Makanan enak itu favorit kuman jahat. Yum yum yum yum yum lagi dan lagi. Yum yum yum yum yum kuman jahatnya besar. Makanan sehat itu favorit kuman baik. Yum yum yum yum yum lagi dan lagi. Yum yum yum yum yum kuman baiknya besar
Baby Bus – Si Kecil Timi Sakit Perut Karena Makanan Tidak Sehat
Hubungan antara saluran cerna dan tumbuh kembang anak. Video tentang Si Kecil Timi adalah salah satu video favorit ketiga anak saya. Pada episode ini misalnya, anak-anak melihat bagaimana Timi memakan beragam camilan manis berlebihan dan efeknya bagi perut. Makanan-makanan tersebut begitu sampai di usus ternyata menjadi makanan bagi para kuman jahat. Memperbesar ukuran dan memberi mereka kekuatan. Kuman-kuman ini kemudian memukuli dinding usus dan menyerang pasukan kuman baik. Serangannya begitu masif sehingga pasukan kuman baik yang kalah jumlah bertekuk lutut. Peperangan yang berlangsung di perut ini membawa efek nyata ke Timi. Kucing kecil tersebut tiba-tiba merasa perutnya sakit dan menangis tersedu-sedu.
Kedua orang Timi yang merasa prihatin akhirnya memberi air dan nasihat agar Timi mengganti camilannya dengan makanan sehat. Timi pun menurut. Dia makan sayur, buah, daging, dan juga ikan. Makanan-makanan tersebut melewati tenggorokan dan turun ke bawah,menjadi santapan para kuman baik.Para kuman baik yang diberi makan ini kemudian berubah menjadi pasukan elite, memiliki tameng dan juga senjata.
Lalu, ketika gerombolan kuman jahat datang menghadang, kuman baik dengan mudah mengalahkan mereka. Timi pun menjadi anak yang bahagia dan bisa beraktivitas dengan baik karena perutnya terasa nyaman seharian.
Video berdurasi dua setengah menit tersebut awalnya saya pikir hanya berisi tentang edukasi dan motivasi supaya anak-anak mau makan makanan yang sehat. Sesimpel itu. Tapi, gara-gara webinar yang saya ikuti hari Senin tanggal 20 Juli 2020 kemarin, saya jadi sadar kalau peran makanan dan saluran pencernaan yang ada di dalam tubuh adalah hal yang sangat penting. Baik buruk saluran cerna seseorang berefek sangat besar pada kelangsungan hidupnya.
PERAN NUTRISI UNTUK KETAHANAN TUBUH
“Nutrisi Untuk Imunitas, Kunci Tumbuh Kembang Optimal” adalah tema yang diangkat saat webinar oleh para pakar kesehatan dari Nutriclub kemarin. Pembicaranya ciamik-ciamik banget, ada Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) dan juga Prof. dr. Yvan Vandenplas. Yang saya sebut terakhir ini special karena siaran langsung dari Brussles.
Sebelum dimulai, saya sudah yakin banget kalau webinar kali ini pembahasannya pasti berdaging dan berfaedah. Lha gimana, meski diadakannya pas di jam tidur siang, saya enggak mengantuk sama sekali. Excited banget, ngerasa kurang malah. Padahal durasinya cukup panjang, sekitar dua jam.
Btw, selama menyimak saya juga sempat mencatat beberapa hal yang saya anggap penting. Eh, sebetulnya semua yang disampaikan para pembicara itu penting banget ding, beneran. Sayangnya kemampuan menulis saya enggak ngejar, jadi hal-hal tertentu saja yang tersimpan. Supaya enggak lupa, saya coba bagi di tulisan ini ya.
MEMAHAMI IMUNITAS
“Sampai detik ini, ada dua penyakit utama yang menjadi penyebab kematian anak-anak. Pertama adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kedua adalah Diare. Dua-duanya merupakan penyakit infeksi, yang satu menyerang pernafasan, satunya yang diserang pencernaan.” begitu kata dokter Ariani saat membuka pemaparannya.
Saya mesti setuju. Pengalaman mengasuh tiga anak membuat saya betul-betul waspada dengan penyakit diare. Anak sulung dan anak tengah pernah langsung dirujuk rawat inap begitu dokter IGD memeriksanya. Itu saja saya pakai ditegur lebih dahulu karena tidak datang ke rumah sakit lebih cepat karena kondisi mereka berdua saat itu sudah dehidrasi parah. Huhuhu.
Anak-anak memang rentan kena diare. Maklum, mereka masih belajar untuk melakukan perilaku hidup sehat. Anak-anak kadang kan suka makan sembarangan. Makanan jatuh dan kotor diambil lagi, sering juga makan tanpa cuci tangan padahal baru saja main tanah. Enggak bohong, saya yang full time mother saja sering kali kecolongan.
Nah, dokter Ariani bilang sebetulnya anak-anak akan tetap bisa bertahan apabila imunitas atau daya tahan tubuhnya bagus. Eh sebentar, sebelum maju lagi ada baiknya saya tulis apa itu imunitas ya. Biar sama-sama bisa saling memahami, hahaha.
Sebetulnya, imunitas manusia tidak serta merta muncul begitu saja. Meski demikian, perlu diketahui manusia ketika terlahir sudah dibekali sistem pertahanan tubuh yang melekat seperti kulit, bulu mata, air ludah, keringat, ataupun air mata.
Kulit kita itu rapet banget loh pori-porinya sehingga kuman atau bakteri tidak akan semudah itu masuk. Kita juga bisa tiba-tiba menangis kalau mata kemasukan sesuatu. Itu adalah bukti bahwa tubuh kita berusaha mempertahankan diri, melawan serta menghancurkan benda-benda asing yang berusaha menyelinap masuk.
Eh tapi, gimana kalau misalnya semua lapisan pertahanan luar kita berhasil ditembus sama bakteri, virus atau kuman? Pokoknya makhluk mungil yang jahat-jahat itu deh.
Baca Juga : Kelebihan & Kekurangan Melahirkan Caesar Serta Efeknya Bagi Imunitas Anak
Pastinya tubuh akan bereaksi. Kalau dari ceritanya bu dokter sih tubuh akan membuat yang namanya antibodi. Antibodi bisa disebut sebagai pasukan super elite yang bertugas untuk patroli keliling tubuh, mencari bakteri, virus, atau kuman tadi. Sel antibodi ini, ketika ketemu sama musuh, musuhnya dimakan. Lalu mereka akan bunuh diri bareng kuman-kuman jahat tersebut sehingga kuman jahatnya hilang. End of the story.
Wait, enggak selesai sampai di situ aja ding. Uniknya, pasukan antibodi ini punya sifat yang mirip kaum hawa sejagat raya : ingatan yang super kuat. Ahli sejarah.
Sel-sel antibodi tahu betul jenis-jenis bakteri atau virus yang sempet mampir ke tubuh kita. Lebih hebat lagi, mereka juga ingat bagaimana cara menghancurkannya. Artinya, kalau sampai musuh yang sama datang lagi, mereka sudah punya taktik dan strategi untuk melakukan serangan.
Contoh kasus yang paling mudah untuk menjelaskan kehebatan antibodi ini mungkin penyakit cacar. Pasti semuanya pada tahu kan kalau kita udah pernah kena cacar saat kecil ketika dewasa insya Allah enggak bakal kena cacar lagi. Ya itu, karena tubuh udah tahu gimana cara merespon virusnya.
Ini juga yang bisa menjelaskan cara kerja vaksin. Tubuh dibuat mengenali penyakit dan belajar cara menanganinya sehingga terbentuklah imunitas.
BAGAIMANA CARA MENJAGA IMUNITAS AGAR SELALU BAIK?
Pertama jelas, imunisasi. Kedua tentu saja dengan memberikan nutrisi yang tepat serta seimbang. Jadi kualitas dan kuantitas nutrisinya harus cukup.
Saya cuma bisa meringis saat dokter Ariani memperlihatkan data-data tentang kondisi nutrisi pada anak-anak di Indonesia. Lebih dari 7 juta anak dibawah 5 tahun mengalami stunting. Temen-temen udah pada tahulah pasti stunting itu apa. Kemudian, lebih dari 2 juta anak dibawah 5 tahun mengalami wasted alias gizi buruk. Sebaliknya, ada sekitar 2 juta anak yang justru mengalami obesitas. Sedangkan 1 dari 4 anak mengalami anemia karene kekurangan vitamin dan mineral esensial. Kebayang enggak sih efeknya ketika mereka dewasa nanti bakal kayak apa kalau saat kecilnya saja seperti ini?
So please notice this message: peran nutrisi pada anak sangat penting. Nutrisi, baik itu makro ataupun mikro mampu membentuk dan mematangkan sistem imun manusia.
Seperti yang sempat saya ceritakan di atas, sistem imun yang baik mampu melawan penyakit dan membuat tubuh tetap sehat. Sebaliknya, kalau sitem imunnya lemah, tubuh jadi lebih rentan. Kalau sedikit-sedikit sakit, sedikit-sedikit sakit, baru juga sembuh sakit lagi, tumbuh kembang anak kita pasti keganggu kan?
Ibaratnya boro-boro buat tumbuh kembang, buat ngelawan penyakit aja udah ngos-ngosan. Pada akhirnya, anak-anak yang tumbuh kembangnya enggak bagus bakal kalah tinggi, kalah cepat, kalah gesit. Kalah semua-semuanya. Kalau sudah begini, gimana bisa bersaing dengan anak-anak yang lain?
Pentingnya nutrisi tidak hanya terletak pada makanan yang dikonsumsi saja loh. Usut punya usut, dokter Ariani bilang kuncinya justru ada pada otak kedua manusia, yaitu saluran pencernaan.
Pada kisah Timi kita melihat bahwa makanan yang masuk ke tubuh kita akan menjadi makanan bagi makhluk-makhluk super mini di dalam usus. Bila semua nutrisi terserap dengan baik, maka hasilnya akan baik. Sedangkan bagian makanan yang tidak terserap terpaksa dibuang. Iya kalau bisa dibuang, misal bersisa malah rentan jadi penyakit.
Nah jadi bisa dipahami ya kalau saluran pencernaannya baik maka kinerjanya maksimal, apalagi kalau dikasih makanan sehat juga. So, kalau saluran pencernaannya buruk, apa kabar?
Selain itu, yang perlu kita ketahui lagi adalah fakta bahwa 60-70% sel imun ada dalam saluran pencernaan! Hayo siapa yang baru tahu soal ini? Makannya enggak heran kalau imunitas tuh erat banget kaitannya sama kondisi usus dan sangat penting bagi kita sebagai orang tua untuk memperhatikan kesehatan pencernaan anak.
KEHIDUPAN DI DALAM USUS
Mikrobiota usus adalah terminologi yang digunakan untuk menjelaskan keseluruhan komponen genetik dari mikroorganisme yang hidup dalam saluran cerna.
Dokter Ariani dan Prof. Yvan, keduanya terus menerus menekankan pentingnya menjaga keseimbangan hidup mikrobiota usus. Alasannya tentu saja karena tugas-tugas yang diemban oleh mereka itu sangat esensial, antara lain:
- Membantu tubuh mencerna makanan.
- Menghasilkan beberapa vitamin yang tidak bisa dibuat oleh tubuh. Contohnya Vitamin B12, Vitamin K, dan Folat.
- Meregulasi metabolisme energi.
- Melawan mikroorganisme pathogen.
- Memberi sinyal untuk tumbuh kembang dan fungsi sistem imun.
- Mengatur komunikasi antara otak dan saluran cerna.
Apa yang akan terjadi kalau kehidupan mikrobiota usus kacau balau?
- Anak rentan terkena alergi.
- Asma
- Kelainan metabolik dan obesitas
- Kelainan pencernaan
- Inflammatory bowel disorder (peradangan)
- Perilaku menyimpang dan autisme.
Jujur, saya agak tercengang ketika bu dokter menyebut asma. Anak saya yang sulung asma soalnya, dan pagi hari saat webinar diadakan asmanya kambuh. Awalnya bersin-bersin lalu batuk dan nafasnya jadi pendek-pendek. Padahal hari itu hari pertama dia sekoah dari rumah. Akhirnya setelah dua sesi online, saya memintanya istirahat dan ijin untuk sisa kelas.
Asli, webinar kemarin sangat relate dengan kondisi di rumah.
Saya mencoba mengingat asupan makanan dia selama beberapa hari terakhir dan merasa tertampar. Saking (sok) sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, anak-anak saya beri makanan seadanya. Kalau sekali dua kali sih masih mending kali ya, tapi kalau terus-terusan enggak heran saluran cerna protes berat.
Pantesan asmanya muncul lagi meski saat malam hari dia rutin minum obat. Huhuhu, sedih dan menyesal sangat.
PEMBERIAN PROBIOTIK DAN PREBIOTIK
Ngobrolin saluran cerna itu artinya kita ngobrolin bakteri. Ha, gimana gimana? Enggak kaget kan? Wkwkwkwk.
Soalnya mikrobiota usus itu emang berisi bakteri. Setidaknya ada sekitar 80-85% bakteri baik dari sekian trilyun bakteri dalam saluran cerna yang kuat. Bakteri baik ini disebut Probiotik.
Selanjutnya, ada juga yang disebut Prebiotik. Weleh, makanan apalagi nih? Hahahaha. Pokoknya enggak usah bingung, meskipun sekilas mirip, probiotik dan prebiotik itu berbeda kok.
Prebiotik adalah zat yang terdapat pada makanan yang tidak bisa dicerna oleh usus manusia. Yang berfungsi sebagai asupan bakteri baik agar jumlah mereka bisa terjaga. Penjelasan sederhananya begini, Probiotik adalah bakteri baik, dan prebiotik adalah sumber makanannya.
Bakteri baik sendiri sebetulnya ada beberapa jenis, tapi yang paling kondang di telinga saya sebagai ibu-ibu adalah Lactobacillus dan Bifidobacterium. Nah, si prebiotik ini mendukung pertumbuhan bakteri Bifidobakteria.
Kalangan ahli menyatakan kalau bifidobakteria terbukti ampuh menekan zat yang memicu alergi. Enggak heran, jika jumlah bifidobakteria cukup, alergi bisa berkurang atau bahkan hilang.
PREBIOTIK OLIGOSAKARIDA
Dari penjelasan Prof. Yvan yang mati-matian saya tangkap (karena beliau menggunakan Bahasa Inggris *uhuk*), zat yang bisa diubah oleh prebiotik yakni oligosakarida, seperti inulin, oligofruktosa, dan galaktooligosakarida.
Oligosakarida mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi saluran cerna. Oligosakarida terdiri dari lebih dari 1000 ragam molekul karbohidrat yang mempromosikan pertumbuhan bakteri khusus, terutama Bifidobakteria. Jadi bisa dibilang oligosakarida ini support system utama bagi Bifidobakteria.
Makanan-makanan yang mengandung prebiotik adalah buah-buahan seperti berry, pisang dan alpukat, kacang-kacangan, bawang bombay, bawang putih, bawang merah, bayam, dan asparagus.
Oh iya, Prof Yvan juga menyampaikan kalau saat ini banyak peneliti sudah mensuplementasi oligosakarida non human (berasal dari sumber selain manusia) ke dalam susu pertumbuhan. Ada FOS, ada juga GOS.
Prof. Yvan menjelaskan dari penelitiannya pada GIANT study yang dilakukan pada 767 anak sehat berusia di atas 1 tahun di 5 negara bahwa anak yang mengonsumsi susu pertumbuhan dengan prebotik lcFOS/scGOS dan n-3 LC PUFA ditambahkan ke dalam susu. Hasilnya adalah infeksi risiko yang lebih rendah loh!
KESIMPULAN AKHIR
Fiuh, lumayan panjang juga ya penjelasan tentang pentingnya nutrisi dan menjaga kesehatan saluran cerna.*elapkeringet* Mulai dari makanannya, usus, bakteri, probiotik, prebiotik, banyak sekali nama-nama baru yang jarang kita dengar tapi sebetulnya memiliki peran sangat penting bagi kesehatan kita.
Lalu, apa kesimpulan yang bisa diambil?
- Saluran pencernaan adalah organ penting yang mendukung imunitas
- Mikrobiota saluran cerna yang sehat mendukung perkembangan imunitas kuat
- Prebiotik seperti FOS dan GOS akan difermentasikan dalam saluran cerna dan berperan dalam perkembangan mikrobiota yang sehat
- Susu pertumubuhan yang disuplementasi prebiotik FOS dan GOS dapat membantu menurunkan risiko infeksi pada anak.
Sambil menulis kembali, saya jadi semakin terinspirasi untuk memberi asupan yang terbaik untuk saluran cerna nih. Bagaimanapun, kesehatan anak kan harus kita jaga sejak dini, agar mereka selalu sehat, mampu bersaing, dan akhirnya berprestasi.
Last but not least, adakah teman-teman yang membutuhkan informasi lain terkait imunitas dan tumbuh kembang anak? Langsung cus ke websitenya nutriclub.co.id ya!