Pandemi ini benar-benar luar biasa banyak hikmahnya.
– Madam A –
Tips tetap tenang, sehat lahir batin dan bahagia bersama Modena. Hari Sabtu kemarin saya mengikuti kulzoom bersama ibu Elly Risman. Pastinya semua sudah pada tahu siapa Bu Elly itu. Beliau sangat kondang di dunia parenting dan pemerhati anak. Saya cus daftar karena tema yang diangkat sangat menarik : Cara Menjadi Ibu Yang Bahagia.
Well, bukan berarti saya adalah ibu yang enggak bahagia ya sampai perlu ikut acara begini. Tapi beneran deh, ini Bu Elly gitu loh. Saya enggak pernah bisa ikut kelas beliau karena biasanya diadakan di tempat yang jauh dan harganya agak mihil. Ehehehe.
Nah, ternyata kelasnya Bu Elly ini memang beda banget loh genks. Enggak heran beliau sangat dihormati. Bayangkan, sejak menit pertama saja saya dan teman-teman lain yang menyimak sudah langsung dipaksa berpikir dengan pertanyaan-pertanyaan semacam: Bahagia itu apa? Bahagia berasal dari mana? Apakah saat ini kalian merasa bahagia?
Hmm…kalau teman-teman yang sedang membaca tulisan ini, kira-kira akan menjawab apa?
Saat itu saya mencoba untuk menjawab jujur bahwa saya sebetulnya enggak bahagia-bahagia amat. B aja.Penyebab utamanya tentu saja karena pandemi. Haduh, pokoknya sejak kasus ditemukan dan penderitanya terus meningkat saya tegang dan khawatir melulu.
Sekarang pemerintah sudah memutuskan untuk kembali membuka perkantoran, mall, tempat ibadah, serta pusat-pusat ekonomi lainnya sih. Orang-orang mulai beraktivitas normal. Tapi ya gitu, saya tetap takut.
Malah dobel eui takutnya. Lha gimana, kondisi normalnya bukan disebabkan karena situasi sudah terkendali. Penyebab kenormalan baru ini adalah karena faktor ekonomi. Enggak, saya enggak mau menyalahkan pihak siapapun karena kita semua berada dalam lautan derita (((DERITA))) yang sama meski perahunya beda-beda. Saya sangat memaklumi kondisi ini, yang penting kita fokus untuk menjaga keluarga dan diri kita sendiri.
Anyway, kembali ke pembahasan tentang bahagia. Lagi-lagi Bu Elly memberikan pertanyaan beruntun.
“Detik ini, ketika ada virus berbahaya di luar sana, sekolah ditutup, ekonomi keluarga goyang, anak-anak belajar di rumah dengan fasilitas seadanya, demi menjaga kesehatan dan kebersihan makan harus kita masak sendiri, rumah harus kita bersihkan setiap hari, semua orang berada di rumah dan semuanya memiliki tingkat stress yang cukup tinggi.”
“Bahagiakah kita?”
Oh tentu saja tidak *pasang emot nangis tapi ketawa*
Kalau boleh jujur, sebetulnya secara mental saya sudah jatuh banget. Pada tiga bulan pertama hampir setiap hari saya menyendiri di sudut kamar yang terkunci, untuk menangis. Saya merasa luar biasa lelah secara fisik karena mendadak harus menjadi guru, koki, serta mengerjakan semua-semuanya sendiri.
Fyi, anggota keluarga (termasuk saya) ada 5 orang, terdiri dari 2 balita, 1 anak SD, dan seorang suami. Sebetulnya, saya sudah biasa mengerjakan semua sendiri. Tapi normalnya si abang dan si ayah tidak di rumah karena mereka harus sekolah dan bekerja.
Lalu tiba-tiba saja mereka tumpek blek di rumah selama berhari-hari. Teman-teman bisa membayangkan harus mengajar anak kelas 1 SD sambil direcokin oleh para balita yang enggak bisa jauh dari mamanya? Kebayang enggak sih harus menyediakan sarapan, camilan, makan siang, dan makan malam untuk mereka yang sejak tinggal di rumah jadi sangat mudah lapar? Kebayang enggak sih harus membereskan rumah yang dihuni oleh 3 anak yang luar biasa aktif?
Kebayang pastilah ya. * kemudian meringis sambil terdengar backsound lagu kumenangiiissssss*
Itu baru secara fisik. Secara mental saya harus menghadapi si abang yang mood-nya berubah drastis karena harus di rumah saja. Lalu ada juga ketakutan lain yang menguasai pikiran saya semacam
“Kalau suamiku ngantor dan dia kena virusnya gimana?”
“Kalau si abang asmanya kambuh dan parah sehingga harus dirawat gimana?”
“Kalau aku yang kena virus gimana?”
“Kalau dana darurat yang ada di tabungan enggak cukup gimana?”
Oh maiii sumpaaaaah, saya bener-bener tenggelam sama pikiran negatif saya sendiri. Saya super duper overthinking.
Overthinking yang saya rasakan membawa pengaruh buruk pada kehidupan di rumah mungil saya. Pikiran negatif membuat perilaku jadi negatif itu benar adanya. Saya jadi sering marah-marah, ngomel-ngomel, bahkan ngemil-ngemil*eh.
Hubungan saya ke suami dan anak jadi enggak woles, kayak tegang banget gitu. Rumah tidak lagi terasa seperti surga karena tidak ada bidadari di sana, yang ada cuma Godzila yang suka nyembur api kemarahan. Huahuahuahua.
MENEMUKAN KEMBALI KETENANGAN
“Rasa takut bukan untuk dihindari, tapi dihadapi.” demikian kata salah satu konselor keluarga yang saya saksikan live instagramnya.
“Coba tulis apa yang sebenarnya Ajeng takuti.” kata beliau.
“Kalau Ajeng takut pada virus, coba pikirkan bagaimana agar kita bisa terhindar dari paparan virus ini. Kemudian kalau Ajeng takut suami terkena virus, pikirkan apa yang bisa kita bantu lakukan agar suami terhindar dari paparan virus. Kalau Ajeng takut menghadapi anak-anak yang badmood, ayo kita pikirkan bagaimana caranya agar anak-anak mood-nya terjaga mesti harus di rumah saja. Tulis semuanya. Tuliskan lalu ucapkan afirmasi positifnya ya.”
“Fokus pada solusi, bukan pada rasa takutnya.”
Masukan dari Ibu Konselor ini membuat saya berjengit seperti kena setrum. Untungnya habis disterum saya bisa sadar, bukan koit, wkwkwk.
Bener juga sih, selama ini segala overthinking saya tuh enggak keluar, rasa takutnya aja yang dikedepanin, makannya enggak kelar-kelar ini stressnya.
So yeah, ini dia hal-hal yang saya lakukan ketika mencoba mengurai rasa takut menghadapi pandemi dan adaptasi normal yang baru.
Protokol Kebersihan Super Ketat
Mau pergi ke minimarket wajib pakai masker dan bawa tisu basah. Sampai rumah langsung cuci tangan, masker enggak boleh pakai lagi. Bertemu tukang sayur keliling pun wajib bermasker.
Khusus untuk suami, ketika dia pulang kantor segala jam tangan hape, dompet, dan kacamata disimpan di luar untuk nanti disemprot desinkfektan. Saya sudah menyiapkan handuk di kamar mandi dan membukakan pintu sehingga dia tidak perlu menyentuh apapun dan langsung mandi saja. Di dalam kamar mandi pun sudah ada ember berisi sabun agar baju kotor dari kontor langsung direndam sabun.
Membuat Rutinitas Kegiatan Untuk Anak-Anak
Anak-anak merasa bosan dan clueless karena tidak tahu ada agenda apa atau harus ngapain di rumah. Bangun tidur mereka bisa nonton sih. Tapi mosok ya nonton terus? Takut juga saya karena kalau kebanyakan liat layar yang ada mereka jadi agresif.
Maka, akhirnya saya ikut bergabung dengan emak-emak lain yang membuat aneka aktivitas bagi anak. Saya bahkan belajar membuat jadwal bermain selama seminggu untuk mereka. Jadwal ini sangat membantu saya menyiapkan segala printilan seperti worksheet atau perlengkapan bermain lainnya.
Selain agenda bermain, saya juga membuat rutinlain yang melibatkan mereka dalam aktivitas rumah tangga. Contohnya nih, mencuci piring bekas makan sendiri, menyapu, dan memasak.
Alhamdulillah, mereka sangat senang dengan kegiatan-kegiatan ini. Selain melatih kemandirian, mereka jadi jarang tantrum karena pagi hari kegiatannya cukup padat. Siang hari mereka tidur, dan sore mereka boleh bermain sepedaan di luar. Uhuy! Madam enggak stress lagi!
Mengubah Waktu Beres-Beres
Biasanya saya beres-beres di pagi hari. Sekarang saya ubah, beres-beres dilakukan di malam hari. Cuci piring, nyapu, bahkan menyetrika dilakukan malam. Supaya apa? Supaya saat pagi hari kerjaan saya tinggal masak dan fokus pada anak-anak.
Siang hari meski rumah hancur lebur saya berusaha untuk ikut istirahat bersama mereka. Sore hari badan terasa lebih segar baru deh beberes yang tadi pagi dimainkan plus nyapu ngepel.
Nah, karena memiliki waktu istirahat dan waktu yang berkualitas sama anak, baik mereka ataupun saya jadinya enggak begitu tantrum. Semisal ada masalah, bisalah saya menghadapi lebih tenang. Toh perut kenyang dan tidak terlalu lelah ini. Hehehe.
Memasak Yang Sederhana
Hidup adalah sebuah pilihan bukan? Maka ketika saya memilih untuk memiliki lebih banyak waktu bersama anak-anak, artinya ada tugas lain yang mesti saya sederhanakan. Pada saya, tugas itu adalah masak.
Saya enggak mau pusing bikin menu yang ribet, cukup sop atau ayam kukus atau makanan lain yang pengolahannya mudah. Selain itu, sekali masak saya membuat porsi yang banyak supaya bisa sampai malam. Hemat waktu, hemat tenaga.
Begitu juga dengan camilan. Saya bersyukur sekali karena anak-anak suka dengan makanan sederhana seperti buah-buahan, jagung kukus, atau ubi rebus. Bagi mereka, makanan tersebut sudah enak dan menyenangkan. Meski demikian, kadang saya mengganti kegiatan belajar dengan aktivitas memasak yang lebih effort seperti membuat donat atau cilok.
Bersama anak-anak di dapur itu seru!
Banyak Bergerak, Tidak Diam Saja
Yaps, bergerak sampai berkeringat juga memicu munculnya hormon kebahagiaan. Enggak perlu olahraga yang ndakik-ndakik banget, sesederhana sepedaan keliling komplek atau lari atau senam pakai youtube di rumah. Pokoknya yang penting keringetan.
LIVE HEALTHY BE HAPPY BERSAMA MODENA
Dari tadi saya kayaknya membahas tips-tips hidup sehat secara mental di masa pandemi ya? Hehehe, monmaap, bagaimanapun mempertahankan kesehatan mental di masa penuh tekanan seperti ini juga berpengaruh pada kebahagiaan.
Meski begitu, saya juga tetap memiliki standar kebersihan di dalam rumah sebagai upaya mencegah datangnya virus atau bakteri yang tidak diinginkan. Tentu saja menjaga kebersihannya ada yang sesederhana cuci tangan sebelum makan, sepulang bermain, atau sehabis menerima paket.
Beragam aktivitas bersih-bersih essensial yang lain adalah mencuci baju, mencuci piring, mengepel lantai, serta melap tempat-tempat yang sering disentuh.
Nah, tahu enggak sih kalau Modena sebagai pioneer home aplliance membuat berbagai inovasi baru yang mendukung kegiatan normal baru alias new normal?
Pastinya belum tahu kaaan? Hahahaha! Makannya, sini-sini saya kasih tahu karena ternyata banyak banget produk bersih-bersih dari Modena yang cucok meong digunakan di rumah. Penasaran apa saja? Cuss!
- MULTI WASHER MODENA
Apa itu Multi Washer? Multi Washer adalah produk pencuci peralatan makan otomatis yang dibekali dengan berbagai fitur kebersihan bermutu terbaik yang memastikan peranti makan lebih higienis serta bebas bakteri dan virus.
Aduh, ini adalah mesin impian ibu-ibu macam saya sepertinya. Kebayang juga kalau ada mesin ini di rumah, anak-anak pasti makin semangat untuk bantuin mamanya cuci piring saking simpelnya, wkwkwk.
Anyway, Modena mengeluarkan 3 produk sekaligus nih. Ada Multi Washer MODENA WS 1020 G. Dengan kapasitas 2 place setting, multi washer mungil ini dilengkapi program Baby Care yaitu program pencucian khusus peralatan makan dan botol bayi. Selain itu, ada juga fitur Steam Function, yaitu penggunaan uap panas untuk memastikan peralatan makan bayi lebih steril. Lebih kerennya lagi, di multi washer ini kita bisa sekaligus mencuci buah supaya bebas dari kotoran dan pestisida.
Kemudian, ada Multi Washer MODENA WP 2060 S. Nah, tipe yang ini punya kapasitas 6 place setting. Keunggulannya ada pada Self Cleaning, yaitu program pencucian otomatis untuk membersihkan ruang dalam, agar tetap higienis. Selain itu, MODENA WP 2060 S juga dilengkapi program Extra Dry yang membuat kita sebagai pengguna tak perlu lagi repot-repot menggunakan lap untuk mengeringkan peranti makan. Nilai lebih lainnya adalah MODENA WP 2060 S dilengkapi dengan Child Lock.
Terakhir,ada MODENA WP 7121 S yang memiliki kapasitas paling besar dengan 14 place setting. Wuidih, sangat cocok untuk rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga banyak kayak Madam, wakakakak. keistimewaannya ada pada Dual Wash dimana keranjang cuci dipisah menjadi dua dan dapat melakukan proses pencucian secara independen. Artinya energi dapat dihemat ketika cucian piring hanya sedikit.
Saya baru tahu klau ternyata pencucian piring yang tidak bersih justru bisa membuat bakteri makin berkembang. Terutama kalau masih ada sisa-sisa sabunnya. So, penggunaan Multi Washer dari Modena akan membuat kita lebih tenang karena mesin tersebut memastikan piring-piring akan bersih dan steril.
- Mesin Cuci Calma WD 1157
Apa yang membuat mesin cuci Calma berbeda dengan yang lain? Nilai lebih dari mesin cuci ini adalah jaminan kehigienisan hasil cucian lewat Automated Drum Cleaning . Proses ini selalu memastikan drum tempat berlangsungnya proses pencucian dan pengeringan dalam keadaan steril.
Selain fitur tersebut, Modena Calma WD 1157 juga dapat disetel untuk melakukan pencucian dengan air panas, sehingga kuman dan virus akan mati. Proses pembilasan bisa dilakukan hingga lima kali cuci untuk memastikan tidak ada sisa deterjen yang menempel pada hasil cucian.
Widih, mantap-mantap ya. Pengen banget punya mesin cuci ini supaya baju-baju kantor si Ayah bisa steril seketika setelah terpapar seharian di kantor dan di luaran sana.
- Modena Smart Sensor Refrigerators
Nah ini, kulkas tuh penting banget loh sebagai tempat penyimpanan makanan. So, enggak heran Modena meluncurkan kulkas dengan teknologi Smart Sensor Refrigerators.
Smart Sensor akan mendeteksi berbagai kondisi yang berpotensi mempengaruhi kestabilan suhu lemari es, seperti proses evaporasi, intensitas kegiatan membuka dan menutup pintu, tingkat kelembaban, hingga naik maupun turunnya temperatur ruangan. Selanjutnya, sensor pintar ini akan mengatur kinerja seluruh fitur, agar suhu lemari es tetap stabil sesuai dengan pengaturan.
Emak-emak yang punya anak kecil di rumah pasti tertarik dengan kulkas model begini, haqul yaqin saya. Apalagi kalau anak-anaknya tipe yang penasaran, suka banget buka kulkas terus lupa nutupnya. Huhuhu.
Kalau terlalu sering dibuka tanpa ditutup kembali kan suhunya jadi terganggu dan menyebabkan proses pendinginan makanan jadi enggak maksimal. Efeknya, bahan makanan atau makanan jadi yang tersimpan di sana jadi enggak awet gimana? Malah bisa bikin diare, huhuhu.
YUK MULAI BERBAHAGIA
Alhamdulillah, lega rasanya sudah mengeluarkan apa yang selama ini terpendam di pikiran. Hal-hal yang sebetulnya sudah kita pelajari sejak kecil dulu namun sering kita abaikan seperti menjaga kebersihan, makan makanan sehat, olahraga, dan enggak mikir yang aneh-aneh tuh berperan sangat penting untuk kesehatan lahir batin selama adaptasi hidup normal baru loh.
Covid memang masih ada, angkanya juga masih tinggi. Meski orang yang abai makin banyak, mudah-mudahan kita tidak termasuk golongan yang demikian.
Mari tetap saling menjaga diri, menjaga keluarga, menjaga lingkungan. Jangan lupa untuk memilih produk-produk keren dari Modena yang dibuat khusus untuk menghadapi gaya hidup normal yang baru.
Tetap bersih, tetap sehat, tetap bahagia! Sampai jumpa di tulisan lainnya, kiss!