan kepalang. Saking bahagianya sampai kayak pengen koprol sampai khayangan. Allah maha baik. Berawal dari hobi menulis, kemudian sharing hal-hal terkait keluarga yang dirasa bermanfaat untuk banyak orang, eh sekarang dapat undangan untuk tampil secara langsung meski online.
Padahal kalau boleh jujur ilmu yang saya miliki tuh masih secuil banget, huhuhu.
Untuk acara ini, saya hanya tampil sebagai tamu. Narasumber utamanya adalah dr. Gina Anindyajati, Sp.Kj yang saat ini bekerja sebagai psikiater di Klinik Angsamerah. Beliau lulus di tahun 2017 dan langsung bekerja sehingga pengalamannya cukup mumpuni.
Aslinya, saya ya deg-degan banget pas tahu bakal disandingkan sama beliau. Ajegile, saya yang biasanya cuman ngurusin bocil-bocil, berkutat sama cucian dan setrikaan, serta ngomel-ngomel ketika cucian piring tingginya ngelebihin Gunung Krakatau, ngerasa auto njomplang. Insecure abis.
Tapi yauwislah, bismillah ae. Toh setelah sempat ngobrol-ngobrol saat gladi resik, dr.Gina sendiri orangnya sangat humble dan enak diajak ngobrol.
TUJUAN UTAMA DARI PENDIDIKAN SEKS SEJAK DINI
Saya berkali-kali menulis, pendidikan seks bukanlah sesuatu yang tabu. Miris sih karena sampai saat ini lingkungan saya pun kebanyakan masih berpikir kalau pendidikan seks itu ya ngajarin anak berhubungan seks. Tolong dicatat kalau itu pemahaman yang keliru ya genks.
Mbak Ajeng sendiri kalau dapat pertanyaan, apa itu seks, bakal jawab apa? Hmm… dalam bahasa inggris, arti dari sex adalah jenis kelamin. Coba deh perhatikan form-form yang ditulis dalam bahasa Inggris. What’s your sex? The answer must be male or female. Right?
Jadi kalau teman-teman ditanya apa itu seks, ya tinggal jawab, seks itu adalah kamu sebagai laki-laki atau kamu sebagai perempuan. Manusia berdasarkan jenis kelaminnya. Ini adalah pegangan awal saya supaya enggak terlalu histeris jika suatu saat nanti anak-anak bertanya “Mah, seks itu apa?”
Lalu bagaimana dengan pendidikan seks?
Menurut dr. Gina, pendidikan seks adalah cara mengajarkan kepada anak bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi dan seksualnya. Pendidikan seksual itu sendiri berfungsi agar anak memiliki kehidupan seksual yang sehat hingga masa tuanya.
Pada awal pemaparan materi, dr. Gina memberi contoh kasus pasangan seseartis yang menikah, kemudian istrinya hamil. Namun, kehamilan istrinya ini dipertanyakan oleh si seseartis. Dia merasa pernikahannya belum ada sebulan tapi kok usia kehamilannya sudah 4 minggu. Jadilah seseartis ini meminta agar setelah lahir nanti anaknya wajib dites DNA untuk memastikan anak itu anaknya atau bukan.
Saya tertawa, ealah saya juga ngikutin kasus ini dan gemes luar biasa. Kenapa kualitas artis muda kita begini amat sih? Kesel banget tauk. Secara ini tahun 2020 gitu loh. Ilmu tentang cara menghitung usia kehamilan udah ada dimana-mana.
Piye ceritanya orang-orang ini berani untuk menikah, tapi memahami hal seperti ini tidak bisa. Eh, tidak bisa atau tidak mau tahu? Atau malah menolak untuk tahu? Toh pada malam pertama mereka juga pasti tahu apakah ini kali pertama atau bukan.
Apapun alasan dibaliknya kebayang dong ya perasaan si istri kayak apa, gara-gara si suami minim pengetahuan nasibnya jadi ambyar total. Pernikahan mereka pun diujung tanduk.
Kita tentu enggak mau anak-anak kita mengalami hal ini. Menikah kan niatnya untuk bahagia, bukan menderita. Makannya, yuk atuh please ubah mindset pola pengasuhan yang dulu-dulu. Anak-anak perlu kita ajarkan pendidikan seks, dengan catatan tetap memperhatikan usia dan pemahaman mereka.
Pastikan anak kita tahu tentang masalah-masalah terkait seksualitas itu dari kita. Bukan dari temannya atau internet atau apalah. Hal ini untuk memastikan bahwa informasi yang didapatkan anak itu benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
APA SAJA YANG PERLU KITA SAMPAIKAN PADA ANAK TERKAIT PENDIDIKAN SEKS ?
Setidaknya, ada 4 hal yang bisa kita sampaikan pada anak :
- Jenis kelamin
- Organ seksual
- Perilaku seksual
- Orientasi seksual
Kita coba kupas satu persatu yuks!
Jenis Kelamin
Di dunia ini sejak munculnya manusia pertama sampai sekarang, hanya ada dua jenis kelamin yang eksis yaitu laki-laki dan perempuan. Cuma dua itu saja meski memang ada beberapa kasus langka dimana seseorang memiliki dua kelamin.
Perbedaan Biologis | Perempuan | Laki-laki |
---|---|---|
Kromosom Seksual | XX | XY |
Gonand Seksual | Ovarium | Testis |
Morfologis Seks | Vagina | Penis |
Untuk masalah kromosom, mungkin teman-teman bisa googling sendiri karena saya enggak terlalu jago menjelaskan hal-hal yang berbau ilmiah. Boro-boro menjelaskan, dengar kata ilmiah aja udah pusing duluan. Hiks.
Nah, terkait gonand dan morfologis, ternyata gonand itu maksudnya di bagian dalam, tersembunyi. Sedangkan morfologis itu bentuk permukaan yang bisa dilihat secara langsung.
Vagina dan Penis adalah alat kelamin yang terlihat dari luar. Sedangkan ovarium dan testis ada di dalam, merupakan bagian dari alat kelamin.
Belajar dari Ibu Safithrie Sutrisno, ketika memperkenalkan alat kelamin pada anak-anak, saya sebut bahasa ilmiahnya dengan jelas. Penis atau titit dan juga vagina.
Malu? Ya sempat merasa aneh sih ketika harus terang-terangan menyebut penis atau vagina. Sempet nahan ketawa juga, apalagi tiap nyebut penis atau titit, wkwkwk. Bawaan pola asuh yang dulu kali ya, jadi kikuk. Padahal enggak ada salahnya juga nyebut benda-benda itu sesuai sebutan yang benar.
Organ Seksual
Saya cukup yakin kalau kita sama-sama tahu yang namanya organ seksual itu berkembang sesuai dengan usia. Pada perempuan misalnya, bentuk ovarium, uterus, serviks dan vagina berubah ketika sudah mengalami haid.
Begitu juga dengan anak laki-laki, meski enggak segamblang anak perempuan, organ seksual mereka berkembang loh! Fase-fase perkembangan organ seksual anak mungkin bisa dilihat dari gambar ini yah :
Pada kelas ini, sebagai guest saya memiliki privilege untuk bertanya langsung ke dr.Gina. Yaudah deh, tanpa canggung saya langsung nodong pertanyaan ke beliau,
“Dok, ciri-ciri fisik anak lelaki yang sudah mimpi basah itu apa?”
Heits, ini emak-emak yang punya anak laki pasti langsung fokus merapat. Saya sendiri emang udah gatel banget pengen nanya beginian sama ahli, hahah. Maklum, soalnya si sulung kok rasanya makin cepet aja tubuhnya membesar. Desember nanti bahkan sudah 8 tahun.
Saya ngerasa butuh sekali untuk tahu tentang hal ini. Soalnya pasti males banget kan kalau tiap hari mesti ngecekin celana dalam, atau sprei, atau selimut yang dia gunakan basah atau tidak. Selain itu, saya juga kepikiran jangan-jangan anak saya enggak ngerti apa itu mimpi basah dan malah mengira kalau dia ngompol. Parno deh dia nanti.
Tentunya gaswat banget kalau dia tahu hal-hal beginian dari temen-temen atau internet. Ya kalau informasi yang dia dapatkan benar, kalau ternyata salah dan menjerumuskan gimana?
Nah, supaya ketakutan kita tidak menjelma menjadi nyata, dr.Gina memberikan beberapa tips dan penjelasan tentang mimpi basah dan how to tell our son about it.
- Anak lelaki mimpi basah rata-rata pada usia 9-12 tahun.
- Ciri-ciri secara fisiknya adalah, badan membesar dengan cepat. Mulai tumbuh jakun, atau suara yang berubah. Secara medis, kondisi ini disebut Growth Spurt.
- Untuk mencegah terjadinya kebingungan, orang tua wajib ngobrol tentang hal ini bersama anak. Kalimat yang disampaikan mungkin begini, “Anak laki-lakiku sayang, suatu hari nanti akan ada masa dimana ketika bangun tidur, celana kamu basah dan ketika kamu cek, itu bukan ompol. Itu namanya mimpi basah dan itu normal. Ketika itu terjadi, kami mohon kamu langsung kasih tahu Bunda dan Ayah ya.”
- Terangkan bahwa kejadian itu adalah pertanda bahwa anak laki-laki kita sehat dan normal sehingga tidak perlu takut, khawatir, ataupun malu.
- Ajarkan anak cara membersihkan dirinya. Kalau dalam Islam, Ayah wajib mengajari anaknya untuk mandi wajib setelah mimpi basah.
Iya, salah satu pentingnya mengetahui mimpi basah anak lelaki adalah sebagai penanda berarti dia telah baligh dan ada aturan-aturan yang berubah untuk ibadahnya. Jangan sampai ibadah-ibadah yang anak kita lakukan menjadi tidak sah hanya karena dia lalai tidak mandi wajib.
Perilaku Seksual
Perlaku seksual adalah kegiatan yang dilakukan oleh satu atau dua orang. Menggunakan kata-kata atau sentuhan untuk merangsang diri sendiri atau orang lain. Memeluk, mencium, sexting, masturbasi, dan hal-hal lainnya termasuk dalam perilaku seksual.
Ada beberapa hal yang saya bold di sini :
- Perilaku seksual bisa dilakukan sendiri atau lebih.
- Kata-kata juga merupakan perilaku seksual. Chat yang mengarah untuk merangsang pun perilaku seksual.
Selama ini, yang ada di dalam pikiran saya perilaku seksual itu ya seperti menyentuh, memeluk, dan mencium saja. Saya lupa kalau dapat DM atau SMS atau CHAT yang isisnya menggoda atau menjadikan tubuh sebagai bahan becandaan itu termasuk perilaku seksual yang keliru. Terutama alau dapatnya dari seseorang yang tidak kita kenal dan memang tidak berhak melakukan hal tersebut.
Emang ada orang yang boleh dan berhak melakukan itu? Jawabannya tentu saja ada. Versi saya orang tersebut adalah suami sendiri, yang sah di mata hukum dan agama. Kadang saya suka iseng ngirim chat yang isinya menjurus. Pernah juga sesekali berani ngirim foto dengan pakaian aduhai gitu. Tapi itupun saya justru ditegur dan diminta hapus. Dia bilang itu bahaya karena fotonya bisa terlihat oleh anak-anak atau orang lain.
Suami bilang kalau mau nujukin yang terlihat aurat ya mending dilakukan secara live, langsung. Jadi kalau mau dilanjut ngapa-ngapain juga enak. Eh loh.
Intinya, mengirim chat mesra dan merangsang dalam kasus saya dilakukan untuk menghangatkan hubungan suami istri. Biar enggak sekering gurun sahara. Ini kami lakukan karena memang sudah ada persetujuan (consent) diantara kami berdua.
Masalah consent alias persetujuan inilah yang wajib kita ajarkan ke anak-anak. Tubuh kita adalah milik kita, tidak boleh ada orang lain yang sembarangan menyentuh, melihat, atau mengomentari seluruh bagian tubuh kita. Ini penting untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual.
Faktanya, ada 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 3 perempuan pernah mengalami kekerasan seksual. Belum lagi, sangat banyak kasus tidak dilaporkan karena yah, you know lah gimana carut marutnya penegakan hukum kekerasan seksual. Seringnya, korban yang sudah menderita inilah yang justru disalah-salahin.
Anak butuh tahu, kalau mereka tidak boleh memperlihatkan aurat atau kelamin mereka pada orang lain. Jangankan orang lain, guru di sekolah pun harusnya ijin kalau mau membantu anak-anak kita buang air di kamar mandi.
Kemudian, kita juga perlu menyampaikan ke anak bagian-bagian mana dari tubuhnya YANG TIDAK BOLEH DISENTUH oleh orang lain selain orang tua. Waktu itu, Bu Fithrie bilang kita diperbolehkan ngajarin anak UNTUK MARAH kalau tiba-tiba pipinya dicolek atau pantatnya ditepuk.
Ini problem banget sih emang. Masih banyak orang dewasa yang justru tersinggung ketika ada anak kecil marah-marah mereka colek. Sering kan kita mendengar komentar semacam :
“Apaan sih, disentuh pipinya dikit aja udah ngamuk. Sok jual mahal lu.”
Padahal anak kita, dan tubuh kita ini emang mahal karena cuma satu-satunya. Kita sebagai orang tua kalau lihat anak kita digituin juga wajib marah loh ya. Biar anak-anak makin sadar bahwa tubuhnya itu berharga dan enggak sembarang orang boleh pegang.
Pendidikan Seks Untuk Anak Sesuai Usia
13-24 bulan | 2-4 tahun | 5-8 tahun |
Mengetahui nama bagian tubuh | Mengetahui batasan sentuhan dan pemberian persetujuan | Memahami teori dasar pubertas |
Mengetahui bahwa jenis kelamin itu ada dua | Mengetahui privasi mengenai tubuh | Memahami jenis kelamin dan gender berbeda |
Memahami waktu dan tempat untuk mengeksplor tubuh mereka | Mengetahui bagian-bagian tubuh dan fungsinya | Memahami cara menjaga kebersihan alat kelamin |
Memahami rasa malu | Memahami pengetahuan dasar tentang sistem reproduksi |
Orientasi Seksual
Orientasi seksual adalah pola ketertarikan seksual, romantisme, dan emosional.
Dari penjelasan dr.Gina setidaknya ada 6 orientasi seksual :
- Heteroseksual, ketertarikan kepada lawan jenis.
- Homoseksual, ketertarikan kepada sesama jenis.
- Biseksual, ketertarikan kepada kedua jenis kelamin.
- Queer, orientasi seksual dan identitas gender tidak spresifik.
- Panseksual, ketertarikan kepada orang lain tanpa memandang jenis kelamin atau identitas gender.
- Aseksual, tidak memiliki ketertarikan seksual sama sekali
Sampai saat ini, negara kita hanya mengonfirmasi satu orientasi seksual yaitu Heteroseksual alias ketertarikan kepada lawan jenis. Saya bersyukur sekali, meski makin banyak kampanye di luar yang menuntut kebebasan HAM agar sesama jenis tetap bisa menikah, negara tidak mengizinkan.
Sebagai seorang muslim, tentu saja saya meyakini tanpa ragu sedikitpun bahwa kita diciptakan berpasang-pasangan. Coba deh kita tengok arti dari salah satu ayat Al-Quran di bawah ini :
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.”
(QS adz-Zaariyat [51]: 49).
Sebetulnya, tanpa melihat sisi agamapun kita tahu kalau segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan, ye kan? (pukpuk para jomblo). Magnet contohnya, ada positif dan negatif. Positif ketemu positif atau negatif ketemu negatif pasti mental, jauh-jauhan. Begitu juga dengan makhluk hidup lain seperti tanaman atau hewan, ada jantan ada betina.
Kenapa harus berpasang-pasangan? Tentu saja agar bisa berkembang biak dan memiliki keturunan.
Intinya, khusus untuk masalah orientasi seksual posisi saya jelas. Hanya hetereseksual yang bisa diterima oleh hukum agama dan negara. Selain itu, kebayang enggak sih ancaman penyakit kelaminnya bakal separah apa kalau orientasi seksual yang menyimpang diperbolehkan?
Ada sifilis, gonore, klamidia. Belum lagi penyakit kelamin yang tidak bisa disembuhkan seperti HIV, Hepatitits B, atau herpes.
Memang, masalah penyimpangan orientasi seksual tuh sekarang makin gencar dan makin dinormalisasi. Salah satu cara melindungi anak dari penyimpangan adalah dengan memperbaiki komunikasi.
Saya pernah mendengar salah satu petuah dari Ustadz Bendri Jaisyurahman. Beliau mengatakan seorang perempuan menjadi lesbian karena dia membenci ayahnya. Gara-gara benci ayah dia jadi benci laki-laki, dan akhirnya lebih menyukai perempuan.
Betapa menyedihkan…
Fiuh, lumayan panjang juga ya tulisan kali ini. Untuk pembahasan mengenai pendidikan seks yang lain mudah-mudahan bisa saya tulis di tulisan-tulisan berikutnya. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat.
Ingat, pendidikan seks itu perlu, bukan tabu. Ciao!
11 Komentar. Leave new
Yes, setuju kalimat akhirnya. Omongin seksual itu seru, bukan tabu. Tapi tergantung ngomongnya sama siapa, disesuaikan. Kalau sama anak-anak ya omongin porsinya mereka. Cuma klo ngomong sama orang dewasa dianggap jorok dan malu. Lah, berhubungan seksual itu emang gitu kan. Mengeluarkan cairan lewat kemaluannya, tapi bikin nikmat. 😄
Aku selalu mengajarkan ke anak untuk jangan sampai ada yang menyentuh bagian tubuhnya. Dan eduukasi ini penting banget ya mba , Makasih sudah mengingatkan
AKu sering menasehati anak2ku dan beritahu mereka pelan2 tentang hal2 yg ga boleh dilakukan dan ga boleh / jangan sampai terjadi tentang urusan seks ini. Sedari kecil aja soalnya supaya ada gambaran, jangan sampai tahu dari teman2 yang bisa jadi simpang-siur obrolannya.
PR banget ya kak untuk para orang tua yang memiliki anak yang mulai beranjak dewasa ( masa puber). Tapi itu harus menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk memberi edukasi tentang seks agar mereka tidak mencari informasi tersebut diluar yang sudah pasti belum tentu benar.
Manusia beragam banget memang ya, begitu juga dengan orientasi seksual. Empat hal dari edukasi seks ini perlu diajarkan pada anak supaya pikiran anak terbuka 🙂
Aku juga lagi pelan-pelan ngenalin pendidikan seks buat kedua anakku, biar mereka bisa tahu apa yang seharusnya dan nggak boleh dilakukan. Tulisannya bisa buat referensi juga. Thanks sharingnya ya, Mbak.
aku ga ikutin gosip itu sih, mbaa.. cuma kadang aku juga gemes sih sama artis2 yang suka bikin heboh atas hal2 sepele yang sebetulnya bisa loh dia cari tau dulu ilmunya dikit2 kek, nanya yang lebih ahli, kek, hehehe ya kayak pendidikan seks ini contohnya sih
benar mbak..
pendidikan seks perlu diajarkan pada anak…
asal disesuaikan dgn usia anaknya ya mba
Serem bahaya anak jaman now. Kejahatan pada anak-anak. Makanya sedari dini kita harus belajar pendidikan seks buat anak agar ia tidak jadi korban. Nauzubillah minzalik
Sepertinya saya juga butuh tentang cara penyampaian ini nantinya kepada anak saya, pastinya anak saya juga akan bertanya masalah seks ini tinggal waktunya aja dia akan penasaran dengan pendidikan seks ini apa
Memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini penting banget mengingat arus informasi dan pergaulan jaman kini beda dgn dulu.