Percayalah, menyapih dot itu lebih drama dibanding menyapih tyetye
– Madam A –
“Aku tuh dulu ngedot sampai SD kalau enggak salah.”
Begitu jawaban yang dilontarkan oleh suami saat kami berdiskusi tentang rencana saya untuk menyapih Luna dari dot. Saya memutar bola mata, membayangkan dia yang memakai seragam merah putih lalu tiduran sambil ngedot dan narik-narik telinga kok rasanya iyuh banget.
“Jadi, menurutmu enggak apa-apa kalau si Teteh ngedot sampai SD?”
“Ya kalau bisa sih jangan. Gimanapun kalau bisa kita sapih dia dari dot secepatnya aja.”
Saya mengangguk. Memang itulah yang saya pikirkan sejak berminggu-minggu lalu, jauh sebelum Luna mencapai usia dua tahun. Terharu, betapa cepat waktu berlalu, tahu-tahu bayi cantik itu udah menjelma jadi anak gadis cantik aja sekarang. Perasaan ngelahirinnya baru kemarin aja deh, hahah.
MENGAPA LUNA NGEDOT
To be honest, saya adalah pejuang ASI diehard. Si abang (anak pertama) saya susui dengan keras kepala sampai dua tahun, dilanjut weaning with love, dan tanpa di sambung susu formula.
Baca Juga : REVIEW JUJUR POMPA ASI MEDELA SWING
Saya berniat melakukan hal yang sama dengan si adik. Menyusui sampai tuntas, menyapihnya dengan cinta, dan mebuatnya suka makan sehingga tak perlu konsumsi susu tambahan. Tapi rencana hanyalah rencana, ternyata Allah memiliki plan yang lebih indah.
Saya hamil lagi.
Ketika Luna berusia 9 bulan.
Shock banget waktu tahu. Tidak ingin terkesan jahat ataupun enggak bersyukur, tapi ketika itu saya menangis. Takut. Belum siap. Masih trauma dengan proses melahirkan sebelumnya. Alasan-alasan yang manusiawi banget kan?
Tapi di atas semua itu, alasan yang paling utama sekali adalah : bagaimana dengan Luna? She was still six/seven months old. Masih piyik banget, baru mulai mpasi, gigi-giginya baru tumbuh, belum bisa jalan, apalagi bicara. Dan haloooo, dia masih memiliki hak untuk disusui oleh ibunya.
Saya galau berat. Saktenane saya suka hamil, suka dibebasin makan karena lagi berbadan dua, suka karena pregnant lady biasanya dapat perlakuan istimewa. Tapi enggak dalam jarak sedekat ini juga. Terutama kalau inget mual-mual dan kondisi kehamilan di trimester awal yang bikin enggak bisa ngapa-ngapain.
Bus still, ini adalah qadarullah. Takdir Allah. Sudah tertulis demikian dalam lauh mahfuz kalau saya akan hamil lagi saat masih memiliki bayi. Meski saya sedih, meski saya marah-marah sama suami. Kesel banget sama dia yang enggak konsisten untuk memakai pengaman karet. Padahal jarak antara kasur dan lemari tempat disimpan benda keramat itu hanya semeter. Hiks…
Anyway, setelah melalui drama-drama panjang yang penuh dengan air mata *halah* akhirnya saya bisa menerima kehamilan anak ketiga dengan ikhlas. Kalau kata orang bijak sih, berdamai dengan keadaan. #tsaaah
Cuman memang, menyusui sambil hamil itu berat. Padahal saya sudah sering banget mensugesti diri bahwa saya sanggup melakukannya. Berulang kali saya mengabaikan rasa tidak nyaman di perut ketika menyusui Luna. Juga rasa khawatir setiap Luna menendang perut yang makin membesar ini saat nenen (Iya, perut saya tuh cepet banget gedenya).
TERPAKSA PAKAI BOTOL DOT SAAT SAKIT
Saat usia kandungan mencapai belasan minggu, Luna jatuh sakit. Dua kali saya menemani dia opname, dalam jeda waktu dua minggu. Sedih banget ya Allah, karena Luna yang sebelumnya emang mungil berat-badannya jadi semakin merosot.
Pasca opnamenya yang kedua, dokter langsung memberi perintah agar Luna diberi susu tambahan. Batin saya berperang, maju mundur mau kasih atau enggak. Tapi dengan kondisinya yang seperti itu, juga saya yang kelelahan dan hamil dan mual-mual, sufor adalah solusi sementara.
Maka dimulailah masa-masa pemberian susu. Awal-awal disendokin, tapi lama-lama saya harus memakai botol dot karena jumlah kalori yang dikejar cukup tinggi. Yap, susu yang disarankan adalah susu khusus, dengan takaran yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Percaya atau enggak, saya sempet nangis saat pertama kali ngasih botol dot isi susu ke Luna. Merasa kalah dalam pertempuran, merasa gagal jadi ibu.
Luna sendiri, semakin lama semakin terbiasa dengan botol dot-nya. Dia justru rewel kalau saya susui, mungkin karena sudah tidak ada isinya. Singkat cerita, saat usianya 11 bulan dia tersapih dan sudah mulai full sufor.
CARA MENYAPIH DOT
Kembali ke pengalaman menyapih dot Luna, akhirnya saya dan suami sepakat untuk melakukannya di usia dua tahun. Secara pribadi, saya sering menyebut tugas penyapihan ini sebagai proyek bunuh diri. Lha piye, waktu itu masih harus nyambi ngurus bayi dan kakaknya je.
Baca Juga : BELAJAR MENJADI ORANG TUA DARI FILM NUSSA DAN RARA
Tapi mau gimana lagi, ngganjel banget rasanya mikirin Luna ngedot sampai gede. Belum lagi repotnya pergi-pergi bawa susu, dot, sabun, dsb-nya itu. Udahlah, mending menderita sekalian aja.
Supaya mudah, nih saya paparkan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan saat hendak menyapih dot anak kita:
- Lurus dan kuatkan niat. Niatkan di dalam hati kalau penyapihan ini kita lakukan karena cinta, dengan cinta, dan untuk cinta. Kita hendak mendidik anak untuk naik level, melatih kemandiriannya, jangan sampai membuat mereka justru trauma.
- Pastikan satu visi dan misi dengan orang serumah. Kalau di rumah ada kakek dan neneknya, maka beritahu mereka kalau kita hendak menyapih dot. Minta bantuan mereka untuk mau bekerja sama. Banyak kisah menyapih gagal karena orang-orang di rumah merasa “kasihan” pada anak. Saya sendiri baru berani maju ketika suami fix menyatakan dukungannya. Penting banget karena saat malam hari Luna tantrum karena enggak dapat dot-nya, suamilah yang akan bangun dan menggendong dia semalaman.
- Siapkan botol minum atau gelas yang memiliki gambar favorit anak. Waktu itu saya ngajak Luna beli, dan dia sendiri yang milih. Botol/gelas ini berfungsi sebagai pengganti dot.
- Sounding/Afirmasi positif dari jauh hari. Jangan lakukan penyapihan secara mendadak! It’s a big no! Kasian anak kita kalau mendadak dipaksa lepas. Sounding sedikit demi sedikit, tapi sering. Pilih waktu yang tepat, sebelum tidur, atau bangun tidur.
- Jangan pernah menggunakan kekerasan, bentakan, ataupun kata-kata ejekan seperti cengeng atau manja. Ini akan membuat hati mereka yang sudah rapuh semakin potek.
- Berdoa minta kepada Allah agar diberi kemudahan, kesabaran, serta kekuatan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.
SUKA – DUKA MENYAPIH DOT
Kalian mau dikasih tahu sukanya dulu atau dukanya dulu? Yawis, karena kalian memaksa maka saya akan sharing dukanya dulu aja lah ya *loh?
Susah-duka menyapih
Menyapih dot tuh jauh lebih sulit dibanding menyapih asi, trust me. Kalau dulu si abang tiga hari aja rampung, tinggal elus-elus pantat atau punggungnya sebagai pengganti nenen. Luna bahkan enggak bisa tidur tanpa botol dotnya.
Padahal perut dia udah kenyang, pun susu tetap dikasih meski pakai gelas. Tapi dia menolak semuanya sambil nangis. Susu di gelas sering terbuang percuma.
Harus tahan banting banget lihat Luna kayak orang sakau. Suara nangisnya tuh menyayat hati, kadang saya sambil peluk dan minta maaf berkali-kali. Saya afirmasi terus kalau dia anak yang hebat, mandiri. Saya juga bilang kalau tidak memberi dot tidak berarti saya sudah enggak sayang. Sebaliknya, saya kasih tahu kalau saya sangat sayang sama dia.
Harus super sabar karena nangisnya bisa berjam-jam. Meanwhile saya harus nyusuin Aylan. Ini yang jadi tantangan, karena dia maunya digendong mama. Memang masa-masa sulit akan terasa ringan saat dipeluk mama sih.
After two weeks, akhirnya perjuangan membuahkan hasil. Luna mau minum dari gelas. Tapi tidurnya selama hampir dua bulan enggak nyenyak. Pasti kebangun, minta minum tengah malam. Soalnya dulu juga kebiasaan minum susu sebotol penuh di tengah-tengah tidur.
Pokoknya badan remuk, mata panda, hati tercabik-cabik deh. Tapi tetep bersyukur karena setelah sukses, banyak banget pengalaman positif yang bisa diambil.
Suka- Senang menyapih
Alhamdulillah, perjuangan menyapih dot ini membawa kemudahan-kemudahan di masa sekarang. Enggak perlu bawa-bawa tas gede isi dot dan susu saat pergi, enggak perlu cuci dan steril dot, enggak perlu beli sufor.
Setelah dua bulan, tidur Luna mulai nyenyak. Jarang banget dia bangun saat malam. Ini mendorong saya untuk melakukan proyek selanjutnya yaitu Toilet Training.
Oh iya, makan Luna jadi lebih banyak karena dia enggak kenyang sama susu lagi. Minum air putihnya juga lebih sering and it’s good for her.
Sampai sekarang dia memang masih minum susu sejenis pediasure. Hanya dua kali sehari dengan takaran yang jauh berbeda saat minum sufor biasa dulu. Minumnya pakai gelas.
Saat ini usia Luna hampir tiga tahun. Dia tumbuh normal, sudah enggak pakai botol dan bisa pipis maupun pun sendiri di kloset. Saya bersyukur banget karena dulu mau nekat untuk mengambil jalan sulit. Enggak ada penyesalan sedikitpun telah memisahkan Luna dengan dotnya.
Luna sendiri sudah kembali ceria seperti biasa. Bahkan, sekarang dia bisa tidur sendiri ketika mulai mengantuk. Oh Allah, I’m so proud of her.
Nah, buat teman-teman yang masih ragu atau bingung karena mau menyapoh anak dari dot, saran saya jangan ragu. Lakukan secepatnya. idak perlu takut dengan fase-fase sulitnya. Lebih baik hadapi sekarang, daripada nanti. Saya sendiri khawatir, makin lama disapih maka akan semakin sulit dilakukan. Tantangannya tentu akan semakin banyak.
Selalu yakin kalau Allah akan memberi kemudahan. Ingat kan kalau bersama kesulitan selalu ada kemudahan? 🙂
Ok deh, demikian cerita saya kali ini. Kalau teman-teman ada yang mau ditanyakan atau mau sharing cerita, langsung tulis di kolom komen bawah yaaa 🙂
6 Komentar. Leave new
terima kasih sharenya mom. Jadi ingat yang di rumah yang lagi banter-banternya pakai dot padahal udah 27 bulan dan sudah disapih.
Bun, anakku hampir 3 tahun Tp masih pake dot
Soalnya dari kecil emg minun sufor.
Alhamdulillah kl masalah pipis dia bs le toilet, tp kl pup dia msh sulit buat ke toilet.
Bingung gimana ngatasinnya.
Kasih saran donk bun!
Makasih.
setiap anak pup bisa diberi tahu, itu pup ya nak. Sounding, sounding, sounding, jangan lelah untuk soundin “pipis dan pup di kloset ya nak”. Yang pasti, jangan lupa berdoa dan minta kemudahan pada Allah ya bunda 🙂
Thank you for sharing mom.. Sepertinya akan mencoba.. Sudah 2 tahun di 28 Juli lalu.. Semoga bisa.. Bismillah..
[…] sounding jauh-jauh hari. Untuk sekedar menyapih, saya sudah sounding 6 bulan sebelumnya. Semakin lama dan sering kita sounding, semakin konsep […]
Kalau minum susu di gelas gimana ya bun caranya agar mau..
Halo bun terimakasih sdh share pengalamannya. Kebetulan anak sy sdh usia 2tahun dan blm lepas dot, ini hari kedua lepas dot dan 2hari ini sm sekali tidak masuk sufor karna anakku gamau pake gelas. Diatas disebutkan luna bru mau minum susu dr gelas setelah perjuangan 2minggu. Apakah selama 2minggu luna juga tidak masuk sufor sm sekali? Mohon dijawab ya bun krna jd galau:(