Karena menjadi lifestyle blogger itu paling aman , terutama saat idenya udah buntu
– Madam A –
Sebagai seorang newbie di dunia perbloggeran, sejujurnya saya tidak memiliki tema khusus saat menulis. Apalagi dulu saya masih berpikir bahwa blog itu ya cuma semacam platform untuk menulis curahan hati Marimar yang tak pernah tersampaikan pada Ferguso. Semacam diari online gitu. Nah, setelah beberapa bulan kecemplung di dunia ini, barulah saya sadar kalau blog bisa menjadi sumber informasi yang mumpuni.
Baca juga : https://ayunafamily.com/ngeblog-perjuangan-melawan-stereotype-ibu-rumah-tangga/
Terkait dengan kapasitas saya sebagai orang baru, jujur saya merasa tidak pantas untuk ngomongin niche blog. Selain itu, saya pun belum paham niche itu dibaca nice (bahasaindonesia) atau nais. Tolonglah teman-teman yang merasa level bahasa Inggrisnya sudah sampai nirwana kasih tahu dong pengucapan niche yang benar itu seperti apa. Biar saya enggak hina-hina banget gitu kalau mau sok-sokan jelasin tentang hal ini ke penggemar. *disambit batu*
APA ITU NICHE BLOG ?
Duh, apa ya artinya. Kalau menurut Madam, Niche blog adalah jenis blog bila dilihat dari konten yang berada di dalamnya.
Kalau isi dari blog tersebut bahasannya tentang anak biasanya sih niche-nya Parenting. Misal saat kita baca isinya kok si penulis kayak jalan-jalan mulu berarti niche-nya Traveling. Terus kalau isinya kok bahas tentang hubungan suami-istri mulu dan banyak kata-kata xxx bertebaran maka kamu harus hati-hati, jangan-jangan itu situs porno. Iyuuuuhhhhh!!
Nah, buat teman-teman yang sering mampir ke sini pasti merasa heran karena saya kok kayaknya tidak membahas sesuatu yang spesifik. Semua hal saya tulis, mulai dari kehidupan pasutri, parenting, traveling, buku, kesehatan, pokoknya sampai segala macam deh. Campur aduk persis kayak gado-gado. Ini yang disebut dengan Lisestyle Blogger Jadi, enggak ada niche khusus. Semua dibabat habis kayak sapu jagadh.
Maklum, namanya juga masih amateur. Please, jangan bandingkan akikah sama para mastah yang udah bisa memelihara 2 sampai 3 blog sekaligus dengan niche yang berbeda. Kan eyke jadi minder, wkwk.
Lalu, pertanyaan yang muncul kemudian di benak para blogger pemula adalah : penting enggak sih memiliki niche khusus supaya kita punya tema yang tetap tiap kali menulis?
Penting enggak penting sih ya, tergantung nawaitu tiap orang saat memulai ngeblog saya rasa. Mau menjadi khusus atau open relationship.
Tapi ya enggak apa-apa, toh tidak ada aturan baku yang membahas tentang hal ini. Menjadi lisestyle blogger sama baiknya dengan menjadi travel blogger. Sah-sah aja, semua punya kesempatan untuk masuk ke surga yang sama *loh?
Cuman ya memang ada kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Dari segi personal branding hal ini tentu menguntungkan. Teman-teman dengan blog yang spesifik biasanya lebih mudah dikenal dan diingat sih.
LIMA ALASAN KENAPA SAYA MENJADI LIFESTYLE BLOGGER
Kondisi
Sebagai ibu dengan 3 anak yang masih kecil-kecil kayak piyik, saya cukup sadar diri dengan terbatasnya waktu serta kesempatan yang saya miliki. Kebayang berapa waktu yang saya butuhkan untuk membaca buku-buku tertentu jikalau saya ingin membahas sesuatu secara mendalam. Nek misale anakku mengko ra kopen mergo aku ra fokus njut piye?
Suka menulis cerita sehari-hari
Saya tuh seneng menulis tentang segala hal yang terjadi di sekitar saya. Apalagi saat ini sedang mendalami ilmu parenting ataupun montessori. Kadang suka baca buku atau denger kajian dari para expert terus praktekin di rumah. Hasil dari praktek inilah yang kemudian saya angkat menjadi tulisan.
Ingin menguji diri sendiri dengan menulis topik yang tidak biasa
Jadi gini loh wahai pembaca yang budiman. Saya itu sebenernya suka banget traveling. Tapi apalah daya, setelah berkeluarga ada pos-pos keuangan yang sudah jelas peruntukannya. Popok dan susu terasa lebih penting dibanding tiket buat jalan-jalan ke Malang misalnya. Saya enggak mungkin dong memaksakan diri untuk tetap jalan-jalan. Sedih sih, tapi mau gimana lagi.
Menjadi lifestyle blogger membuat kesedihan saya berkurang sedikit. Saya tetap bisa menulis konten tentang traveling, walaupun hanya sesekali. Lumayan kan, daripada lu manyun.
Lebih mudah menerima penawaran content placement
Ini salah satu kelebihan jadi lifestyle blogger yang disukai banyak orang. Termasuk saya, HAHAHAHA!
Tapi kalau saya pribadi tetap aja enggak asal terima sih. Kalau memang bukan bidang yang dikuasai semacam otomatif atau finance, I better say no. Bukan kenapa-kenapa, sesuatu yang dipaksakan itu kadang hasilnya enggak bagus je.
Pokoknya, yang penting membiasakan diri untuk nulis dulu
Dengan menjadi seorang lifestyle blogger, saya menjadi realistis. Ha gimana, untuk bisa disiplin nulis dua kali dalam seminggu aja saya harus jungkir-balik-gemah-ripah-loh-jinawi ngelakuinnya. Kayaknya kok terlalu muluk untuk benar-benar fokus menulis sesuatu yang spesifik banget secara terus-menerus.
Bukan berarti hal tersebut enggak baik, hanya saja effortnya cukup besar. Karena sekali lagi, keluarga masih menjadi prioritas. Jadi, standarnya saya turunkan terlebih dahulu biar enggak terlalu kuciwa.
Saat awal ngeblog saya berjuang untuk bisa menulis seminggu sekali. Setelah hal tersebut sukses, intensitasnya saya tambah menjadi seminggu dua kali. Syukur-syukur bisa seminggu tiga kali. Pelan, kayak siput memang. But i’m trying to build my habbit in the middle of family life.
Pernah saya ngoyo banget untuk bikin tiga tulisan dalam seminggu, ternyata kasihan eui anak-anak, hiks. Selain itu, Yusuf juga jadi terabaikan. Susah kalau begini, makannya kalau untuk saat ini seminggu dua kali adalah jumlah yang pas.
JADI, MAU PILIH NICHE YANG MANA?
Oke deh, dari pemaparan absurd saya di atas, kira-kira kalau kalian jadi blogger, mau jadi blogger dengan tema apa nih?
Apapun itu, yang penting tetap semangat untuk nulis yah!
6 Komentar. Leave new
Wah mba hebat bisa nulis rutin seminggu 2x..
Saya sebulan sekali pun belum tentu, jadi rasanya belum pantas disebut sbg seorang blogger :))
Lifestyle blogger memang lebih fleksibel ya, semua hal bisa dibahas.
TFS ya mba, salam kenal.
Salam kenal juga mbak yulie. Ceritanya memaksa diri untuk melawan rasa malas dan rendah diri mbak. ayo semangat!
Selama ini selalu merasa niche blog saya itu food, selau PD jadi food blogger. Belakangan, kok ya posting makanannya mulai menurun. Apa mending jadi lifestyle blogger aja ya biar bebas berekspresi? Haha. Salam kenal mbak!
Waahh, udah hobi masak ya mbak. Kalau memang sudah menemukan niche yang sesuai passion saranku jalan terus mbak. Bikin satu lagi aja blog untuk nulis selain food, sayang soalnya. hehe
wah aku suaknya apa ayng aku suka, kalau dg teman tertentu kayaknay suka buntu apa algi yg hrs ditulis
Iya mbak, makannya yang paling penting adalah suka menulis dulu. kalau udah konsisten baru deh naik kelas