Assallammuallaikum, it’s been a very looooooonggggg time since the last time I write for this lovely blog. Alhamdulillah, kali ini saya diwajibkan menulis dalam rangka menyelesaikan tugas di Matrikulasi Ibu-Ibu Profesional Batch 4. Apaan sih MIIP Itu? versi singkatnya sih, kuliah untuk menjadi seorang ibu yang profesinal dan oke punya gitu loh. untuk versi lengkapnya monggo googling sendiri njih .
Baiklah, setelah tahap perkenalan di grup WA IIP Tangsel, materi pertama digulirkan, tanya-jawab dilaksanakan , tugas disampaikan dan saatnya menyelesaikan. Materi yang pertama banget disampaikan adalah tentang ADAB MENUNTUT ILMU.
I’m trying my best to finish my homework, cekidooottt!
Dalam materi “ADAB MENUNTUT ILMU” kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
“Experiencing, writing and sharing” itu adalah bagaimana saya menyebut jurusan ilmu yang ingin saya tekuni di universitas kehidupan. Sejujurnya, saya suka sekali menulis. Menulis tentang segala hal, terutama hal-hal yang saya alami sendiri.
2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
Kenapa ingin menulis dan berbagi tulisan? Hmmm…kalau dipikirkan lagi, sejarahnya panjang. Saya menikah muda, di usia 22 tahun dan menjadi ibu masih di tahun yang sama. Saat itu, teman-teman saya baru saja lulus, mendapat pekerjaan dan bersenang-senang sedangkan saya saat itu justru harus bergulat dengan popok, mengatur strategi membagi waktu, beramah tamah dengan tetangga dan seabrek hal-hal lainnya yang jauh dari kata keren. Jujur, terasa sekali shocknya saat awal menjadi Ibu Rumah Tangga.
Menjadi ibu rumah tangga di zaman ini pun sungguh berat, terutama karena banyak sesama IRT yang tidak merasa bangga dengan profesi mereka. Label menjadi IRT itu membosankan, tidak berguna, tidak menghasilkan dan gak gaul karena terkungkung di dalam kotak bernama rumah sepertinya sudah menempel begitu erat. Saya sedih dan prihatin. Bagaimana mungkin profesi IRT yang mulia ini akan dihargai kalau tidak dimulai dari kita sendiri yang menghargainya? betul kan?
Bohong kalau misal saya tidak pernah mengalami apa yang disebut dengan zaman kegelapan, dimana saya betul-betul merasa terpuruk dan kesepian. Alhamdulillah, dengan keinginan yang kuat serta dukungan dari suami makin kesini saya merasa bersyukur memilih menjadi IRT. I know every milestone of my son and daughter, itu yang pertama. Kedua, I know how to deal with “kebosanan di rumah”. Sebagai contoh, saya bisa membaca buku kesukaan saya jika anak2 terlelap, memasak, membuat kue atau camilan, membagikannya ke tetangga, jalan-jalan, ngintilin suami dinas, ikut halaqah, ikut senam, ikut forum ini-itu, you can name it.
Saya menyadari kalau saya adalah termasuk istri yang beruntung karena bisa menemukan banyak kegiatan yang tetap membuat sibuk dan merasa berharga di tengah keluarga ataupun lingkungan. Saya berusaha untuk qana’ah dengan penghasilan suami, mencoba untuk bersyukur karena tidak sepeti perempuan lain yang juga harus ikut bekerja keras mengumpulkan rupiah. Bisa melakukan apa yang kita inginkan. Inilah kemewahan yang di dapat ibu rumah tangga.
Pengalaman merantau, tinggal berpindah-pindah, anak yang sakit, tetangga yang menyebalkan, resep kue yang enak dan masih banyak lagi merupakan hal-hal yang saya dapatkan selama menjadi ibu rumah tangga. Saya merasakan betul transformasi dari anak gadis, menjadi istri kemudian menjadi ibu. Dimana setiap sesi perubahan itu prosesnya sungguh menakjubkan. Karena itulah, saya ingin menulis. Menulis dan menyebarkannya. Agar para ibu yang merasa rendah diri dapat kembali menemukan kepercayaan dirinya dan merasa yakin bahwa menjadi IRT adalah pilihan paling oke oce, muehehehe.
saya ingin agar orang lain juga dapat melihat bahwa kehidupan ibu rumah tangga itu sungguh penuh dengan lika-liku yang menarik, jauh dari kata “membosankan” yang begitu sering digaungkan.
Alasan kuat yang lain adalah karena menulis itu akan menghasilkan sebuah karya yang abadi. Saya ingin anak-cucu kelak dapat mengenal leluhurnya dari karya-karya yang dihasilkan. Kehidupan itu hanya sementara kawan, tapi tulisan tidak 😀
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang anda rencanakan di bidang tersebut?
Strategi saya adalah mencari ilmu dan pengalaman baru sebanyak-banyaknya. salah satunya adalah dengan mengikuti MIIP agar hal-hal yang saya tulis dan bagi nantinya akan menjadi lebih bermanfaat.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Setelah mendapatkan materi tentang adab menuntut ilmu ini, saya merasa harus melakukan berbagai perubahan seperti : tidak menunda pekerjaan, bersegera dan menyimak saat berada dalam forum diskusi, lebih aware dan teliti dengan detail, menghargai pendapat dan pengalaman orang lain, tidak sembarangan menulis yang bisa menyakiti pihak lain, menuliskan sumber serta mengubah mindset untuk meluruskan niat. Bahwasanya menulis itu hanya sebagai bentuk kenikmatan yang bisa dibagi, bukan hanya mengejar like atau menang lomba.
Nah, demikianlah jawaban saya atas tugas yang diberikan oleh tim MIIP. Atas kurang dan lebihnya saya memohon maaf. salam sayang :*