Imunisasi itu bermanfaaat!
– Madam A –
Bidan Suci mengambil ampul vaksin dengan seksama dan menusukkan suntikan ke dalamnya. Dia jentikkan jari-jarinya di suntikan tersebut untuk memastikan bahwa kondisi sudah sesuai. Tatapannya beralih ke arah seorang bayi yang berada di gendongan seorang ibu.
Sambil tersenyum, beliau menyuntikkan vaksin tersebut ke paha si bayi yang baru berusia 4 bulan. Hanya dalam hitungan detik, suntikan ditarik dan bayi tersebut menangis kencang. Bidan suci menepuk-nepuk dan memuji si bayi untuk menenangkannya. Ibu bayi berterima kasih dan segera beranjak dari kursi, memberi kesempatan kepada ibu lain yang anaknya hendak divaksin.
Baca Juga: Pentingnya Vaksinasi Meski Sedang Pandemi
Aktivitas di atas kembali diulangi oleh Bidan Suci. Sesekali beliau mengambil vaksin polio berbentuk tetes. Gerakannya sungguh cekatan dan tenang. Ini adalah sesuatu yang memang telah rutin dilakukan sehari-hari oleh bidan yang mengabdi di Kabupaten Tangerang tersebut.
Posyandu Mekarsari RW 1 Kelurahan Cisauk, pagi ini ramai meski berada di tengah bulan Ramadhan. Para petugas kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Cisauk beserta relawan dari RW pun tetap bersemangat melakukan tugas mereka seperti biasanya. Posyandu ini selalu diadakan setiap bulan, jadwalnya hari selasa minggu kedua.
Ada banyak sekali kegiatan yang dilakukan di Posyandu seperti penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pemeriksaan kesehatan ibu hamil, vaksinasi anak, pemberian vitamin, serta pemberian snack khusus ibu hamil, ibu menyusui, dan juga anak. Bu RW biasa memasang status WA untuk mengingatkan warga agar datang ke Posyandu di waktu yang sudah ditentukan. Informasi ini juga diteruskan ke Pak RW yang sama-sama mengingatkan warga agenda bulanan tersebut.
Sudah 3 tahun aku pindah ke Cisauk sini dan merasa senang sekali karena Posyandu di sini begitu hidup serta tertata rapi. Semua warga dimudahkan mengakses layanan Posyandu setiap bulan secara gratis. Kami tinggal membawa buku KIA saja untuk mempermudah kroscek masalah vaksinasi dan tumbuh kembang anak.
Berbagai tipe vaksin tersedia di Posyandu, mulai dari Polio, DPT, hingga PCV yang jika dilakukan diluar harganya mencapai jutaan untuk sekali suntik. Sedangkan jika dilakukan di Posyandu? Gratis tis tis tis. Dompet dijamin aman. Teman-teman juga tidak perlu khawatir dengan vaksin DPT yang menimbulkan demam karena setelahnya, bidan akan memberikan obat penurun panas.
Bidan Suci pun seolah tak pernah lelah mengedukasi bahwa demam pasca imunisasi merupakan hal yang wajar. Ibu-ibu tidak perlu khawatir, hanya perlu menambah sedikit kesabaran saja karena ketika demam anak memang relatif lebih rewel dibanding biasanya. Namun, demam pasca vaksin DPT biasanya pun hanya berlangsung singkat sekitar sehari atau dua hari saja.
Bertempat di salah satu halaman rumah warga yang luas, Posyandu merupakan tulang punggung, fasilitas kesehatan unit terbawah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Posyandu menjadi penyangga tingginya cakupan vaksinasi di Indonesia. Apalagi jika kader-kadernya rajin menjemput ke rumah-rumah warga untuk memastikan bahwa setiap anak di daerahnya sudah mendapatkan vaksinasi.
****
Pada awal bulan September 2022, seorang tetangga membagikan sebuah tautan yang berisi informasi bahwa Aeon Mall BSD bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang akan mengadakan kegiatan imunisasi dengan jenis imunisasi Campak Rubella (9-59 bulan) dan Imunisasi Kejar (9-59 bulan).
Imunisasi untuk anak yang dilakukan di Mall? Pada hari sabtu dan minggu? Wow, aku betul-betul bersorak di dalam hati dengan terobosan yang dilakukan pemerintah daerah sini. Kapan lagi bisa nge-vaksin anak bareng sama ayahnya sambil jalan-jalan di pusat perbelanjaan? Sambil belanja, sambil makan siang, sambil main, eh sambil vaksin juga. Ibarat kata, dua tiga pulau terlampaui.
Sesungguhnya 2 imunisasi itu sudah dilakukan di sekolah-sekolah. Kalau enggak salah sih, di sekolah dasar si abang juga ada, di TK si teteh juga ada namun waktu itu infonya belum sampai. Jadilah aku dengan semangat membara ngajakin anak-anak untuk ngemall sambil imunisasi.
Para petugas keamanan Mall menyapa ramah keluarga yang membawa anak-anaknya untuk imusisasi di ruangan yang sudah ditentukan. Petugas tersebut mengarahkan orang tua untuk duduk di tempat yang disediakan dan memberi tahu untuk menyiapkan berkas yang dibutuhkan.
Aku dan si bungsu duduk manis sambil memperhatikan para petugas kesehatan bekerja dengan efisien. Ada yang bertugas mencatat administrasi, ada yang menyuntik, ada pula yang berjaga di dekat pintu keluar. Beberapa anak yang mendapat antrian di depan kami mulai dipanggil satu per satu.
Aku berani bilang kalau imunisasi anak di Mall itu asyik banget. Pertama, tempat tunggunya nyaman dan teratur. Kedua, dimudahkan banget proses administrasinya. Jadi aku lupa bawa fotokopi KK, tapi ternyata enggak masalah selama aku bawa KIA anak-anak. Semua tetap diproses dengan sangat baik. Ketiga, setelah disuntik anak dapet hadiah berupa buku dan voucher belanja. Sebetulnya ada hadiah balon juga sih cuma waktu itu sudah kehabisan.
Kerennya lagi, setelah vaksinasi selesai dilakukan, catatannya secara otomatis masuk ke aplikasi Peduli Lindungi! Well, sekarang aplikasi itu bernama Satu Sehat ya gaes. Ini salah satu hal positif banget yang aku dapatkan dari momen BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) loh. Bahwa ternyata, pencatatan vaksin dari pemerintah mulai terintegrasi secara digital.
Si bungsu sebelumnya sempat ketakutan saat gilirannya tiba. Untung saja aku datang bersama suami sehingga dia lebih tenang karena kedua orang tuanya hadir menemani. Selesai penyuntikan dan menerima hadiah, si bungsu begitu sumringah bahkan sampai nyeletuk,
“Kita nanti vaksin lagi ya mah!” wkwkwkwk aku ngikik. Karena tempat yang nyaman dan dapat hadiah, disuntuk vaksin jadi bukan sesuatu yang menakutkan lagi untuknya.
Orang Tua dan Vaksinasi
Sejak hamil dan menjadi seorang ibu, vaksinasi menjadi sesuatu yang dekat denganku dan suami. Bahkan waktu aku masih tinggal di sebuah kota kecil bernama Tulungagung yang ada di Provinsi Jawa Timur, ibu bidan dan dokter spesialis anak yang kami datangi tak pernah berhenti mengingatkan jadwal imunisasi anak pertama kami.
Aku bersyukur punya suami yang mendukung sampai rela ijin kantor untuk mengantarku dan anak ke Rumah Sakit ataupun bidan. Belum lagi masalah biaya yang harus dikeluarkan. Suami gak pernah mengeluhkan hal itu karena tahu vaksinasi itu penting buat kesehatan anak.
Buatku pribadi, vaksinasi adalah bentuk cinta orang tua ke anak. Sehingga apapun yang terjadi, gimanapun kondisinya, kami selalu mengusahakan anak-anak mendapatkan haknya untuk terlindungi dari berbagai macam penyakit.
Aku tahu, vaksinasi memang tidak sepenuhnya membuat anak kebal terhadap penyakit. Tapi setidaknya ketika mereka terpapar penyakit tertentu, efeknya tidak begitu parah. Aku pernah menuliskannya di FB. Bisa dibaca di bawah.
Campak itu penyakit yang enggak main-main loh. Gejalanya berat dan bahkan bisa menimbulkan kematian. Lihat anak sakit aja hatiku terpotek-potek pengen menggantikan, apalagi kalau sampai anak meninggal. Bakal mati rasa dan kehilangan semangat hidup deh rasanya.
Makannya, melalui tulisan ini aku ingin kembali mengingatkan kalau pada detik kita menjadi orang tua, kewajiban untuk memberikan vaksin pada anak kita pun muncul juga. Jangan sampai lupa.
Tantangan Vaksinasi Saat Ini
Sudah masuk tahun 2023 tapi tantangan program vaksinasi di Indonesia kayaknya masih tetap banyak. Sebagai kaum akar rumput, yang paling aku rasakan sih karena serangan para anti-vaksin dan minimnya akses menuju fasilitas kesehatan.
Berbagai narasi yang dibangun golongan anti-vaksin ini mengerikan sih. Mulai dari masalah halal-haram, menyebabkan kematian, menyebabkan sakit, bahkan sampai narasi aneh-aneh yang kocak dan berujung jualan produk-produk tertentu. Wkwkwkwk, nyebelin.
Orang-orang yang belum teredukasi dengan baik biasanya yang paling banyak terseret menjadi anti vaksin dan ini menyedihkan. Kenapa? Karena kekebalan kelompok jadi tidak terbentuk dan akhirnya penyakit-penyakit luar biasa yang dulunya sudah musnah jadi muncul lagi.
Pada bulan November 2022 yang lalu ditemukan 1 kasus Polio yang diidap seorang anak di Kabupaten Pidie, Provinsi Nangaroe Aceh Darusalam. Setelah diinvestigasi, tidak ada riwayat perjalanan dan juga tidak ada catatan pernah divaksin sama sekali.
Efeknya?
Anak tersebut mengidap Virus Polio Tipe 2 dan Sabin Tipe 3 yang menyebabkan pengecilan pada otot paha dan betis kiri. Kebayang dong betapa sedih hati orangtuanya karena si anak menjadi tidak bisa berjalan lagi dengan normal. Masa depannya untuk bisa hidup dengan tubuh dan pikiran yang sehat terancam.
Hingga saat ini, penyakit polio belum ditemukan obatnya. Namun, penyakit tersebut bisa dicegah dengan melaksanakan vaksinasi polio yang diberikan sebagai berikut :
- Vaksin Polio Tetes (OPV) diberikan empat kali pada usia satu, dua, tiga, dan empat bulan
- Vaksin Polio Suntik (IPV) diberikan satu kali pada usia empat bulan.
Vaksin Polio sudah disediakan secara gratis oleh pemerintah. Tugas kita hanya membawa anak menuju fasilitas kesehatan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Untuk orang tua yang tinggal di kota-kota besar, rasanya ini bukanlah hal sulit.
Imunisasi Rutin Lengkap
Pada momen Pekan Imunisasi Dunia, Kementrian Kesehatan merilis daftar imunisasi rutin lengkap terbaru yang disediakan oleh pemerintah dan bisa menjadi rujukan para orang tua ketika hendak melakukan vaksinasi pada anaknya.
Jadi, pada usia 0-24 bulan vaksinasi yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosis, polio, difteri, batuk rejan, hepatitis B, meningitis, pneumonia, serta campak. Semuanya merupakan penyakit berat yang dapat merusak fungsi tubuh dan bahkan kematian.
Sedangkan di usia sekolah dasar/MI sederajat vaksinasi yang diberikan pemerintah bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit campak dan rubela, tetanus, difteri, radang paru, radang selaput otak, radang telinga, diare berat, serta kanker leher rahim. Fyi aja nih, untuk HPV harga vaksinnya bisa jutaan, tapi sekarang sudah digratiskan untuk anak perempuan.
Imunisasi Mudah & Aman
Sekarang, anak pertamaku berusia 10 tahun, yang kedua 6 tahun (TK B), dan yang terakhir 5 tahun (TK A). Berbeda dengan situasi dan kondisi mereka saat bayi dulu dimana aku yang harus menggotong mereka ke fasilitas kesehatan. Saat ini, fasilitas kesehatanlah yang justru melakukan jemput bola ke sekolah dan melakukan penyuntikan secara langsung.
Sejak awal aku memiliki keyakinan yang kuat terhadap vaksin. Well, enggak kemudian aku mengagungkan vaksin ya, keyakinan paling kuat tetap kepada Allah SWT dong. Bagiku, vaksinasi adalah salah satu ikhtiar terbaik untuk menjaga anak-anak yang merupakan titipan-Nya.
Rasanya, enggak mungkin vaksin dibuat asal-asalan. Pembuatan sebuah vaksin memiliki jalan panjang dan berliku. Harus melalui tes ini dan tes itu hingga produk yang tercipta betul-betul aman dan efektif. Vaksin Covid deh sebagai contoh, terbukti bisa mengatasi pandemi kan?
Makannya, yuk vaksinasi anak sekarang juga. Jangan pakai ragu-ragu lagi!