Semua pasi setuju kalau pergi jalan-jalan sama bayi atau toddler tuh bawaannya pasti segambreng alias banyak buanget Ya Allah! Berasa kayak mau pindah rumah, padahal cuma ke Mall sebelah. Tapi ya gimana lagi, masa enggak bawa popok? Entar kalau pup gantinya gimana? Belum lagi bawa lap, sabun, dan tissuenya? Untung aja sekarang ada benda yang bermanfaat banget namanya Tas Asi Bayi.
Kok bisa namanya tas asi? Well, sebenernya bebas aja sih, karena tas ini ada juga yang menyebut Diaper Bag Bayi karena selain untuk menyimpan botol susu, alat perang per-ASI-an, muat juga untuk bawa ubo rampe toiletries. Aku sendiri punya Tas Asi GabaG yang sangat membantu untuk menyimpan ASIP ketika sedang tidak di rumah.
Cerita Menyusui Luna

Aku punya tiga orang anak dan tiga-tiganya punya cerita menyusui yang tidak mudah. Anak keduaku, Luna misalnya, tidak kususui saat hari pertama lahir ke dunia. Bukan karena tidak mau, tapi karena saat itu aku sakit keras. Aku kena DBD bertepatan dengan HPL.
Bayangkan, harus melahirkan di tengah demam tinggi dan angka trombosit yang terjun bebas. Dua tanganku diinfus, satu untuk infusan, satunya lagi untuk transfusi darah. Waktu itu, dokter sudah memberi tahu aku dan suami untuk pasrah apapun hasilnya. Tapi alhamdulillah, Luna lahir lewat proses normal.
Sayangnya, setelah melahirkan kondisiku tidak stabil. Aku pingsan dan langsung dimasukkan ke dalam ICU selama dua malam. Selama masa tidak sadarkan diri itu, aku tentu saja tidak bisa menyusui. Bahkan ketika akhirnya sadar dan kondisiku membaik lalu dipindah ke ruang rawat biasa. Ada obat-obat golongan keras yang harus diminum sehingga dokter melarang untuk memberikan ASI-ku ke anak.
Selama masa pengobatan, aku memang terus memompa ASI supaya tidak terjadi mastitis. Tapi semua ASI yang berhasil kukumpulkan harus dibuang saat itu juga. Sesek sih, tapi mau gimana lagi, daripada kenapa-kenapa kan?
Total aku dirawat di rumah sakit sekitar 8 hari, 7 hari setelah melahirkan trombositku terus naik angkanya sehingga dokter mengizinkan untuk pulang. Luna yang waktu itu masih dirawat di perina masih belum mendapatkan izin dokter untuk pulang. Jadilah aku pulang duluan sedangkan dia masih di sana. Jika teman-teman bertanya-tanya, jawabannya adalah aku masih belum menyusui dia.
Setelah pulang dan sampai di rumah, aku beristirahat. Sehari setelah itu, aku mendapat telepon dari RS yang menyatakan bahwa Luna aman untuk dibawa pulang oleh keluarga. Kami pun langsung menjemputnya. Malam kedua sepulang dari rumah sakit, aku merasa bahagia karena keluarga kecilku akhirnya berkumpul kembali.
Apalagi setelah aku bisa menyusui dia secara langsung, wuih terharu banget! Ini momen yang aku tunggu-tunggu soalnya. Bersyukur, Luna tidak bingung puting meskipun sejak awal kehidupan dia minum ASIP dari ibu lain menggunakan botol.
Tantangan Membawa Barang Keperluan Bayi
Setelah kehidupan kembali berjalan normal seperti biasa, suamiku cerita tentang pengalaman heroiknya menjadi Ayah ASI. Setiap pagi dia berangkat ke kantor, dan pulang sembari membawa ASIP milik temannya untuk Luna, karena aku tidak boleh menyusui.
Jadi, dia membawa tas asi dari kantor ke RS yang jaraknya cukup jauh. Belum lagi kalau ditelepon oleh perawat untuk membawa keperluan bayi, dia harus mampir ke toko lebih dulu untuk membeli popok, sabun, dan lain-lain.
Tas asi yang dipakai oleh suami adalah milik temannya. Berukuran kecil, hanya cukup untuk menenteng ASIP dalam kantong atau botol. Hal ini membuat dia jadi agak repot ketika harus membawa popok dan keperluan lainnya juga.
Aku yang mendengarkan cerita dia jadi merasa bangga sekaligus terharu. Alhamdulillah, setidaknya suamiku sangat bertanggung jawab pada asupan Luna. Seneng juga karena dia enggak malu bawa-bawa asi plus popok kemana-mana.
Cuman, kami jadi berpikir untuk memiliki tas asi sendiri, yang muat mengangkut berbagai barang.
Memilih Diaper Bag GabaG Nathan

Mencari tas asi yang sesuai keinginan tuh gampang-gampang susah sebetulnya. Menurutku, diaper bag itu benda investasi, setelah dibeli jangka waktu pemakaiannya cukup panjang, sampai anak-anak lepas popok. Jika sudah tidak dipakai, tas tersebut bisa disimpan untuk dipakai lagi jika kita mengalami kehamilan kembali.
So, aku sih nggak mau beli yang asal-asalan. Makannya, aku sangat merekomendasikan Diaper Bag GabaG Nathan ke ibu-ibu yang sedang mencari tas asi serbaguna. Kebetulan aku sendiri punya pengalaman pakai tas dari GabaG dan memang kualitasnya gak mengecewakan.
Nih, aku jembrengin spesifikasi Diaper Bag GabaG Nathan:
- Model Backpack sling double compartment
- Bahan umum Polyester & kulit vegan
- Tanpa print
- Garansi 6 bulan
- free 1 ice gel 500ml
Perlu diketahui kalau tas ini tuh 2in1 Bag, dimana 1 tas tmemiliki 2 fungsi . Satu sebagai tas diaper, dua sebagai cooler bag untuk menyimpan ASI. cooler bag. Terus apa kelebihan dari Diaper Bag GabaG Nathan?
- Kompartemennya besar, muat untuk menyimpan pompa ASI, apron, serta aneka printilan peralatan menyusui.
- Pada bagian cooler bag ada lapisan khusus thermal khas GabaG yang berfungsi menjaga suhu tetap dingin hingga 20 jam, hangat hingga 4 jam, dan anti bocor.
- Cooler bag bisa menampung 8 – 10 pcs kantong ASI ukuran 100 ml.

Btw, diaper bag dari GabaG ini desainnya cakep sih, enggak kelihatan kayak tas asi. Cara pakainya tuh bisa dengan dua gaya yaitu backpack dan sling bag. Ketika dipakai terlihat stylish dan elegan abis. Enggak usah khawatir kayak cewek ya karena ini tuh unisex, sehingga bisa dipakai untuk Ibu maupun Ayah.
Gimana Pengalaman Menyusui Kalian?
Nah, itu dia pengalaman menyusui anak keduaku. Banyak dramanya memang, tapi tetap menyenangkan dan tak terlupakan, hahaha. Aku yakin teman-teman juga punya perasaan yang sama, kita sebagai ibu enggak pernah bisa lupa pengalaman menyusui setiap anak kita.
Anyway, kalau dipikir-pikir lagi, sebetulnya diaper bag tuh bisa banget jadi hadiah untuk teman yang habis melahirkan loh. Fungsinya dapet banget, apalagi kalau yang dipilih Tas ASI GabaG Indonesia, bakalan tahan lama dan bikin si penerima bahagia. Setuju?