Salah satu tips parenting untuk mengajarkan disiplin pada anak adalah melatihnya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga bersama.
– Madam A –
Menjadi seorang ibu rumah tangga bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Dari luar memang terlihat remeh, kegiatan yang dilakukan hanya seputar beberes. Namun, bukankah itu pun tidak bisa dilakukan pakai kedipan mata? Kecuali kamu adalah Nia Ramadhani yang konon memiliki pembantu sampai 15 orang atau 50 orang? Bahkan ada yang bilang tukang jemur handuk dan tukang masak airnya pun orang yang berbeda.
Karena kita bukan beliau, bukan pula Kate Middleton yang merupakan seorang duchess dengan begitu banyak pelayan di dalam kastilnya, kita harus pintar-pintar sekali menyelesaikan tugas kerumah tanggaan yang naudzubillah banyaknya ini. Kalau masih belum ada anak sih insya allah masih bisa ke handle, tapi gimana dengan mereka yang anaknya banyak? Termasuk saya misalnya (eh, anak 3 tuh banyak gak?)
Rumah yang kotor dan berantakan sejatinya adalah sesuatu yang wajar. Namun bagi saya hal tersebut bisa bikin pusing dan mood jelek juga sih. Anak-anak yang rewel, mainan berhamburan, lantai lengket dan berbedu, cucian piring menumpuk, baju kotor dimana-mana, kasur terasa gatal, serta tidak ada makanan. Nah loh, gimana enggak stress coba?
Mau mengabaikan enggak bisa, tapi mau dikerjakan kok aras-arasen (males-malasan). Kalau sudah begitu, kira-kira apa yang harus dilakukan coba?
MARI MELIBATKAN ANAK ANAK DALAM PEKERJAAN RUMAH TANGGA
Saat bertemu dengan Bu Fithrie saya menyadari bahwa sebenarnya rumah berantakan itu bisa diatasi dengan melibatkan anak. Ada beberapa pembiasaan yang bisa kita bantu mereka untuk dilakukan seperti merapikan mainan serta membuat makan sendiri.
Baca Juga : Melatih Disiplin Dengan Komunikasi
Namun sayang, tidak semua orang bisa menerima konsep ini. Termasuk saya waktu sebelum bertemu dengan Bu Fithrie. Bagi saya, beberes dilakukan ketika anak-anak tidur. Pokoknya, saya tidak mau mereka tidak boleh terlibat dalam pekerjaan ini. Alasannya simpel sih, takut pekerjaan jadi enggak selesai. Contohnya nih, menyapu kalau dibantu malah jadi semakin berantakan, cuci piring khawatir piringnya pecah semua, dan hal buruk lainnya.
Padahal, kita tahu persis bahwa mereka tidak akan selamanya menjadi anak kecil. Kita tahu bahwa tidak selamanya bisa mendampingi mereka.
Suatu hari, mereka akan pergi, tinggal terpisah entah untuk sekolah ataupun bekerja. Lalu, bagaimana mereka bisa survive kalau tidak punya skill untuk melakukan pekerjaan rumah tangga?
Berangkat dari hal ini, saya mulai belajar untuk melibatkan peran anak dalam menjaga keteraturan rumah. Laki-laki maupun perempuan sama saja, yang membedakan adalah usia. Semakin besar usianya berarti semakin berat jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Hasilnya memang masih berantakan tapi ya enggak apa-apa, toh mereka juga masih belajar ini. Saya percaya bahwa pilihan ini akan membawa banyak manfaat, untuk mereka maupun saya. Selain melatih kemandirian, keterlibatan anak akan membuat mereka merasa “memiliki” rumah.
Setidaknya, saat mereka memiliki banyak waktu luang di rumah mereka tahu harus berbuat apa.
DAFTAR PEKERJAAN RUMAH TANGGA YANG MENJADI FAVORIT ANAK-ANAK
Saya mulai melatih Yuan sejak usianya 5 tahun, diikuti oleh Luna yang masih berusia 2 tahun. Hal pertama yang saya lakukan adalah mengajak mereka berdiskusi.
“Jadi, abang mau melakukan apa? Mau cuci piring, masak atau angkat jemuran?” tanya saya.
Dari situ si abang biasanya memilih pekerjaan yang ingin dia lakukan. Tidak jarang juga saya yang menentukan dia harus melakukan yang ini, atau melakukan yang itu. Terkadang dia menolak, tapi dengan dorongan (atau bujukan) yang menarik, akhirnya dia mau juga, hahaha.
Nah, dari beberapa jenis pekerjaan yang pernah saya limpahkan, ada yang menjadi kesukaan mereka. Saking sukanya mereka tidak pernah menolak saat saya meminta tolong sewaktu-waktu. Penasaran pekerjaan itu apa saja? Yuk, cekidot!
- Memasak. Yes, entah kenapa si abang suka sekali dengan aktivitas yang satu ini. Terbukti setiap saya masak dan dia sedang selo di rumah, dia akan ujug-ujug datang ke dapur. Awalnya sih ngeri dan takut membiarkan dia dekat-dekat pisau atau api kompor. Tapi saya menahan perasaan tersebut, biasanya saya akan menyuruhnya untuk menuruti instruksi. Kalau enggak mau nurut ya enggak boleh bantu. Berhasil sih, dan alhamdulillah di usianya yang enam tahun dia tahu banyak jenis-jenis sayuran, bisa membedakan bawang merah dan bawang putih, bisa menggoreng telur dan nugget sendiri.
- Merapikan kasur. Ini dilakukan si abang saat dia sudah mulai berani tidur sendiri. Jadi, bangun tidur biasanya dia akan semangat merapikan kasur dan bantal. Sayang dia sempat sakit agak lama sehingga kebiasaan ini jadi jarang dilakukan.
- Merapikan mainan. Walau memiliki asisten rumah tangga, saya tetap memaksa si Abang untuk merapikan bekas dia bermain, entah itu mobil-mobilan ataupun spidol warna-warni. Dia mau aja sih, walau saya harus sabar menunggu sampai dia bosan bermain.
- Memasukan baju kotor ke dalam mesin cuci. Mesin yang satu ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa. si abang suka banget kalau disuruh mengisi air, memasukan baju kotor, menuang sabun serta memutar tombol. Dia juga sudah mampu membersihkan celana dalamnya sendiri, walau berarti menghabiskan sabun dengan jumlah cukup banyak.
- Membeli sesuatu ke warung. Iya, saya sudah bisa dan berani membiarkan dia untuk pergi ke warung sendiri loh, meski sekedar beli telur atau mie atau sabun cuci piring. Dari kegiatan ini, dia belajar berhitung dan mengingat perintah.
LET YOUR CHILD DO HIS PEKERJAAN RUMAH TANGGA YUKS!
Yes, give them chance! Give them trust. Beri mereka keyakinan bahwa mereka bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan orang dewasa dalam kapasitas tertentu. Hal ini akan memberinya kepercayaan diri. It will raise their self esteem.
Rusak atau sedikit kesalahan serta kegagalan hanyalah hal kecil dibanding manfaat besar yang nantinya bisa mereka raih. Maka, jangan pernah takut untuk mulai melatih mereka belajar tentang tanggung jawab dan etos kerja sedini mungkin.
Seandainya teman-teman masih ragu, boleh loh tanya-tanya sama madam tentang pekerjaan rumah tangga apa saja sih yang bisa dilakukan oleh anak usia 2 tahun ke atas. Berikan pertanyaan kalian di kolom komen yah!
1 Komentar. Leave new
Fix deh, aslinya ini gegara saya sebagai emak yang parnoan.
Aslinya anak saya juga rajin banget.
Dia suka masak, tapi saya takut dia luka huhuhu.
Dia excited masukin baju ke mesin cuci, tapi baju kecampur ama tisue, dan sisa2 sampah yang belum dikeluaekan dari saku huhuhu.
Diajarin bolak balik, bolak balik juga lupa.
Dia berkali2 minta saya suruh belanja ke minimarket atau warung, sayanya gak tega dan parno soalnya lumayan jauh hahaha.
Emang aslinya emak kudu berdamai dengan semua keparnoannya dulu ya, biar anak bisa jadi mandiri tanpa bingung dengan kelabilan emaknya hahaha