Niat awalnya sih nonton Imperfect atau NKCTHI tapi ujung-ujungnya berakhir nonton Ejen Ali sama si sulung.
– Madam A –
Halo assallammualikum! Selamat tahun baru 2020 ya teman-teman. Selamat datang di postingan perdana di tahun twenty-twenty saya. Aslinya saya berniat bikin tulisan yang agak keren dikit, tapi apalah daya anak tiga masih kumpul semua, mana saya sempet kambuh GERD-nya pula, hiks.
Me time minggu pertama awal bulan ini saya berniat nonton di bioskop. Maklum, lagi banyak film keluarga yang bagus-bagus macam Imperfect atau NKCTHI. Namun sayang, takdir berkata lain.
Yusuf tuh agak posesif, dia enggak suka saya nonton sendirian. Kayak enggak rela gitu, padahal dia karaokean bareng temen-temen kantornya saya fine-fine aja. Zzzzzzzzzzz. Tapi emang sih, sejak beberapa hari yang si abang nonton iklan Film Ejen Ali di TV, dan dia super duper excited gitu. Mohon-mohon ke saya supaya kami bisa nonton film tersebut di bioskop.
Saya berhitung-hitung, kalau nonton Ejen Ali tiket dan transport dibayarin Yusuf. Sebaliknya, kalau saya nonton sendiri biaya ditanggung sendiri. Hmmm, sebagai ibu yang itung-itungan hemat tentu saja saya langsung mengiyakan pilihan pertama.
Kami menonton di CGV Teras Kota. Harga tiketnya 50ribu seorang. Lebih murah dibanding XX1. Ahei senangnya, setelah kemarin nonton Marriage Story via hape akhirnya bisa juga nonton di bioskop.
TENTANG FILM EJEN ALI
Baru kali ini saya dengar tentang Ejen Ali, film yang berasal dari negeri tetangga yaitu Malaysia ini ternyata ada serialnya. Gambarnya mirip-mirip sama Boboboy gitu, ceritanya tentang mata-mata, namanya juga Agent kan?
- Judul : Ejen Ali The Movie
- Genre : Animasi
- Rating : Semua Umur
- Sutradara : Muhammad Usamah Zaid Yasin
- Durasi : 1,5 jam
Film dimulai, penonton dibawa kepada sebuah kejadian 15 tahun yang lalu. Ada seseorang bernama Aliya dan Niki yang diam-diam mencari jantung donor di pelabuhan. Mereka menggunakan alat pemindai dan juga alat-alat canggih lainnya. Ketika sudah menemukan barang yang dicari, mereka dicegat oleh pasukan khusus bernama MATA ( Meta Advance Tactical Agency ) . Pertarungan tak terelakkan lagi, Niki selamat tapi nasib Aliya yang menjadikan dirinya tameng agar Niki bisa lari belum diketahui.
Selanjutnya kembali ke masa sekarang. Kita akan bertemu dengan Ali, Pamannya dan juga seorang teman bernama Alicia. Mereka bertiga satu tim dan sedang berada dalam misi menyelamatkan Perdana Menteri yang pesawatnya dibajak. Misi tidak berjalan mulus sampai akhirnya datang bantuan dari ejen lain yaitu Ejen Fit dan Ejen Bobby.
Ketika misi selesai, Ali buru-buru pulang ke rumah. Ternyata sang ayah selama ini tidak tahu kalau Ali, putranya yang berumur 12 tahun adalah seorang mata-mata. Selain itu, diketahui kalau Ali sudah tidak lagi memiliki ibu.
Konflik dimulai ketika Ali menemukan barang-barang peninggalan ibunya, yaitu Aliya. Berawal dari situ, Ali mulai tidak fokus dengan tugasnya sebagai ejen, Ali penasaran dengan sosok sang ibu. Apalagi ketika mereka hendak menangkap seorang penjahat dan secara tidak sengaja dia bertemu dengan Niki.
Niki tinggal di wilayah pinggiran, jauh dari kota Cyberspace yang makmur. Wilayah tersebut miskin dan susah, Ali yang cedera dan dirawat oleh Niki merasa lebih diterima di sana, terutama setelah posisinya di MATA semakin tergeser. Ali merasa keberadaannya tak lagi diperhitungkan di MATA, dia merasa tersingkir.
Ali membantu Niki dan teman-teman di wilayah pinggiran untuk mendapatkan sebuah kristal yang mengandung energi. Gara-gara hal ini, Ali juga jadi sering menggagalkan tugas tim MATA. Apa ya, istilahnya Ali jadi dobel Ejen, bekerja untuk MATA dan juga Niki.
Konflik semakin seru ketika gerak-gerik Ali akhirnya ketahuan oleh MATA. Bagaimana nasib Ali selanjutnya? Siapakah sebenarnya yang bertanggung jawab atas kematian Aliya? Tonton sendiri filmya ya, seruuuuuuuu pake banget!
REVIEW JUJUR FILM EJEN ALI
Edan!
Saya harus memberi empat jempol untuk film ini. Kualitas gambar dan suara bisa dibilang setara Hollywood. Jalan cerita? Mantap, tidak bisa tertebak. Saya sudah jatuh cinta bahkan sejak tiga menit pertama.
Saya tidak mengikuti serial Ejen Ali di TV tapi saya dan si abang tetap bisa mengenali tokoh-tokohnya dengan cepat. Mungkin karena penggambaran tiap tokoh yang unik sehingga mudah dikenali ya.
Jujur, konflik pada cerita ini emang agak berat tapi entah kenapa anak-anak yang menonton tetap bisa memahami dengan baik. Alur film maju-mundur dalam komposisi yang pas. Ada beberapa adegan menyanyi tapi tidak bikin boring karena lucu sekali.
Hal lain yang menjadi catatan adalah, muatan lokal dari film Ejen Ali sangat kental. Penggambaran “Warung Mamak”, satai ayam, dan teh tarik adalah sebagian kecilnya saja. Tokoh-tokohnya pun ada yang orang Melayu asli dan India, seperti kebanyakan orang-orang di Malaysia.
Menonton film ini sukses membuat saya merasa kembali menjadi anak kecil. Saya deg-degan sekali menantikan adegan demi adegan tak terduga yang muncul. Jalan ceritanya pun mengaduk-aduk perasaan, 90 menit yang diisi oleh tawa, cemas, gemas, dan haru.
Ali, meskipun dia adalah seorang Ejen, dia tetap anak kecil berusia 12 tahun yang merindukan sosok keluarga lengkap. Saya merasa seperti dicubit ketika melihat adegan dimana Ali memandangi temannya yang sedang dipeluk oleh ibu. Dia kesepian, dia merasa sendirian karena sang ayah pun sangat sibuk.
Anak-anak yang menonton saya yakin bisa mengambil pelajaran untuk bersyukur dan semakin sayang kepada Ibu mereka di rumah. Saya sendiri begitu terharu dan hampir menitikkan air mata ketika sang paman menunjukkan semua video-video Aliya kepada Ali (yang menontonnya sambil terpukau)
Yaps, terima kasih untuk Ejen Ali yang sudah menunjukkan betapa berharganya keberadaan seorang ibu di rumah. Terima kasih juga telah mengajarkan anak-anak bahwa sifat serakah itu amat sangat merugikan. Saya dan si abang banyak membahas nilai-nilai dalam film ini dalam perjalanan pulang.
KENCAN SAMBIL NONTON
Anyway, kemarin itu adalah kencan pertama saya dengan si abang setelah sekian lama. Biasanya kalau kemana-mana kami kayak rombongan sirkus, hihihi. Saya bersyukur sekali bisa melewatkan waktu yang berkualitas dengannya sambil nonton film bagus.
Mudah-mudahan dia jadi ketagihan, eh.
Selama nonton saya sempat melirik si abang beberapa kali. Dia mat fokus menonton, dan sempat sekali memergoki dia menghapus sesuatu dari matanya. Hahahaha.
Nggak papalah sesekali nggak punya me time. Menghabiskan waktu sama kesayangan juga menyenangkan. Semoga ketika dia berusia 17 tahun nanti, dia tetep mau kencan dan nonton berdua sama mamanya 🙂
37 Komentar. Leave new
waaaa mau ntn juga aaah..
Ejen Ali ini diputer di seluruh indonesia juga gak ya?
akutuh jadi penasaran pengen nonton juga
Anakku seneng banget nonton serial ejen ali di tv..aku juga suka malah soalnya kualitas cerita dan visualnya emang keren bgt!! Btw Teras Kota di serpong kan yah? Bisa dong kita kopdaran, aku juga di Serpong baru 3 bulan nih pindah dari Makassar..lagi nyari teman bloger di sini..hihi
Aamiiiin
So sweet kalo liat ibu atau ayah saling we time sama salah satu anaknya.
Saya juga pernah pergi berdua sama Emir ke Kebun Binatang 😀
Btw, filmnya seru ya. Jadi terharu juga pas bagian inget ibu dan ayah :’)
Anak-anakku di rumah juga suka sekali sama ejen Ali ini Mba..
Ternyata ada versi movie nya ya..
Nanti cek juga ah, mana tau ada di Medan dan anak-anak kepengen nonton
Waaah, jd penasaran, cus nonton sama Khalil 😍
Wah, Ejen Ali ini aku ga tau hihihi…Ternyata pernah ada di televisi gitu ya? Asiknya nonton berduaan sama si kecil. Ngasuh di akhir tahun hihihi… Tokoh di film ini menyentuh kalbu ya. Apalagi cerita kasih sayang terhadap orangtua terutama ibu. Meweknya sendiri atau barengan nih mbak? 😀
Waktu CDF diakhir Minggu bulan Desember kemarin liat tokoh boneka Ali — anakku malah takut.
Padahal pernah beberapa kali juga nonton serial Tv ya. Jadi karena reaksinya begitu, mamaknya juga akhirnya gak kefikiran buat ajakin nonton karena takut gak suka.
Tapi memang mamaknya liat serial TVnya aja suka. Hehe..
Ini tayang sampe tanggal berapa ya mba ?
Aku bari tau nih film ini seru ya mba nonto berdua sama anak jadi bisa me mite berdua sama anak
Wow, film yang cukup rumit! Kurasa anak umur 9 tahun ke atas bisa memahami ini, tapi di bawah usia itu? Wah.. aku nggak yakin.. Si Abang umur berapa sekarang, Jeng?
Kapan ya aku bisa bawa anakku ke bioskop? Aku baru ngajakin anakku makan doang di CGV minggu lalu, dan dia tidak betah. Katanya, karena suara tvnya terlalu menggelegar.. :))
Saya pun ngira itu Boboiboy mbaaaa. Hahaha. Anak sulung saya 3 tahun suka banget soalnya.
Kayaknya jalan cerita animas Ejen Ali ini menarik ya mba. Anak usia SD kelas 5 atau 6, SMP lah, pas lah nonton film ini. Malaysia memang sudah sangat maju animasinya, namun tetap tardisional. Saya senang animasi-animasi Malaysia masih tetap menyisipkan dialog “Assalamualaikum” atau “Alhamdulillah,” juga lingkungan dan makanan minumannya. Tetap tidak meninggalkan negara asalnya. Gak sok ke-Jepang-an gitu deh. Saya nonton Boboiboy The Movie aja takjubbbb (padahal emak kan udah gede). Trus nonton serialnya juga serius, ikut nonton sama anak, bahkan sampai saling berkomentar. Hahaha.
Ejen Ali salah satu film kesukaan anakku waktu nonto YouTube. Kepengen sih bawa dia nonton Ejen Ali ini. Tapi masih cocok2an waktu sama bapaknya. hehehe
Oh ejen ali ada versi bioskopnya to?
Anak-anak dulu nonton ini di disney channel kl ga salah. Zamannya masih pada suka boboiboy.
Masih satu perusahaan kayaknya ya? Mirip-mirip kartunnya sama boboiboy.
Saya baru tahu film ini, Mbak Ajeng. Awalnya saya kira film animasi Indonesia karena ada nama Ali-nya. Pas baca terus, Ejen itu kalau bahasa Indonesianya Agen hehehe.
Film animasi Malaysia semakin maju dan berkembang ya, Mbak. Harapannya film animasi Indonesia juga. Sayang di sini tidak ada bioskop, jadi tidak bisa ajak si krucil nonton Ejen Ali hehehe.
Haha, kayaknya aku mau cari di bioskop Medan ada gak ya..
Butuh ngedate sama si sulung biar gak ngeyel, eh hehe
Jadi ingat setahun lalu, saya dan keluarga besar ke Malaysia. Trus, nanya Upin Ipin ke sepupu saya yang tinggal di sana. Kata dia, justru yang sekarang lagi trend di Malaysia adalah Ejen Ali. Sekarang filmnya pun masuk bioskop di Indonesia, ya
Kebetulan banget ini, aku janjiin anakku mau nonton film. Kemarin lagi mikir mau nonton apa ya, karena beberapa bioskop lagi banyak muter NKCTHI. Besok mau ah ajak dia ke bioskop nonton Ejen Ali mumpung masih libur juga.
Wadaw! Aku ketinggalan Ejen Ali, nih. Kedua anakku suka banget sama film ini. Hujan terus-menerus membuat kami stay di rumah terus makan ngemil sampai nggak ngeh ada salah satu film kesukaan tayang di bioskop.
Aku jarang banget nonton di bioskop, anak-anak pun nggak selalu mengajak. Mereka hanya akan sibuk merayu buat nonton kalau ada Upin Ipin dan Boboiboy. Ah, tapi Ejen Ali pun sayang buat dilewatkan. Ceki-ceki ah ke jadwal bioskop terdekat.
Anakku seneng banget nonton serial ejen ali di tv..aku juga suka malah soalnya kualitas cerita dan visualnya emang keren bgt!! Btw Teras Kota di serpong kan yah? Bisa dong kita kopdaran, aku juga di Serpong baru 3 bulan nih pindah dari Makassar..lagi nyari teman bloger di sini..hihi
Awalnya kupikir Ejen itu namanya, ternyata agent
Wah aku ketinggal info ini. Anak bungsuku masih suka nonton film seperti ini (kakaknya enggak lagi hiks)
Baca ulasan Mbak Ajeng jadi kepo. Keren pesan moralnya. Hm, masih tayang enggak di bioskop ya??
Tiket di CGV Teraskota masih 50 ribu ya..kapan-kapan mau ah nonton di situ. Biasa aku mbengkel di Honda sebelahnya. Pas nunggu makan di Teraskota:)
Aih, bahagianya, Abang punya ibu yang sangat baik. Tetap temani ya, meski nanti sudah remaja…
nobar dengan anak juga me time yg menyenangkan sekali.
Wuaaah quality time banget Kak! Btw when artinya apalah? Jujur baru tau ada aerial TV When Ali. Ada di Indo atau hanya Malaysia kah? Wkwk banyak nanya. Di luar itu semua, appreciate banget. Nambah daftar tontonan anak anak berkualitas yaa
film ini rekomen untuk anak dari usia berapa ya mbak?? ternyata bagus juga yaaa, gak kalah seru ama upin ipin ya mbak…
Eh baru tahu kalau ada film Ejen Ali ini. Tapi sepertinya gak masuk di bioskop di Lombok sini deh, udah cek berapa kali adanya film lain aja. Kalau ada kan papanya bisa cuss nonton sama si sulung, mamake gak bisa..masih jaga bocah 2 tahun soalnya. Wkwkwk
Sepertinya memang bagus nih filmnya, anakku pasti suka juga sama filmnya, jadi pengen nonton juga bareng anak2.
Mirip sama suamiku, rada posesif kalau saya nonton sendiri hahahha btw mudah-mudahan ejen ali ini masih ada di bioskop Makassar, sepertinya cocok buat kencan bareng anak saya nih
JAdi pengen juga kencan ama anak nih mba nonton pilem berdua. Hehheh. Makasih ya mba reviewnya. Kayaknya pas buat anak 🙂
Aku sudah mau mempertanyakan “Ejen” dari Agent :))) Eh ternyata film Malaysia. Di sana kan memang sering bahasa inggris ditulis seperti pelafalannya ya. Sepertinya film ini lebih bagus dari Si Juki. Wah, kacau sih Si Juki itu membuatku ingin menangis udah mengeluarkan uang Rp 50rb untuk beli tiket.
Mau ikuutt nonton Ejen Ali.
Judulnya serius bikin mikir, awalnya.
Ternyata baru paham kalau ini film negara tetangga.
Ooo ini film produksi tetangga ya mbk. Wah makin canggih ya sering bikin film animasi. Smg negara kita bisa ikuti jejak2 mereka. Bisa bikin film animasi keren jg.
Ejen Ali ini diangkat dari serial Indonesia apa Malaysia Mba? Aku jadi oenasaran juga pengen nonton
Ternyata jadi bermanfaat ya mbak Ajeng dengan mengarahkan pilihan menonton Ejen Ali.
Amanat dari film tersebut langsung mudah diserap oleh anak-anak. Hmm, rekomendasi film yang oke nih buat Ponakan
Ini film kesukaan anakku yang cowok nih film Ejen Ali. bisa jadi pilihan mengisi liburan ya mba
Kenal pertama kali sama si Ejen Ali ini pas nonton disney channel. Dan udah jatuh cinta karena emang entah kenapa kualitas animasi dari Malaysia ini bagus-bagus. Pas tau ada filmnya langsung aja riang gembira. Sayangnya masih belum kesampean nonton. Semoga sabtu besok masih ada di bioskop
Seru banget Mba nonton film bareng Anak.hehe
Meski niatnya nonton film genre lain, ini bukti sayang anak ya Mba.
Masih tayang ga ya di XXI?
Aku belum pernah kencan nonton sama Rio, soalnya dia ga suka suara keras wakakakak. Gimana dong yaa. Padahal ibunya suka banget nonton huhuhu.