Demam Berdarah? Hiii, jauh-jauh!
– Madam A –
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofsika) menyatakan bahwa puncak musim hujan berada pada bulan Februari hingga Maret 2020. Kondisi ini menyebabkan curah hujan yang turun cukup ekstrem. Saya meyakini hal tersebut, terbukti di tempat saya hujan sering turun cukup deras dan dalam jangka waktu yang lama. Bersyukur sekali wilayah tempat tinggal saya tidak masuk dalam wilayah terdampak banjir.
Saya tahu, bagi beberapa orang hujan memang memiliki sisi romantisme sendiri. Hujan sering direlasikan dengan kenangan masa lalu #tsaah. Meski demikian, hujan bagi saya yang notabene adalah seorang ibu dari tiga anak, tidak romantis-romantis amat. Hujan justru membuat saya harus lebih waspada.
Saya sangat mengapresiasi bagaimana BMKG tak berhenti mewanti-wanti masyarakat yang sering beraktifitas di luar ruangan untuk semakin hati-hati. Ada beberapa masalah yang menjadi catatan akibat curah hujan tinggi;
- Kekhawatiran akan potensi terjadi banjir
- Daya dukung lingkungan yang menurun.
Kalau kita perhatikan, poin 1 dan poin 2 ini sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Saya suka hujan walaupun ketika hujan datang, saya harus ekstra kerja keras menghibur anak-anak yang bosan di dalam rumah. Memang, pada musim kemarau kemarin setiap sore anak-anak terbiasa bermain di luar rumah. Mereka main sepedaan atau lari-larian bersama teman-temannya.
Aktivitas di luar diketahui memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Selain jadi tidak tergantung gadget, bermain di ruang terbuka memperbaiki mood dan merangsang kreativitas. Biasanya, sehabis puas bermain anak-anak jadi terlihat lebih segar dan bahagia. Selera makan juga meningkat.
Nah, pada musim hujan kali ini, terkadang sore hari masih cukup cerah. Namun sayang sekali di perumahan saya tidak banyak orang tua yang mengajak anak mereka main di luar. Saya paham sih, lingkungan saya sendiri belum sepenuhnya jadi. Masih banyak barang-barang bekas bangunan tertumpuk. Hal ini membuat nyamuk yang paling ditakuti ibu-ibu yaitu nyamuk Aedes Aegepty mudah berkembang biak.
Tentang Nyamuk Aedes Aegepty & Demam Berdarah
Pada bulan Februari 2019 yang lalu, Kementrian Kesehatan mencatat ada lebih dari enam belas ribu kasus Demam Berdarah dengan jumlah kematian mencapai 133 orang. Angka ini sungguh wow, saya aja sampai maktratap.
Melihat data yang dipikirkan oleh Kementrian Kesehatan, saya memahami jika Demam Berdarah ini bukan penyakit main-main loh. Saya sendiri pernah hampir kehilangan nyawa karena mengalami penyakit ini pada saat hendak melahirkan anak kedua. Ketika itu saya menghabiskan tujuh kantong darah, menginap selama 2 malam di ICU, dan terpaksa masuk ruang perawatan isolasi selama 7 hari penuh hingga akhirnya trombosit mencapai jumlah minimal dan diperbolehkan pulang.
Saya masih ingat betapa tak berdayanya tubuh ini ketika Demam Berdarah menyerang. Demam membuat seluruh persendian saya ngilu, nafsu makan hilang, perut mual, kepala luar biasa pusing. Untuk sekedar menegakkan tubuh saja saya harus dibantu. Buang air kecil pun memakai kateter.
Saya bersyukur sekali saat itu Allah masih memberi kesempatan untuk hidup. Tapi, sesakit-sakitnya, saya justru merasa lebih sakit ketika melihat anak sulung saya terkena Demam Berdarah. Saat itu dia mengalami demam naik turun hingga tiga hari. Nafsu makannya juga terus menurun hingga membuat saya dan suami sepakat untuk melakukan tes darah. Setelah dilakukan tes ditemukan kalau trombositnya berada di bawah normal. Kami membawa hasil tes tersebut ke dokter dan dokter pun langsung memerintahkan anak saya untuk rawat inap.
Uluh-uluh, sedih banget pokoknya kalau inget masa-masa itu. Suami terpaksa cuti dari kantor untuk merawat dan menemani si abang di rumah sakit karena saya harus mengurus dua adiknya yang lain di rumah. Rumah yang biasanya riuh ramai jadi terasa sepi.
Fyi, demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegepty. Dulu saya pernah mendengar bahwa di dunia ini 400 jenis nyamuk dan Aedes Aegepty ini jenis yang paling berbahaya. Kenapa? Ini beberapa alasannya :
- Nyamuk ini membawa virus dengue. Virus ini dapat menyebabkan nyeri sendi dan otot. Untuk tingkatan yang lebih tinggi, virus dengue mampu mengakibatkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian.
- Nyamuk jenis ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Kalau dulu mereka menggigit di siang hari, sekarang malam hari juga mereka bisa. Mereka bekerja 24 jam, bahkan pada saat manusia sedang beraktivitas.
- Harap dipahami kalau jentik-jentik nyamuk ini justru hidup di air yang bersih, bukan cuma air kotor. Bahkan pada setetes air saja, jentik bisa hidup. Jadi, selalu waspada ya karena jentik could be anywhere, luar ataupun dalam rumah.
- Nyamuk Aedes Aegepty tuh sukanya mager di dalam ruangan, dan kayak vampir. Mereka butuh menggigit kita, untuk mengambil darah. Darah kita adalah komponen penting yang menjaga perkembangan sel telurnya, iihhh.
LAKUKAN INI UNTUK MENCEGAH DEMAM BERDARAH
Saya menyadari bahwa kasus DBD memang setiap tahun mewabah di seluruh pelosok negeri. Terutama di musim hujan. Maklum, negara kita adalah negara tropis. Kondisi lingkungannya sangat mendukung nyamuk berkembang biak dengan mudah.Apalagi kalau curah hujan sedang tinggi-tingginya.
Meski demikian, kesadaran akan bahaya penyakit ini sangat minim. Saya sendiri misalnya, kalau bukan karena pengalaman pribadi yang begitu tak terlupakan, pasti kurang peduli dengan usaha pencegahan demam berdarah. Padahal sebetulnya mencegah demam berdarah itu enggak repot kok. Kita harus betul-betul menanmkan pemikiran bahwa mencegah itu lebih baik dari mengobati.
Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan . Mencegah nyamuk berkembang bisa kita atasi dengn cara ;
- Menguras bak mandi paling lama 7 hari, karena masa nyamuk berkembang biak 7-10 hari
- Menutup tempat penampungan air
- Mengubur sampah-sampah berupa kaleng atau benda-benda yang bisa menMemasang kasa nyamuk di jendela atau lubang ventilasi agar nyamuk tidak bisa masuk
- Tidak menggantung pakaian di dalam kamar
- Menggalakkan gerakan jumantik
- Menyemprot ruangan dengan obat nyamuk
Sedangkan untuk mencegah gigitan nyamuk, kita bisa melakukan :
- Memakai baju lengan panjang dan atau celana panjang ketika keluar rumah
- Memakai minyak lotion anti nyamuk
Nah, untuk sebagai pertolongan pertama bila muncul demam pada anak, selalu ingat untuk menyiapkan Termorex di kotak obat ya. Termorex bermanfaat untuk membantu meredakan nyeri dan menurunkan demam.
MARI MULAI LEBIH PEDULI DEMAM BERDARAH
Saya yakin, tidak ada satupun dari kita yang ingin anggota keluarganya sakit, apalagi sakit Demam Berdarah. Kalau saya ingat-ingat lagi, saat saya dirawat karena Demam Berdarah, biaya yang dikeluarkan sangat tinggi. Begitu pula saat si abang yang sakit. Memang sih biaya rawat inapnya ditanggung kantor, akan tetapi biaya-biaya lain yang muncul sebagai konsekuensi dia dirawat di rumah sakit pun tidak sedikit.
Selain kehilangan uang, kami sekeluarga pun kehilangan waktu. Seharusnya kami bisa berkumpul bersama jika semua anggota keluarga sehat semua. Kami bisa bermain dan menikmati waktu dengan sempurna.
Nah, supaya kita enggak kehilangan waktu yang berharga karena sakit, sebagai orang tua amat penting bagi kita untuk memahami lebih jauh tentang pencegahan Demam Berdarah. Saya sangat menyarankan teman-teman untuk berkunjung ke website Panduan Bunda. Di website tersebut, teman-teman bisa mendapatkan amplifikasi Penyakit Demam Berdararh.
Tidak hanya ke website, teman-teman juga bisa mengakses tentang berbagai informasi mengenai hal-hal seputar anak di sosial media Panduan Bunda yaitu :
- Facebook : https://www.facebook.com/panduanbunda
- Instagram : @panduanbunda
- Twitter : https://twitter.com/panduanbunda
Oke deh, teman-teman sudah follow semua media sosial Panduan Bunda kan? Di sana ada Solusi Bunda Activity loh, informasinya menarik untuk disimak. Selain itu, jika teman-teman memiliki pertanyaan bisa langsung ditanyakan di sosial media Panduan Bunda juga yang nanti akan dijawab oleh ahlinya, seru ya!
Mungkin itu dulu yang bisa saya bagi kali ini. Mari kita sama-sama berjuang menjaga kesehatan keluarga ya, sampai ketemu!