Assallammuallaikum, Halo selamat malam teman-teman lagi pada ngapain nih? lagi baca blog saya kan pastinya, wkwkwk
Baiklah, wahai para penunggu postingan mohon maaf sekali karena untuk malam ini saya tidak bisa menulis banyak, hiks. Saya sedih soalnya di kepala kata-kata udah melompat kesana-kesini. Sayang sekali karena banyak distraksi alias pengalih perhatian semua kata-kata itu akhirnya kabur entah kemana begitu saya udah duduk manis di depan lepi sambil ngunyah indomie pizza.
Indomie.
Percaya enggak sih kalau ada orang Indonesia enggak kenal Indomie? Yaa dari lebih dua ratus juta warga indonesia yang baik dan benar berapa orang kira-kira yang enggak pernah kenalan sama mie instan lagendaris ini?
Tapi beneran ada loh teman-teman…ada.
Sulit dipercaya, tapi sekali lagi, memang ada.
Ceritanya saya sedang menjual baju-baju bayi bekas yang masih sangat pantas pakai. Dari sana saya berkorespondensi dengan seorang embak. Sesembak ini berniat membeli baju-baju yang saya jual murah. Setelah berbasa-basi sebentar beliau meminta diskon pada saya. Usut punya usut sesembak adalah istri dari seorang ustadz yang mendapat tugas untuk berdakwah di daerah pedalaman Kalimantan.
Mengetahui niatan sesembak kontan saya menwarkan diri untuk memberikan hampir semua perlengkapan bayi yang saya miliki untuk dikirim ke Putussibau sana. Packing-packing-packing dan esoknya barang saya kirim. Saya hanya bisa mengirim via Pos karena daerah tujuan cukup terpencil dan hanya bisa dijangkau Pos. Itu pun menggunakan Pos biasa yang aktu pengirimannya bisa lebih dari dua minggu.
Beberapa waktu kemudian ketika saya sudah melupakannya sesembak menghubungi saya. Beliau mengucapkan terima kasih banyak atas kirimannya dan permintaan maaf karena tidak sempat memotret proses penyerahan.
Mereka bahagia banget mbak.
Selama ini mereka tidak pernah berpikir untuk membeli baju karena untuk makan saja hanya dengan nasi lauk garam
Ya Allah, bergetar hati saya. Baju-baju yang saya berikan adalah barang bekas! bekas dipakai teman! Tapi mereka menganggap bahwa barang itu berharga saking tidak mampunya…
Allah..
Boro-boro mengenal Indomie, masih bisa makan sekali sehari saja mereka sudah bersyukur…
Hati ini terasa seperti diremas. Kehidupan seperti apa yang mereka lalui? Bukankah hutan itu penuh dengan nyamuk? Dan mereka tidur tanpa baju?
Terima kasih wahai embak telah memberikan pelajaran yang berharga buat saya. Bersyukurlah kita masih bisa memilih makanan, masih mampu membeli pakaian baru. Bersyukurlah…