Rania lupa kapan saat pertama kali melihatnya. Yang dia ingat, saat itu dirinya sedang berlari terburu-buru mengejar gerbang sekolah yang akan segera ditutup. Rania terlalu sibuk melihat jam di tangannya sehingga saat kakinya tersandung sebuah batu cukup besar, dia tak sadar.
“Aaaarrgggghhhhh!!!” Jeritnya kaget ketika merasa tubuhnya melambung ke atas. Namun, dengan cekatan gadis itu mengubah momentum dan melakukan roll deepan. Kepala ditelengkupkan, tangannya memeluk lutut dan berputar.
Orang-orang yang berada di tempat kejadian menatap takjub. Waktu serasa berhenti saat Rania terduduk, bajunya kotor, rambutnya berantakan. Menyaksikan pemandangan itu orang-orang bertepuk tangan, beberapa siswa lelaki bersiul. Rania tertunduk malu.
Lalu tiba-tiba saja sebuah tangan terulur di depan wajah, membantunya berdiri. Rania mengamitnya, sambil menunduk dia menepuk-nepuk roknya yang kotor terkena debu dan tanah.
“Terima ka…” Kata-kata Rania terpotong saat menengadah dan menemukan sepasang mata yang luar biasa hitam dan teduh, bulu mata tebal dengan lengkungan sempurna serta bibir tipis yang kini tampak geli. Sadar dengan keterpanaannya, Rania berdehem.
“Terima…kasih…” Katanya canggung.
Lelaki di hadapannya tersenyum, namun tak membalas ucapan Rania. Tanpa kata, lelaki itu menunjuk rok Rania, ada robekan yang cukup besar disitu.
“Oh shit!” Rutuknya, dengan malu Rania langsung merapatkan kedua kaki serta roknya.
Ketika menengadahkan kepalanya lagi, lelaki itu sudah berlalu. Rania hanya bisa melihat punggungnya. Dia tertegun saat tahu bahwa lelaki itu masuk ke dalam gerbang Sekolah Luar Biasa. Lelaki itu…cacat…
#onedayonepost #cerbung #aarrggg #kacrut