Apa bedanya Demensia Alzheimer dan pikun? Apakah sifat sering lupa itu artinya kita kena demensia?
– Madam A –
Segala tentang Demensia Alzheimer yang perlu kita ketahui. – Setiap kali mendengar kata Alzheimer entah kenapa pikiran saya selalu tertuju ke film The Notebook (2004). Film ini berkisah tentang perjuangan cinta antara Noah dan Allie. Tak dinyana, ternyata semua yang terjadi di film ini adalah flashback masa lalu Allie.
Noah dan Allie di masa sekarang sudah tua. Mereka berdua tinggal di sebuah panti jompo, berdua. Allie menderita Alzheimer, seringkali dia tidak sadar bahwa lelaki tua yang ada di sampingnya adalah sang suami tercinta. Allie bahkan tidak mengenal anak-anaknya sendiri. Pokoknya, habis nonton film ini bawaannya tuh melooowwwww banget.
Saya jadi sering berpikir, oh kayak gitu to ternyata orang Alzheimer itu. Enggak kebayang betapa berat perjuangan keluarga dari si penderita karena para pengidap Alzheimer ini sikapnya sungguh ajaib. Bayangkan, si Allie ini udah nenek-nenek tapi sikapnya seperti anak kecil. Dia sulit berpikir logis, sering lupa, bahkan tidak tahu tentang identitas dirinya sendiri.
Baca Juga : Film Me Before You & Pesan Penting Tentang Kesehatan di Dalamnya
Nah, pada hari Minggu 20 September 2020 kemarin saya dan ratusan orang lainnya mengikuti Zoom Live dengan teman Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia yang merupakan bagian dari kampanye edukatif #ObatiPikun. Acara ini memang bertujuan untuk raising awareness masyarakat agar mampu memahami Alzheimer lebih jauh.
Acara ini bisa terselenggara berkat kerjasama yang baik antara PERDOSSI (Persatuan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia), Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementrian Kesehatan Indonesia, serta PT. EISAI Indonesia.
APA ITU DEMENSIA?
Demensia adalah suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Masyarakat kerap kali menyebut kondisi tersebut sebagai pikun.
Pikun sering dianggap sebagai hal normal yang dialami oleh lansia, sehingga seringkali penyakit tersebut tidak terdeteksi. Padahal berdasarkan data dari Alzheimer’s Disease International dan WHO, terdapat lebih dari 50 juta orang di dunia mengalami demensia dengan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya. Dari banyaknya kasus tersebut, Alzheimer menyumbang 60-70% kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS mengatakan, “Saat ini kita mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut usia (lansia). Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%).
Wuih, lumayan tinggi juga ya angkanya? Jumlah lansia yang terus meningkat tersebut dapat menjadi aset bangsa bila tetap sehat dan produktif. Namun lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Demensia Alzheimer merupakan salah satu ancaman bagi lansia di Indonesia saat ini.
Berdasarkan data yang ada, demensia menempati posisi ke-7 penyebab kematian di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini telah dirilis sebuah aplikasi screening demensia yang dapat mendeteksi gejala awal demensia. Dengan adanya screening ini, diharapkan resiko-resiko dari demensia bisa dikurangi. Nama aplikasi tersebut adalah E- Memory Screening (EMS)
GEJALA-GEJALA PIKUN/DEMENSIA
Pemahaman masyarakat yang ada saat ini, pikun adalah sesuatu yang pasti terjadi ketika seseorang telah menua. Ternyata, pemahaman ini salah loh genks! Pikun bukanlah sesuatu yang normal bagi penuaan. Pikun adalah salah satu tanda bahwa ada alzheimer dan ini harus segera diobati.
Sebetulnya, ketika mengikuti acara ini saya sendiri sempat merasa khawatir. Bagaimanapun, saya semakin hari semakin pelupa. Masak saya sering kebolak-balik ketika memanggil nama anak. Niat awal manggil si abang, yang keluar di mulut malah si teteh. Sering juga berlaku sebaliknya. Tapiii, kalau suami ngelakuin kesalahan entah kenapa rasanya inget mulu, wakakakakak.
Nah, dr. SB Rianawati, SpS(K) atau yang akrab disapa dokter Rien memaparkan perbedaan antara pelupa dan pikun. Simak gambar di bawah ini deh :
Dokter Rien juga menyebutkan bahwa setidaknya ada 12 gejala pikun yang perlu kita ketahui :
- Gangguan daya ingat atau sering lupa
- Disorientasi, bingung akan waktu (hari,tanggal). lupa jalan pulang.
- Menarik diri dari pergaulan.
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Sulit melakukan pekerjaan yang familier
- Kesulitan memahami visuospasial, sulit mengukur jarak dan membedakan warna
- Sulit fokus
- Gangguan berkomunikasi, kesulitan bicara.
- Salah membuat keputusan
- Menaruh barang tidak pada tempatnya.
OBAT PIKUN, ADAKAH?
Dokter Rien mengungkapkan bahwa secanggih-canggihnya obat pikun yang dibuat oleh manusia, tidak akan mampu mengembalikan fungsi otak seperti sedia kala. Tujuan dari mengobati pikun antara lain :
- Meringankan gejala
- Memperlambat perkembangan penyakit
- Membuat penderita dapat hidup semandiri mungkin
Pikun sendiri ada dua penyebab. Pertama karena ada tumor otak, kedua karena fungsi otak memang mengalami penurunan. Hal yang bisa kita lakukan adalah :
KELUARGA DAN CAREGIVERS, LAKUKAN INI SAAT MENJAGA ORANG DENGAN DEMENSIA
ODD adalah sebutan bagi Orang Dengan Demensia. Dokter Junita Maja Pertiwi, dalam sesi kedua berbagi pengetahuan tentang tantangan ODD di masa pandemi.
Bagi orang normal, pandemi sedikit banyak menguji mental dan kewarasan. Kebayang enggak bagi ODD akan seberapa berat lagi? Salah satu hal yang disarankan agar ODD tetap merasa nyaman adalah berjalan-jalan di lingkungan sekitar, namun saat ini kita semua diusahakan untuk tetap di rumah saja karena ada ancaman virus.
Oleh karena itu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh keluarga dan juga caregivers dalam merawat ODD dengan hati yang lapang meski di tengah bahaya pandemi.
- Menjaga kebersihan, mencuci tangan lebih sering serta memakai masker.
- Menerima kondisi dengan ruang gerak yang terbatas.
- Meyakini bahwa meski ODD tidak mengenali kita, mereka memahami dengan apa yang disebut “bahasa hati”.
BAGAIMANA CARA MENCEGAH DEMENSIA?
Gimana-gimana, sudah mulai ngeh tentang demensia belum? Mudah-mudahan penjelasannya cukup clear lah ya. Jadi, demensia itu penyakit dan mesti diobati agar efeknya tidak semakin buruk.
Anyway, dari penjelasan dua dokter ahli yang super kece ini, saya jadi tahu kalau demensia ternyata menurun loh! Demensia ini sifatnya genetik sehingga apabila kakek nenek kita demensia, ada kemungkinan besar bahwa kita sebagai generasi penerus mereka bisa kena demensia juga.
Lalu, apakah demensia ini bisa dicegah? Jawabannya bisa.
Dokter Rien dan juga dokter Maya memaparkan tentang apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah datangnya demensia. Hal-hal itu antara lain :
- Menjaga kesehatan Jantung. Jantung yang sehat sangat berhubungan dengan otak yang juga sehat.
- Bergerak, berolahraga produktif.
- Banyak mengonsumsi sayur atau buah. Hindari Junk Food.
- Menstimulasi otak dengan bermain kata, membaca buku, menulis, membuat karya
Nah, itu dia hal-hal yang bisa saya rangkum dari acara kemarin. Semoga membuat kita lebih sadar tentang demensia ya. Sampai jumpa di tulisan berikutnya!