Sebagai orang yang besar dan bertumbuh di Jogja, aku merasa kudet karena belum pernah mencoba Lava Tour Merapi sama sekali. Rasanya pengen garuk-garuk tanah tiap melihat ada temen-temen yang berwisata ke Jogja dan ngepost foto kegiatan mereka di sana. Sumpah, iri banget.
Karena itulah, ketika tahun ini pemerintah betul-betul enggak nge-prank warganya dengan membolehkan mudik dan mengeluarkan aturan cuti bersama yang cukup panjang, I’m very excited. Aku sangat-sangat ingin membuat momen pulang kampung kali ini penuh dengan memori bahagia mengingat terakhir kali pulang ke Jogja hatiku remuk karena papa meninggal dunia.
Baca Juga : Papa, Korban Keganasan Covid-19 Gelombang Kedua
Selain itu, udah cukuplah dua kali lebaran dilewatkan di Cisauk. Aku suka sih sama tempat tinggalku, tapi sesuka-sukanya, untuk hari raya tetep aja aku pengen ngumpul sama keluarga. Untungnya, aku dan Cucup sama-sama berasal dari Jogja. Tujuan mudik kami cukup satu kota sehingga lebih mudah secara pengaturan ataupun biaya. Selama disana, kami tinggal bergantian. Kadang di Karangwaru (Jogja Utara, rumah Cucup) atau di Minggiran (Jogja Selatan, rumahku).
Hanya, karena Papa sudah enggak ada, Mamaku memilih untuk lebaran di Majalengka yang notabene merupakan kediaman keluarga besarnya. Begitu juga dengan kakak laki-lakiku nomer dua. Pada hari pertama dan kedua lebaran dia tinggal di Garut dan baru cus ke Jogja di H+4. Adik perempuanku masih stay di London bersama suaminya karena kuliah, dan hanya kakak laki-laki pertama tok yang di Jogja. So, melihat fakta bahwa anggota keluargaku terpisah-pisah, jadilah aku merayakan hari Raya bareng keluarga Karangwaru.
Baca Juga : Ramadhan Pertama Tanpa Papa
Setelah bertahun-tahun, rasanya aneh banget berlebaran tanpa Papa. Aku dan saudara-saudaraku kayak kebingungan gitu. Alhamdulillah masih ada Mama, meski beliau merasa berat untuk pulang ke Jogja karena pasti keingetan Papa.
Lava Tour Merapi Adalah…
Oke back to topic! Sudah cukup melownya ya gaes. Hehehe.
Jadi nih, Lava Tour Merapi adalah sebuah paket wisata di lereng gunung Merapi dengan menggunakan mobil Jeep. Layanan ini memungkinkan customer untuk mengelilingi lokasi wisata di yang ada di sana dalam sensasi berbeda. Ada banyak sekali vendor yang menyediakan paket ini, pengunjung tinggal memilih aja.
Waktu itu karena dadakan, aku pesennya lewat kakak ipar. Fyi, libur lebaran kan peak season ya, jadi Jogja emang lagi penuh banget sama wisatawan dan aku enggak yakin bakal dapat slot. Kalaupun dapat, bisa jadi harganya agak tinggi dibanding hari biasa.
Tapi alhamdulillah, kakak ipar kenal langsung sama salah satu vendor yang menyediakan layanan ini sehingga kami masih bisa dapat tempat tanpa harus menunggu lama. Cuman ya itu, aku enggak bisa ambil trip yang durasinya panjang. Padahal pengen, huhuhu hiks 🙁
Anyway, ini aku kasih pricelist untuk trip Lava Tour Merapi yang aku pesan yah!
Menurut aku harganya masih terjangkau banget karena bisa buat rame-rame. Apalagi pilihan tripnya juga banyak. Misal punya uang berlebih, bisa ambil trip paling lengkap biar bener-bener puas. Aku sebetulnya udah siapin budget minimal 500k untuk dapat pengalaman ini. Qadarullah masih belum rejeki.
Oke, lanjut!
Satu mobil Jeep bisa diisi berapa orang? Aturan sih maksimal 4 orang dewasa. Kemarin ini aku hitungannya berlima, 2 dewasa dan 3 anak-anak dan itu masih diperbolehkan. Mamaku sebetulnya ikut sampai ke vendor, tapi beliau memilih untuk santai-santai di tempat pemberangkatan dan kedatangan. Untung tempat tunggunya berupa rumah makan yang super duper nyaman.
Sebelum berangkat, aku dan Mama foto-foto dulu dong. Meski enggak ikut tripnya, tetep ikut eksisnya, wkwkwk. Seneng banget loh karena orang-orang dari Jeep Tour-nya mau jadi fotografer sekaligus pengarah gaya.
Memulai Perjalanan
Tanpa menunggu lama, setelah beberapa kali jepret akhirnya kami pun berangkat. Sesuai aturan, para penumpang mobil Jeep diwajibkan memakai helm pengaman ketika berkendara. Aturan ini sempet aku lihat di sebuah palang yang menempel di pinggir jalan.
Aku ini penasaran banget naik Jeep karena Jeep tuh identik dengan mobil para penjahat, wkwkwk. Maafkan tapi bener loh, di film-film kebanyakan yang pakai Jeep tuh pasti tokoh antagonis. Coba deh kalian cek sendiri, ahahaha.
Tempat duduk penumpang di mobil Jeep emang tinggi, terus karena baknya terbuka kami mesti pegangan kuat-kuat biar enggak oleng. Selain itu, melihat driver ada di sebelah kiri aku ya sempet ngerasa aneh juga. Namanya juga mobil impor yak, karena di luar negeri emang sopir itu duduk di sebelah kiri, sedangkan di Indonesia justru di bagian kanan.
Kami membelah jalan Kaliurang yang saat itu cukup ramai karena cuaca cerah dan belum terlalu panas. Mas-mas driver cukup asyik diajak ngobrol. Dia bilang nantinya kami hanya akan mengunjungi tiga tempat saja yakni Batu Alien, Museum Mini Sisa Hartaku, dan manuver di Kali Kuning. Untuk tempat yang terakhir aku sudah cukup familiar karena dulu KKN juga di lereng Merapi.
Meski tidak ngebut, angin terasa cukup kencang karena mobil yang kami tumpangi terbuka. Bener-bener ngeblak gitu. Aku sempat khawatir dengan si abang yang mungkin kedinginan karena duduk di depan. Nah ini, sedikit tips ya buat teman-teman yang mau nyobain Lava Tour Merapi supaya siap-siap bawa jaket. Takut aja pulangnya nanti masuk angin karena beneran anginnya lumayan kuat.
Selama perjalanan, Jeep kami berpapasan dengan Jeep lain yang juga membawa penumpang. Kami pun melihat ada beberapa tempat wisata Kaliurang kayak The Lost World dan Stonehege. Kami enggak mampir kesana sih, tapi enggak papa. Insya Allah bisalah next time, hehe.
Welcome To Batu Alien
Setelah beberapa lama, sampailah kami di perhentian pertama : Batu Alien. Mas Driver meminta kami turun. Sembari berjalan memasuki lokasi, dia menjelaskan konsep dari lokasi wisata yang satu ini. Maklum, saat pertama kali datang aku, Cucup, dan anak-anak juga heran karena gunung Merapi dan Alien gak punya hubungan apa-apa. Belum pernah juga aku mendengar berita ada alien dari planet lain ikutan jalan-jalan ke Merapi sini.
Ternyata oh ternyata Batu Alien merupakan bongkahan batu besar yang merupakan hasil erupsi Merapi, dan berbentuk seperti wajah suatu makhluk bila dilihat dari sudut tertentu. Kawasan ini mulai dibangun pada tahun 2011 atau sekitar 11 tahun silam.
Keliatan kan gaes, batu super besar yang ada di sebelah kanan itu seperti punya hidung, mata, dan mulut. Meski ya enggak cakep-cakep amat ataupun mirip sama alien juga, tapi emang unik. Terus nih, selain batu alien, masih banyak spot-spot foto lain yang dibangun di sana. Cakep sangat buat foto-foto, apalagi ditambah dengan latar langitnya gunung merapi. Very very very instagramable!
Nah, biar makin yakin, ini aku kasih beberapa foto kece deh, hehe.
Waktu yang dibutuhkan untuk berkeliling di beberapa spot ini sebetulnya enggak lama tapi capeknya tetep kerasa. Lokasinya emang agak serem kalau buat anak lari-lari, sehingga aku dan Cucup harus bener-bener mengawasi. Pokoknya buat yang bawa anak, perhatikan betul ya karena kanan-kiri udah jurang. Meski pengaman yang dipasang udah lumayan tapi tetep aja waspada itu lebih baik.
Selesai di Obyek Wisata Batu Alien, kami naik Jeep dan memulai perjalanan ke pemberhentian selanjutnya : Museum Mini Sisa Hartaku
Museum Mini Sisa Hartaku
Jarak antara obyek wisata sebelumnya dan museum mini ini tidak begitu jauh. Jadilah dalam waktu singkat kami sudah sampai. Ada yang penasaran gak ini tuh tempat apa?
Jadi, museum ini berisi benda-benda yang menjadi saksi bisu kedahsyatan erupsi Merapi di tahun 2010 dulu. Tempatnya sendiri dibangun di atas rumah yang sesungguhnya sudah nyaris hancur, namun diperbaiki kembali tanpa menghilangkan keaslian efek erupsi.
Flashback dikit, tahun 2010 itu aku semester 4 atau 5 kalau enggak salah. Emang luar biasa sih erupsi Merapi karena abunya yang berjatuhan ke arah kota sangat tebal. Sekolah sempat ditutup karena kondisi di luar memang berbahaya. Tapi salut luar biasa karena warga betul-betul saling membantu satu sama lain. Sekarang, dua belas tahun setelahnya, ketika melihat benda-benda tersebut serta foto-foto yang dipajang, rasanya kayak gak percaya aja kalau dulu pernah separah itu.
Teman-teman penasarankah? Berikut aku share beberapa fotonya :
Namanya juga museum mini, jadi memang enggak besar sehingga waktu yang dibutuhkan untuk lihat-lihat cukup singkat. Selama disini si Abang ngajuin banyak banget pertanyaan. Kami juga teruwow-uwow dengan banyaknya sisa-sisa harta yang dipamerkan. Salut banget, meski memang sederhana, museum mini ini lumayan terawat.
Oke deh. Puas muter-muter di Museum Mini, kita lanjut ke tujuan akhir yuk : Manuver Kali Kuning
Manuver Kali Kuning
Aku tuh awalnya ya ngerasa bingung kenapa namanya Manuver Kali Kuning. Emang ada apaan sih kok pakai manuver-manuver segala? Apalagi setahu aku, arti dari manuver itu tipu muslihat atau perang-perangan. Ya kali pengunjung mau diajak main perang? Kayaknya sih gak mungkin. Jaka sembung bawa golok, gak nyambung …
But since I know that I’m a good passenger, aku yo manut-manut aja. Sebetulnya, aku udah lihat Kali Kuning di awal-awal perjalanan dan emang banyak mobil Jeep yang muter-muter disana. Nah, waktu aku tanya sama si mas driver, dia cuma bilang kalau itu adalah tujuan terakhir. Aku enggak perlu khawatir.
Nah, begitu Jeep perlahan-lahan turun ke bawah, aku langsung berdebar-debar. Terlebih saat lihat penumpang lain juga jerit-jerit ketika Jeep yang mereka naiki berputar dengan cepat dan ngepot-ngepot di tengah sungai. Kalau kata Anya Forger di series FamilyXSpy sih, ini pasti bakal waku-waku! (menarik/bersemangat).
Tapi itu kata dia, kalau kata aku pastinya mah hayuklah gaass!!!
Aku seneng banget karena ternyata anak-anak dan Cucup pun berpikiran sama. Kami enggak sabar mencoba. Bahkan sebelum mas-mas driver meminta kami untuk bersiap dan pegangan kuat-kuat, kami sudah melakukannya.
Setelah mengambil ancang-ancang sebentar, mas-mas driver langsung menginjak gas dengan cukup kencang. Permukaan sungai yang tidak rata membuat kami terpontang-panting cukup kuat. Mobil berbelok dan kami semua teriak. Air yang menggenang tenang pun terbelah hingga muncrat kemana-mana, bahkan membasahi baju kami juga.
Rasa tegang, takut, dan penasaran yang tadi menyelimuti perlahan-lahan menurun ketika mobil melambat. Kami semua kembali mengatur nafas.
“Siap-siap lagi ya.” kata mas-mas driver.
“Eh tunggu mas, aku mau minta tolong sama orang-orang itu buat ngambilin gambar.” kataku cepat. Aku tadi betul-betul enggak berani ambil gambar sendiri karena takut terpelanting. Too risky. Untung aja ada orang-orang yang menawarkan jasa untuk mengambilkan foto atau video ketika kami sedang gondal-gandul di Kali Kuning.
Dan akhirnya, putaran kedua dimulai. Aku mencoba untuk lebih slay #halah karena tahu bakal divideoin, niatnya. Niatnyaaaaa! Karena kenyataan berkata lain. Kami berlima tetep aja teriak-teriak gak keruan ketika sekali lagi dibawa keliling dengan manuver yang bisa bikin jantung turun ke usus dua belas jari.
Gimana? Kelihatan kan serunya kayak apa, hehehe. Meski baju kami basah, meski nafas ngos-ngosan karena tegang, kami semua merasa sangat puas. Terlebih si mas-mas driver memberi bonus satu putaran lagi untuk kami, uwuwuwu :3
Selesai berputar-putar, kami pun mengambil gambar terakhir. Mumpung ada yang motretin gitu loh. Oh iya, buat yang penasaran berapa sih tarif untuk motretin kita, sepengalamanku sih bebas ya. Tapi aku kemarin ngasih beliau 20k karena emang hasil foto dan videonya bagus-bagus.
Selanjutnya, kami pun kembali membelah jalanan menuju lokasi pemberangkatan yang tadi. Di jalan kami berbincang-bincang penuh semangat, apalagi anak-anak. Ketiganya betul-betul tercengang dan happy karena bisa merasakan pengalaman seperti tadi.
Akhir Cerita Mencoba Lava Tour Merapi
Kami sampai di tempat keberangkatan sekitar jam 12 siang, padahal berangkatnya jam 10 pagi. Jadi kalau ditotal untuk paket yang mini short trip aja membutuhkan waktu setidaknya dua jam. Jika teman-teman berkeinginan untuk mengambil paket yang lengkap, berarti siapkan rentang waktu lebih panjang.
Untuk masalah makan, aku rasa gak perlu dikhawatirkan karena hampir di setiap spot ada tempat makannya. Kecuali yang Kali Kuning tadi sih. Harga makanan aku rasa lebih tinggi dibanding beli di tempat biasa, tapi insya Allah masih sangat-sangat terjangkau. Oh iya, toilet juga ada di lokasi wisata meski sebaiknya sebelum berangkat lebih baik sempatkan untuk pipis dulu.
Biaya 350k untuk Mini Short Trip tadi sudah include tiket tempat-tempat wisata ya, jadi kita enggak perlu nambah bayar lagi. Terus karena aku suka sama mas-mas drivernya yang komunikatif, aku nambah tips khusus untuk dia. Aku rasa ini gak wajib sih, tapi aku cukup yakin jika kita dapat pelayanan yang bagus, kita gak bakal merasa rugi untuk ngasih tips tambahan.
Oh iya, begitu sampai ke tempat kami naik tadi, pisang goreng hangat sudah menunggu sedangkan Cucup langsung memesan teh poci. Tak jauh dari sana ada masjid besar sehingga kami pun bisa melaksanakan ibadah sholat dzuhur dengan nyaman.
Jadi kalau ditotal-total, pengeluaran untuk Lava Tour Merapi ini masih dibawah alokasi anggaran kami meski ya enggak jauh banget. Aku juga sangat puas, gak ada lagi perasaan iri karena sudah mencoba sendiri. Ternyata trip ini sangat worth it untuk dicoba jika berkunjung ke Jogja. Asli, rugi sih kalau enggak nyicipin, hahaha.
Nah, sekian dulu cerita dariku. Semoga informasi yang aku tulis disini bermanfaat yah. Kalau ada yang kurang-kurang sok aja langsung kontak ke IG aku di @ayuna.family (klik langsung) atau email atau taruh aja pertanyaan kalian di kolom komentar di bawah. I’ll be happy to read it.
5 Komentar. Leave new
Seru banget wisata bareng keluarga. Dengan ikut paket short trip memang nggak perlu pusing lagi nentuin itenary kemana-mana nya, cukup ikuti yang sudah jadi rundown. Dan termasuk lengkap dan beragam, dari mulai wisata adrenalin, wisata santai spot foto, juga wisata edukasi mengunjungi museum.
Jadi pengen ikutan tour juga. Beneran! Seru banget petualangannya mbak sekeluarga. Tapi kira2 molly bisa naik jeepnya gak ya? Bisa nyempilin kursi roda gak yaM
Seru banget ya lava tour merapi ini, kayaknya ini bisa jadi salah satu list wisata yang bisa dicoba nih kalau ke Jogja. Penasaran banget sama museum mini sisa hartaku, ingin melihat bagaimana sejarah kedahsyatan erupsi kala itu
Wah seru banget ini turnya. Kalau nanti ada rezeki ke jogja kayaknya bakal jadi salah satu kegiatan yang mau kulakukan di sana
Udah pernah mendaki gunung merapi, tapi belum pernah nyobain ini aaaaaa.. Keknya seru gitu ya diajak keliling-keliling sekitaran merapi. Apalagi naik mobil jeep terbuka, bersama teman atau keluarga.. Wih estetik banget kalau diliatnya mah..