Buat temen-teman yang anaknya tertarik dengan petualangan, buku koleksi misterius museum sampah ini sangat direkomendasikan
– Madam A –
Halo selamat pagi! Gimana kabarnya hari ini? Terutama setelah semalam hampir semua media sosial yaitu Facebook, Instagram, dan Whatsapp positif down. Hanya Twitter yang masih berjaya, lha wong Instagram aja ngasih pemberitahuannya lewat twit.
Alhamdulillah, bersyukur banget karena WordPress enggak ikut-ikutan error. Jadinya masih bisa blogwalking dan nulis tipis-tipis.
Kali ini, saya mau menepati janji pada salah satu teman saya, seorang Ibu Rumah Tangga dengan satu anak. Namanya Salsabila Sakinah, lulusan S2 Inggris sono. Sembari berkutat dengan kehidupan domestik pernikahan, dia masih menyempatkan diri untuk menulis sampai menelurkan buku.
Buku inilah yang mau saya review. So, siap-siap ya bil, bahahahak!
Judul : KOLEKSI MISTERIUS MUSEUM SAMPAH
Harga : Rp 55.000,00
Halaman : 105 Halaman
Penerbit : CV Museoreka Pijar Kreasi
Penulis : Salsabila Sakinan
– Spesifikasi Buku –
Saat pertama kali menerima paketan buku ini, jujur saya senang dan kagum banget. Sabil, sang penulis begitu teguh dan konsisten untuk berdiri di bidang arkeologi dan museum. Meski dia memutuskan untuk tidak lagi menggali berlian, artefak, dan benda-benda purbakala.
Saat ini, memang banyak penulis yang menyasar pada cerita anak. Tapi yang mengangkat kisah arkeologi serta museum? Sepertinya masih jarang ya.
Buku Koleksi Misterius Museum Sampah ini tergolong tipis, hanya 100 halaman kecil saja. Harusnya sih satu jam baca saja selesai, sayang banyak banget iklan numpang lewat sehingga saya butuh tiga hari untuk mengkhatamkannya.
Mari berkenalan dengan Kirana, seorang anak perempuan kelas 5 sekolah dasar. Di awal cerita sudah dipaparkan bahwa gadis ini tidak suka pergi ke Museum karena baginya tempat itu sangat kuno dan membosankan. Sialnya, dia justru mendapat tugas untuk berkunjung ke Museum selama liburan.
Pucuk dicinta ulam tiba, Kirana diundang oleh Renjana, saudara sepupunya dari pihak Ibu. Ayah Renjana bernama Paman Bayu, seorang arkeolog yang mengelola sebuah museum. Jadilah Kirana datang untuk ikut membantu dan menyaksikan pameran yang akan diadakan di bulan tersebut.
Kirana terkaget-kaget saat tahu kalau museum yang dibangun oleh Paman Bayu adalah Museum Sampah. Eh, tapi saya sendiri juga kaget ding. Kalau di Indonesia beneran ada enggak ya?
Dua anak gadis yang sifatnya mirip-mirip ini pun sukses ‘merecoki’ museum Paman Bayu. Sampai akhirnya mereka menemukan sebuah mesin jahit yang tampak aneh karena mengandung kode-kode tertentu.
Kirana dan Renjana tentu saja penasaran. Mereka berusaha melacak asal-asal muasal benda tersebut sambil memecahkan kodenya. Tanpa mereka ketahui, ada orang-orang dengan niat jahat dibalik penelusuran mesin jahit tersebut.
Sanggupkah Kirana dan Renjana mecahkan misteri tersebut? Apa maksud orang-orang jahat yang memata-matai mereka berdua?
REVIEW JUJUR KOLEKSI MISTERIUS MUSEUM SAMPAH
Bagi saya, alur ceritanya menarik. Sangat suka dengan cara Sabil mendeskripsikan Museum Sampah milik Paman Bayu. Mendetail, dan kayaknya menarik banget gitu. Keharmonisan keluarga antara Kirana dan Renjana juga digambarkan dengan hangat. Kekeluargaannya dapet sekali.
Sabil dengan pintar menyelipkan istilah-istilah arkeologi pada setiap bab. Penjelasannya pun dipaparkan dengan bahasa yang mudah dimengerti, terutama untuk orang-orang awam seperti saya.
Terkait bahasa, diksi yang digunakan daam buku ini pun renyah dan ringan. Mungkin karena memang fokus pembacanya adalah anak-anak. Selain itu, typo jarang sekali saya temui. Bagus bil, aku bangga! Masak iya orang media nulisnya bikin sakit mata, wkwkwk.
Penggambaran karakter para tokoh juga cukup baik. Tingkah Kirana dan Renjana terasa alamiah. Ya memang begitulah anak-anak, ribut, ramai, suka penasaran, dan bertindak sesuka hati.
Oh iya, ilustrasi juga cukup bagus. Meski saya menyarankan kalau mau cetak ulang ada baiknya untuk ditambah. Anak usia 9 tahun rasanya masih agak bingung sama hal-hal abstrak.
Font serta jarak spasinya juga pas. Enggak terlalu kecil, enggak teralu besar. Cucok meong buat pembaca anak-anak. Jenis kertasnya juga bukan yang mudah luntur, kecuali ditaruh di bawah hujan badai. Buat apa coba?
Satu hal yang membuat saya kurang sreg adalah plot yang sangat cepat. Terutama di bagian dua orang jahat. Mungkin karena saya cukup suka baca kisah detektif, sehingga saat Sabil memunculkan kedua tokoh antagonis ini tanpa ba bi bu, yang muncul di pikiran adalah, wow really?
Walaupun jahat dan dibenci, tokoh antagonis menurut saya tetap membutuhkan porsi cerita yang cukup. Biar enggak ujug-ujug nongol gitu aja. Kayak temen yang lama enggak ketemu terus tiba-tiba menghubungi buat pinjem duit. Ngagetin. Bikin gatel. Eh, bener enggak sih perumpamaannya?
YUK AJAK ANAK BACA
Anyway, rating yang saya kasih untuk buku ini tetep tinggi ko, sekitar 3,5 ***. Bukan karena yang nulis temen loh ya, bukan. Tapi saya memang mengapresiasi kemunculan buku anak yang unik kayak gini.
Baca Juga : Review buku “Catatan Harian Menantu Sinting”
Kisahnya ringan, seru, bikin mikir meski enggak mikir-mikir banget, nambah ilmu pula. Siapa tahu bisa menginspirasi anak-anak kita untuk tertarik datang ke museum. Dari Sabil dan buku ini saya juga jadi tahu kok bahwa lulusan arkeologi tidak hanya berkutat sama fosil saja. Hahaha
So, buat temen-temen yang punya anak yang sudah mampu membaca saya merekomendasikan buku ini. Daripada mereka main gadget atau nge-game muluk loh. Lebih berfaedah baca buku kan?
Tertarik memesan? Sok atuh langsung ke fb atau instagramnya Salsabila Sakinah 🙂
17 Komentar. Leave new
ini mah jangankan anak2 mba..
emak nya juga tertarik baca beginian ini sih.
(auto meluncur ke ig nya mba salsabila) hehe
Seru pastinya kelanjutan ini cerita. Penasaran habis deh. Waktu kecil saya suka banget baca kisah petualangan atau detektif semacam cerita Kirana ini. Saya jadi ingin punya untuk nambah koleksi buku bacaan anak anak mengaji di rumah nih. Bahan bacaan yang cocok buat anak usia santri dan santriwati di rumah.
Aku nih lagi rajin beliin anakku buku dan kalau sebelum tidur biasanya suka aku bacain atau kadang kita belajar baca bersama. Seru juga menceritakan dongeng sebelum tidur pada anak karena dia pasti akan cerita di sekolah.
aaaaaaahh aku jadi penasaran deh, koq keren sih ide cerita nya 😍 kayanya bisa jadi sumer dongeng buat anakku
Sudah lama ngga baca buku petualangan seperti ini. Yg bikin asyik adalah kita diajak menebak, chapter berikutnya bagaimana. Suka ngga ada waktu baca sih sekarang ini..tapi aku kok jd penasaran mau baca cerita nya sampai habis ehehe
Oh jadi ini buku cerita untuk anak-anak ya. Sepertinya sangat cocok untuk anak-anak yang suka dengan kisah2 petualangan. Memang nggak banyak sih yang bikin cerita tentang museum dan arkeologi kayak gini.
Dari judul bukunya sih bikin penasaran yah, jadi berpikir ada apakah di museum sampah. Bacaan bagus semua umur
Untung blogspot juga nggak ikutan down, hihi
Ini mah bukan cuma anak-anak yang demen, saya juga demen. Seru gitu ya baca buku anak-anak yang seri petualang.
Ceritanya bagus, sayang anakku sukanya masih komik bergambar, nunggu dia agak gedean dulu baru bisa dibelikan yg semacam ini 🙂
NGgak mudah loh menerjemahkan bahasa atau istilah arkeolog ke bahasa awam untuk mudah berhasil. Keren jika pengarang buku ini bisa menceritakan dengan baik dan mudah dipahami 🙂
Bagus nih bukunya, menceritakan tentang museum dan arkeolog ke bahasa yang mudah dimengerti anak. Keren banget.
Ini kyknya cocok dibaca anak2 usia SD akhir dan SMP awal ya mbak? cukup tebal halamannya dna bikin logika jalan kalau baca kyknya 😀
Tapi dibaca ibu2 kyk gtu sebagai bacaan santai jg kyknya asyik banget 😀
Aku paling setuju denan bagian temen lama, langsung tembak pinjem uang tanpa ada babibu dan blablabla..hahaha
Kusuka buku dan reviewnya. ..
Pas nih buat dua anak bujang di rumah
Dari judulnya sudah bikin orang penasaran saja. Mau nggak mau harus baca nih. Selesein dulu buku yang numpuk belum dibaca. Hehe
Betul mba hehe tokoh antagonis juga butuh pllot XD wah bs nih jd bacaan di kala jelang tidur, eh tp bakal night are ga yah hehe
Penting nih buat anak anak belajar soal sampah. Aku pengen beli buat Abhi deh jadinya. Dia belum lancar baca sih, tapi kalo baca bareng suka banget sama jalan ceritanya
Anak-anakku masih sukanya baca buku yang bergambar, alias komik. Kalau bukunya bentuk narasi panjang dan polos seperti itu, masih kurang menarik buat anak-anakku. Jadi ibunya yang harus membacakan deh hehe ..