
Liat Dugong tanpa perlu keluar rumah? Hayuukk!
– Madam A –
Ada banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi akibat pandemi. Dua tahun yang lalu, saya amat senang mendengar kata ‘libur telah tiba’. Terbayang sudah rencana untuk mudik ke rumah orang tua. Berjalan-jalan mengunjungi lokasi kuliner terbaru atau tempat wisata. Terbebas dari pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak untuk sesaat.
Saat ini, kata ‘libur’ justru membuat saya bingung, resah, bahkan gelisah. Boro-boro pergi keluar kota, lha wong mau pergi ke Mall yang jaraknya selemparan batu dari rumah saja sudah was-was. Tapiiii, cuma dirumah saja selama liburan kok rasanya bosan sekali. Apalagi pandemi sudah memasuki tahun kedua. Saya pun sudah kehabisan ide-ide kegiatan supaya semua anggota keluarga betah di rumah.
Kondisi ini sering menjadi topik pembicaraan antara saya dan suami saat sedang berdua. Dia sih enak, sesekali masih pergi keluar rumah, naik kereta dan bertemu orang lain. Lha saya dan anak-anak? Tiap hari ketemunya 4L alias Lu Lagi Lu Lagi. Pemandangannya pun sama, antara halaman dan tembok rumah saja. Begitu terus selama 7×24 jam, setahun belakangan. Enggak heran ada orang bilang, kita masih bisa waras saja alhamdulillah. Hahaha.
Saya beruntung memiliki tiga anak dengan rentang usia berdekatan. Setidaknya, selama dirumah, mereka masih memiliki teman untuk bermain dan berbagi rasa. Meskipun perbandingan antara akur dan bertengkar saat main bareng adalah fifty fifty. Lima menit bermain mereka pasti ribut, namun lima menit berikutnya baikan. Rumah betul-betul enggak pernah sepi kecuali mereka tidur.
Membolehkan anak bermain dirumah artinya saya harus menurunkan ekspektasi. Eh, enggak sekedar turun lagi ding, udah ndlosor banget malah. Saya yakin, kalau Marie Kondo datang ke rumah saya di malam hari dia akan geleng-geleng kepala atau bahkan menangis saking berantakannya. Kapal pecah aja kalah, hehehe.
Anyway, ngomong-ngomong tentang bermain, temen-temen udah pada tahu belum sih kalau pada tanggal 28 Mei yang lalu merupakan perayaan Hari Bermain Sedunia? Ha? Enggak tahu? Sama dong! Makannya saya seneng banget dapet undangan ini :

I know, saya enggak pernah berhenti bersyukur karena bisa menjadi salah satu Mom yang diajak meramaikan peringatan World Play Day bareng Paddle Pop Indonesia. You know Paddle Pop kan? Itu loh, brand es krim anak (dan ortunya) dari Unilever. Merek es krim yang lagu jualannya legend banget.
Dalam acara yang dilakukan secara online tersebut, hadir 3 pembicara luar biasa. Ada Memoria Dwi Prasita, Head of Marketing Ice Cream Unilever Indonesia, biasa dipanggil Mbak Memor. Kemudian Ibu Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog., psikolog anak dan remaja. Terakhir, orang yang saya kagumi yaitu mbak Diana Rikasari, seorang perancang busana serta ibu dari dua anak. Doski tinggal di Switzerland dan memiliki prestasi luar biasa karena dinobatkan sebagai The International Young Creative Entrepreneur oleh British Council.

Tiga orang ini akan sharing tentang bermain dari sudut pandang yang berbeda-beda. Psikologis, praktis, dan juga solutif. Penasaran apa aja yang diobrolin? Yuk, simak tulisan ini sampai akhir!
Berkarya & Berimajinasi di Seaventure Paddle Pop
Eit, masih ingat kan kalau acara ini juga menyertakan anak-anak? Nah, saya dan anak-anak beserta belasan pasangan ibu-anak yang lain akan bermain bareng dulu. Rencananya kami mau membuat oxygen tank dan diving goggles menggunakan material seperti botol, tali, dan lem.

Dua benda tersebut diperlukan agar feel saat mengikuti momen Seaventure nanti lebih terasa real. Tabung oksigen dan kacamata selam membuat anak-anak terdorong untuk berimajinasi seolah sedang berenang di dalam laut.
Ketiga anak saya sangat bersemangat! Mereka bergegas menggunting pola kacamata, selang pernapasan, dan memasang karetnya dengan bahagia. Saya tahu kalau mereka excited banget karena melakukan semua aktivitas itu sambil bernyanyi, kompak, bahkan tanpa ada pertengkaran sama sekali. Sungguh sebuah momen yang cukup langka, hihihi lol.
Begitu selesai dan dipasang, Kak Kemal, yang memandu acara, mengajak kami bergabung di Seaventure, wisata virtual dunia bawah laut yang dipersembahkan oleh Paddle Pop, bekerja sama dengan Jakarta Aquarium.

Anak-anak tidak bisa melepaskan fokus mereka dari penjelajahan keunikan biota laut. Apalagi saat bertemu dengan ikan Dugong dan ikan Pari. Enggak cuma sekedar menonton hewan-hewan laut yang luar biasa itu, Seaventure juga mengasah kemampuan sosial anak lewat video bermain interaktif, , serta kuis & kompetisi berhadiah.
Senang rasanya melihat anak-anak riuh menunjuk gurita berkaki delapan, juga potongan drama Pearl of The Sea yang ada di Jakarta Aquarium. Mereka juga berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan pembawa acara dengan cukup baik. Good Job Kiddos!
Pentingnya Bermain Bagi Anak

Saya yakin banyak parents bertanya-tanya kenapa masalah bermain saja sampai ada hari khususnya. Karena tidak dipungkiri, kebanyakan orangtua justru marah-marah ketika anaknya bermain. Seolah itu adalah sesuatu yang salah.
“Bermain itu kebutuhan dasar anak-anak, persis seperti makan. Kalau sampai enggak ada, bisa mengganggu kenormalan. Bermain juga sangat erat kaitannya dengan well being, kondisi dimana seseorang puas dengan hidupnya. Tenang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan bahagia.” terang ibu Vera panjang lebar.
Menurut Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia yang menemukan metode belajar Montessori, Play is the World of a Child. Bermain adalah dunia anak-anak. Pekerjaan utama mereka justru bermain. Tanpa perlu kita suruh, mereka pasti akan main sendiri.
Bayi sebagai contoh, ada fase dimana dia bisa anteng tanpa ditemani orang tua karena sibuk mengemut jempol atau menarik-narik kakinya sendiri. Itu adalah suatu bentuk bermain. Terjadi secara alamiah.
Aktivitas apapun yang menyenangkan bagi anak adalah bermain
Secara tegas, mbak Memor manyatakan kalau bermain bukan sekedar pengisi waktu luang untuk menghibur anak. Melalui bermain, anak bisa belajar mengekspresikan diri, berimajinasi, sosialisasi, mengerti aturan, sportivitas, menunjukkan apa yang dimau, mengembangkan kemampuan kognitif, aktif melakukan problem solving, dan lain sebagainya. Membahas peran bermain bahkan enggak cukup dilakukan sehari saking banyaknya.
Selain itu, anak yang kebutuhan bermainnya tercukupi biasanya juga lebih mudah memahami pelajaran. Kok bisa? Usut punya usut, hal ini dikarenakan rasa bahagia membuat sistem di otak yang memerintahkan anak lebih attentive dan terlibat, bekerja dengan sangat baik.
Apakah Bermain Memiliki Waktu & Batasan?
Sebuah pertanyaan kembali dilontarkan oleh Mas Kemal, si pembawa acara yang sepertinya ikutan curcol juga. Hahaha.
Pertanyaan tersebut mau tidak mau memaksa kita untuk kembali memahami pengertian bermain. Kata ibu Vera, bermain adalah aktivitas menyenangkan yang didominasi oleh emosi positif, dan memiliki unsur kebebasan sesuai dengan aturan yang disepakati bersama.
Sebetulnya lagi, setiap aktivitas apapun sepanjang itu menyenangkan bagi anak, itu adalah bermain. Seorang ibu yang mengajak anak membuat es krim bersama umpamanya. Jika kegiatan tersebut dilakukan sambil bernyanyi, tertawa-tawa, si anak belajar bermain warna, mengaduk, mencampurkan bahan. Itupun sudah bisa disebut bermain.

Jadi, berdasarkan pengertian dan contoh, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa bermain tidak ada batasan waktunya. Namun demikian, ibu Vera menambahkan, batasan yang ada justru lebih ke jenis permainan.
Idealnya, seorang anak merasakan permainan yang variatif dalam sehari. Ada jenis permainan tenang, dimana anak belajar untuk duduk dan fokus. Kemudian ada juga permainan diluar, anak-anak dapat menggerakkan ototnya lebih aktif, berjalan, berlari, berayun, juga bersorak-sorai yang memicu munculnya hormon bahagia sehingga lebih sehat.
Kebutuhan akan jenis permainan variatif tak pelak membuat orang tua harus lebih kreatif. Sebuah tantangan yang harus mampu dipecahkan supaya anak tidak menghabiskan waktu dengan gadget.
PR lain yang juga menjadi kekhawatiran banyak parents adalah masalah sosialisasi. Ibu Vera tersenyum, sebagai psikolog, banyak dari kliennya juga menanyakan hal ini kepada beliau. Maklum, anak-anak terkurung di rumah terus kan?
Well, faktanya social skill ternyata tidak mesti dilakukan diluar bersama orang lain loh. Kemampuan bersosialisasi tetap bisa dilatih dalam lingkungan terkecil, bersama ayah, ibu, serta kerabat yang ada di rumah.
Selain itu, kita memang harus banyak-banyak bersyukur karena berada dalam masa kecanggihan teknologi. Meski berada dirumah, kita juga tetap bisa belajar sosialisasi lewat virtual playdate. Persis seperti event yang dilakukan oleh Paddle Pop.

Sama seperti mas Kemal, selama pandemi saya sendiri sempat berharap memiliki rumah super luas seperti milik Kim Kadarshian dan Kanye West. Enggak harus luas banget sih karena yang penting fasilitasnya lengkap seperti kolam renang, ruang bermain dengan trampolin, perosotan, jungkat-jungkit, bioskop mini, karaoke dan lain-lain. Saya mah gitu, kalau halu harus maksimal pokoknya, wkwkwkwk.
Tapi saya juga mengamini apa yang disampaikan ibu Vera. Sebanyak apapun permainan, bila ayah dan ibu tidak terlibat, anak-anak pasti cepat bosan. Sebaliknya, meski permainan cuma satu jenis, tapi ada keterlibatan orang tua didalamnya, dijamin anak pasti betah bermain.
Yaps, parents are the best toys! Orangtua adalah partner bermain terbaik bagi anak. Saya sendiri waktu kecil dulu, merasa lebih semangat untuk bermain ketika papa atau mama mau meluangkan waktu untuk bergabung. Kayak lebih bermakna gitu loh permainannya, tambah seruu!
Bermain sama anak bisa jadi stress release buat orang tua maupun anak. Manfaatnya both ways loh.
Kebaikan lain yang bisa ditemukan dari kegiatan bermain anak-orangtua adalah munculnya kedekatan. Bonding menjadi lebih kuat karena ada sentuhan, peluk-pelukan, dan tawa yang dibagi. Dari sana, hormon bahagia bernama oksitosin muncul.
Psssttt, ada rahasia lainnya lagi nih. Bila anak dekat dengan kedua orangtuanya, mereka juga cenderung lebih manut loh. Yakin!
Nah, supaya masalah main-bermain dirumah tidak lagi membuat parents menjelma jadi Godzilla Kingkong (Eh, itu mah saya ding), ibu Vera memberikan beberapa tips khusus untuk orangtua :
- Siapkan mainan yang variatif
- Explore lebih jauh masalah gadget karena hal ini memang sulit dihindari, bantu anak menemukan konten positif.
- Usahakan terlibat atau setidaknya tahu anak sedang bermain apa.
Diana Rikasari : Menjadi Designer Gara-gara Hobi Bermain

Saya senang sekali karena di acara webinar kemarin ada mbak Diana Rikasari. Saya adalah satu diantara ratusan follower instagramnya. She’s so creative and has a tons of idea. Merantau ke negeri jauh dan ibu dua anak pula. Sungguh panutankoe.
Swiss termasuk kedalam jajaran negara yang melakukan lockdown secara ketat. Hampir semua aktivitas dilarang kecuali yang essential. Hal ini sempat membuat mbak Diana bingung dan galau meski tidak lama.
Bersama sang suami, keduanya langsung berusaha untuk mengubah mindset. Mereka juga menyadari bahwa suasana dirumah akan sangat berbeda selama beberapa bulan ke depan. Akan lebih berantakan dan enggak beraturan.
Begitu mendengar kata lockdown, aku langsung mikir gimana caranya mengubah rumah jadi playground supaya anak-anak tetap betah di rumah.
Salah satu hal nyata yang dia lakukan adalah menggeser semua perabotan seperti meja makan dan kursi-kursi. Berbekal dengan benda-benda yang ada di rumah, Diana membuat sirkuit, playground, dan juga tenda-tendaan supaya anak-anaknya tetap bisa bermain panjat ataupun loncat-loncat.
Diana tanpa malu-malu mengaku kalau sesungguhnya dia adalah seseorang yang sangat suka rapih. Namun lockdown memaksanya untuk menurunkan ekspektasi.
“Aku tahu rumah akan sangat berantakan, tapi yaudahlah biarin aja. Kami sekarang pun kalau makan ya ngemper karena meja sudah dipakai untuk arena bermain.” sharingnya santai.
Diana menyadari bahwa bermain sangat penting bagi anak-anaknya. Apalagi ketika kecil, dirinya pun mendapat dukungan penuh orangtua untuk bermain. Sambil tertawa dia mengisahkan masa kecilnya yang hobi menggunting dan berkreasi membuat segala macam, dan orangtuanya tidak marah.
Kenangan masa kecil itulah yang kemudian menginspirasinya untuk menjadi designer. Berkarya dengan memanfaatkan benda-benda, mengubah yang dulunya rusak menjadi lebih berharga.
Saya tidak heran kalau Paddle Pop menggandeng Diana untuk meningkatkan kepedulian orang tua terhadap hak bermain anak. Seperti salah satu iklannya di bawah ini.
Yuk, Ikut Gabung Keseruan Seaventure Paddle Pop!
Jujur, saya senang sekali karena Paddle Pop sangat peduli dengan kebutuhan anak akan bermain. Sebagai seorang ibu, saya membutuhkan berbagai pilihan opsi permainan supaya enggak terjebak dalam situasi ‘main apalagi ya ini?’ hahaha.
Iya kan ibu-ibuuuuu? *kemudian kasih mic ke ibu-ibu se-Indonesia Raya*
Nah, tadi saya sempat menyinggung tentang Seaventure kan? Wisata virtual bawah laut bareng Jakarta Aquarium itu loh. Event ini gratis gaesss. GRATIS!
Cara ikutannya gampang banget, perhatikan baik-baik ya :
- Lakukan pembelian minimal 4 buah es krim paddle pop rasa apa saja di toko alfa atau indo.
- Foto struk bukti pembelian lalu kirimkan melalui whatsapp ke nomer 0858-1223-1223 untuk mendapatkan kode unik.
- Tulis data diri dengan format yang sudah ditentukan dan unggah kembali bukti pembelian. Pokoknya ikutin perintahnya aja.
- Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kode unik adalah 3x24jam. Kode uniknya sendiri bisa dipakai sebanyak 3x, asyik banget!
- Terakhir, meluncur ke website www.paddlepopmainyuk.com dan masukkan kode uniknya.
- Walhaaa! Wisata Virtual bawah laut siap dinikmati!

Paddle Pop Seaventure bisa diikuti sejak bulan April hingga 30 Juni 2021 ini. Namun untuk menyambut momen libur kenaikan kelas, PaddlePop tidak berhenti berinovasi sampai situ.
Pada tanggal 26 Juni 2021 nanti, bersamaan dengan event Wonderfest, Paddle Pop akan mengajak orangtua dan anak menjelajah dunia luar angkasa melalui program #MainYuk liburan ke planet mochi.
Sebuah jalan-jalan virtual yang terinspirasi dari bentuk bulat es krim mochi PaddlePop. Mbak Memor menyampaikan bahwa Paddle Pop berkomitmen untuk memberi masukan ide eksplorasi ke planet Saturnus, Uranus, dan Jupiter bersama komunitas playdate yang lain.
“Saat ini kami telah menjalin kerjasama dengan Rumah Dandelion, Bumi Playspace, dan juga Mungilmu. Saya jamin, aktivitasnya enggak habis-habis!” terang mbak Memor semangat.
Whuaaa, I’m so excited! Seaventure dan Liburan ke Planet Mochi sudah pasti akan masuk kedalam list kegiatan. Kebayang deh asyiknya ngemil eskrim sambil jalan-jalan virtual dari rumah. Serunya dapet, amannya hemat, hematnya juga dapet.
So, tunggu apa lagi nih Parents? Buruan beli es krim PaddlePop dan rasakan sendiri keasyikannya. Oh iya, jangan lupa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, follow dan pantengin terus instagram @paddlepop.idn ya!
13 Komentar. Leave new
Asyik ya, liburan seru bareng Paddle Pop
Ishhhhh… Inspiratif sekali… Seruuu..
Aih selalu suka baca ceritamu! Seru banget sih! Aku mau coba yg wisata virtual juga ah. Nampak menarik sekaliii
senangnyaaaa yang mainan sama Paddle Pop!
Alhamdulillaaaaah berpetualang di bawah laut secara virtual bikin anak anak dan emaknya happy banget yaaaa
oke ikutan foto challenge bawah laut ala ala ya mbak
Asyik gini kalau bisa mengumpulkan 3 anak sekaligus buat main 1 permainan seru ya, mereka juga bisa sama2 belajar dan emaknya juga hemat energi.
Senang seaventure sama paddle pop. Anak aku tuh ketagihan euy. Tapi memang ya kita perlu banget buat waktu main sama anak, apalagi kalau mainnya ada unsur edukatif kaya gini
Kode unikku baru dipakai sekali, nih. Tadi pagi habis ambil rapor di sekolah. Aku dan Hammam sudah punya rencana main di rumah termasuk mau wisata virtual bawah laut lagi bareng Paddle Pop dan Jakarta Aquarium.
Seru banget ya acara paddle pop ini. Bisa bikin aktivitas bareng anak
Seru ya, bisa seaventure
asyik juga petualangannya.
Seru banget nih..mau ah wisata virtual bareng anak😍
Seru pasti nih bisa wisata virtual ke dunia bawah laut. Bisa jadi pilihan libur sekolah ya. Sip sip sip!