Teringat beberapa percakapan dengan si empok saat awal-awal saya mempunyai anak dua ekor. Ketika itu, mungkin saya tampak kelelahan dan kusut walaupun toidak mengeluarkan keluhan apapun, wll at least, mencoba untuk tidak mengucapkan kalimat keluhan.
“Mbak mah masih gampang nih, si kakak nangis adiknya diem, si adik nangis kakaknya diem. Belum pernah kan dua2nya nangis?” Katanya. Sebuah pernyataan, bukan pertanyaan,
Itu beberapa waktu yang lalu.
Belum juga memori percakapan itu hilang dari ingatan, eh sekarang kejadian. Huahahaha.
Si adiki lagi rasa rewel entah kenapa, sehingga meminta perhatian full untuk disusuin dan digendong-gendong. Eeeeh, ndelalah si kakak ikutan masuk kamar nuntut ini itu, and as ussually “sakdek saknyek” kudu saat ini juga. Ditolak baik-baik malah mewek, narik-narik. Alhasil jadilah dua-duanya mewek.
Masya Allah, seandainya badan bisa dibelah dua, saya membelah diri saat itu juga deh.
hiks hiks hiks, perjalanan masih panjang ternyata. semangat! semangat!